Pembelajaran Kontekstual, Kaitan Materi dengan Kehidupan

E-Belajar.id – Pembelajaran kontekstual, kita kenal juga dengan istilah Contextual Teaching and Learning (CTL). Membuat siswa menjadi lebih aktif sebab mereka berusaha mempelajari konsep sekaligus menerapkan dan mengaitkannya ke dunia nyata. Model pembelajaran ini merangsang otak untuk menyusun pola-pola yang akhirnya membentuk makna.

Sekarang, mari kita bahas bersama tentang pembelajaran kontekstual agar kita sebagai Guru bisa coba menerapkannya di kelas.

Apa Itu Pembelajaran Kontekstual?

Menurut Al-Tabany dalam Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresi, dan Kontekstual (2017), pembelajaran kontekstual adalah model pembelajaran yang membantu guru untuk mengaitkan materi pelajaran dengan situasi yang ada di dunia nyata, dan memotivasi siswanya untuk mencari tahu hubungan antara pengetahuan dan penerapannya.  Pembelajaran kontekstual memungkinkan siswa untuk memperkuat dan menerapkan pengetahuannya di dunia nyata. Prosesnya menekankan pada pemikiran kritis, pengumpulan, penganalisaan, serta penafsiran informasi dari berbagai sumber dan pandangan.

Jadi, pembelajaran tidak hanya fokus pada pemberian pengetahuan teoritis, tapi juga pada proses keterlibatannya untuk menemukan materi serta menghubungkannya dengan situasi di kehidupan nyata. Terus, bagaimana cara membedakan pembelajaran kontekstual dengan model pembelajaran lainnya? Nah, kita bisa melihatnya dari karakteristik yang ia miliki. Simak di bawah ini ya.

Karakteristik 

Dalam Pembelajaran Terpadu (2020), menyebutkan ada lima karakteristik penting dalam proses pembelajaran kontekstual, yaitu:

  • Pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada, artinya pengetahuan yang akan dan sudah kita pelajari saling berkaitan satu sama lain.
  • Kegiatan belajar mengajar bertujuan untuk memperoleh dan menambah pengetahuan baru.
  • Pengetahuan yang kita peroleh bukan untuk kita hafal, tapi untuk kita pahami dan kita yakini.
  • Pengetahuan dan pengalaman yang kita dapatkan harus kita terapkan dalam kehidupan nyata.
  • Adanya refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan sebagai umpan balik untuk proses perbaikan dan penyempurnaan.

7 Komponen Utama

Selain karakteristik, pembelajaran kontekstual melibatkan tujuh komponen utama yang harus kita kembangkan dalam proses penerapannya.

  1. Konstruktivisme

    Konstruktivisme merupakan landasan berpikir dalam pembelajaran kontekstual, di mana manusia membangun pengetahuan secara perlahan dan hasilnya mereka perluas melalui konteks yang terbatas. Karena itu, strategi dalam pembelajaran kontekstual lebih menekankan siswa untuk mencari sendiri pengetahuannya lewat keterlibatan aktif di kelas dan menemukan cara untuk menghubungkan konsep dengan kenyataan.

  1. Menemukan

    Proses menemukan adalah kegiatan inti dari pembelajaran kontekstual. Lewat proses ini, siswa akan mengetahui bahwa pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan lainnya bukan hanya hasil dari mengingat, tapi juga hasil dari menemukan sendiri.

  1. Bertanya

    Pada dasarnya, pengetahuan seseorang di mulai dari pertanyaan. Dalam penerapannya, kita harus memfasilitasi siswa untuk bertanya dan menggunakan pertanyaan yang kita berikan untuk mendorong peningkatan kualitas dan produktivitas pembelajaran.

    Kegiatan bertanya juga berguna untuk menggali informasi, mengecek pemahaman siswa, membangkitkan respon siswa terhadap pembelajaran, mengetahui sejauh mana keinginan siswa, memfokuskan perhatian, dan menyegarkan kembali pengetahuan yang sudah siswa miliki.

  1. Masyarakat Belajar

    Konsep masyarakat belajar artinya membiasakan siswa untuk mendapatkan pengetahuan melalui proses kerjasama dengan orang lain. Dengan berbagi pengalaman antar teman atau kelompok, siswa akan terbiasa untuk saling memberi dan menerima pendapat, gagasan, serta umpan balik.

  1. Pemodelan

    Dalam pembelajaran, perlu adanya model yang bisa para siswa tiru contohnya guru yang memodelkan langkah-langkah penggunaan neraca. Sebenarnya, model tidak hanya datang dari kita tapi bisa juga kita rancang dengan melibatkan siswa. Misalnya, minta seorang siswa untuk memodelkan sesuatu berdasarkan pengalaman yang ia ketahui.

  1. Refleksi

    Refleksi adalah cara berpikir ke belakang tentang apa yang sudah siswa lakukan, kerjakan, atau pelajari sebelumnya. Pada saat refleksi, siswa diberi kesempatan untuk mencerna, menimbang, membandingkan, menghayati, dan melakukan diskusi dengan dirinya sendiri. Dengan begitu, siswa bisa mengetahui sesuatu yang berguna bagi dirinya tentang apa yang baru mereka pelajari.

  1. Penilaian Sebenarnya

    Komponen terakhir dari pembelajaran kontekstual adalah penilaian yang berfungsi untuk mendapatkan informasi dari proses dan hasil pembelajaran. Lewat penilaian, kita bisa mengetahui kemajuan, kemunduran, dan kesulitan siswa dalam belajar, serta nantinya mempunyai kemudahan untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan proses belajar selanjutnya.

Setiap komponen di atas harus di kembangkan lewat pembelajaran yang lebih bermakna. Misalnya, arahkan siswa untuk menemukan sendiri pengetahuan barunya dengan mengembangkan rasa ingin tahu mereka melalui pertanyaan.

Supaya makin paham, berikut ini adalah strategi yang bisa dilakukan untuk menerapkan model pembelajaran kontekstual.

Strategi Pembelajaran Kontekstual

Secara sederhana, Hernowo dalam Rulviana dan Kadarwati (2020) menjelaskan langkah-langkah yang bisa kita lakukan untuk menerapkan pembelajaran kontekstual.

  1. Kaitkan setiap materi pelajaran dengan seorang tokoh terkenal yang berkaitan dengan mata pelajaran tersebut.
  2. Ceritakan riwayat hidup atau perjalanan tokoh dalam mencapai kesuksesan melalui ilmu yang dimilikinya.
  3. Berdasarkan pengalaman tokoh, tunjukkan ke siswa manfaat yang jelas mengenai ilmu yang sedang atau akan mereka pelajari.
  4. Upayakan agar ilmu-ilmu yang siswa pelajari bisa memotivasi mereka untuk menerapkannya di kehidupan sehari-hari, seperti tokoh yang diceritakan di awal.
  5. Berikan kebebasan pada siswa untuk menemukan cara belajarnya sendiri.
  6. Biarkan siswa mengekspresikan emosinya dengan bebas.
  7. Bimbing siswa untuk menggunakan emosi yang ada di setiap pembelajaran agar lebih bermakna.

Contoh Penerapan Pembelajaran Kontekstual

Berikut ini adalah contoh penerapan pembelajaran kontekstual dalam kelas yang mengutamakan pengalaman dan konteks nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Gunakan media koran sebagai sumber belajar. Mintalah siswa kita untuk membuat kliping gambar yang menunjukkan kondisi banjir di beberapa daerah. Secara berkelompok, ajak siswa untuk melakukan pengamatan yang bertujuan menjawab pertanyaan, “kenapa di lingkungan tersebut sering terjadi banjir?”. Di tahap ini, siswa berusaha untuk menemukan penyebab masalah, mengklasifikasikannya, dan mencari solusi dari permasalahan tersebut. Setelah semua data terkumpul, secara bergantian siswa akan mempresentasikan hasil pekerjaannya. Dalam sesi ini, kelompok atau siswa lain boleh memberikan pertanyaan atau tanggapan terkait hasil pengamatan yang temannya lakukan.

Dari contoh kegiatan di atas, siswa bisa mengenali penyebab-penyebab banjir yang mereka temui di berita koran serta merancang pemecahan masalahnya. Karena proses penemuan ilmu baru dilakukan secara mandiri, siswa akan lebih mudah memahami dan menerapkannya di kehidupan nyata. Setelah mengetahui lebih dalam tentang pembelajaran kontekstual, apakah Bapak dan Ibu Guru tertarik untuk menerapkannya di kelas?