E-Belajar.id – Halo Bapak dan Ibu Guru, di artikel ini kita akan membahas informasi seputar pendidikan yang sedang ramai banget orang-orang bicarakan. Betul, Kurikulum Merdeka.
Pada Jumat, 11 Februari 2022, Nadiem Makarim selaku Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud Ristek) telah meresmikan Kurikulum Merdeka yang bersifat fleksibel, berfokus pada materi mendasar dan pengembangan karakter, serta kompetensi siswa.
Saat peluncurannya, Mendikbud Ristek menyampaikan kalau Covid-19 memperparah kondisi pendidikan dengan learning loss dan meningkatnya kesenjangan pembelajaran. Karena itu, kurikulum ini pemerintah hadirkan sebagai salah satu upaya untuk memulihkan pembelajaran selama pandemi.
Adanya kurikulum ini mungkin memunculkan banyak pertanyaan bagi Bapak dan Ibu Guru, mulai dari cara penerapan, perbedaan, sampai bentuk pembelajarannya. Terlebih, kurikulum ini sebelumnya kita kenal dengan istilah Kurikulum Prototipe yang di nilai pergantiannya terlalu cepat.
Mengenal Kurikulum Merdeka
Dalam Buku Saku Tanya Jawab Kurikulum Merdeka oleh Kemendikbud (2022) telah mereka jelaskan bahwa Kurikulum Merdeka memiliki kegiatan yang pembelajaran beragam, dengan mengoptimalkan konten agar peserta didik mempunyai cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.
Bapak dan Ibu Guru mendapat keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar yang bisa kita sesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Dalam pelaksanaannya, pemerintah menyediakan beragam perangkat ajar serta pelatihan dan penyediaan sumber belajar guru, kepala sekolah, dan dinas pendidikan.
Perbedaan dengan Kurikulum 2013
Dengan adanya ini, sekolah tetap memiliki kebebasan untuk menentukan kurikulum mana yang akan di terapkan. Sekolah bisa memilih kurikulum dalam upaya pemulihan pembelajaran, yaitu:
- Satu, Kurikulum 2013 secara penuh
- Dua, Kurikulum Darurat, kurikulum 2013 yang di sederhanakan
- Tiga, Kurikulum Merdeka
Untuk lebih jelasnya, Bapak dan Ibu Guru bisa membandingkan perbedaannya dengan Kurikulum 2013 lewat gambar di bawah ini.
Kenapa Kurikulum Merdeka?
Adanya kesenjangan pendidikan antarwilayah dan kelompok sosial di Indonesia menyebabkan munculnya krisis pembelajaran. Di tambah lagi pandemi Covid-19 yang membuat kondisi pembelajaran semakin parah.
Nah, untuk mengatasi krisis itu, kita memerlukan perubahan sistematik yang salah satunya mewujudkannya lewat Kurikulum Merdeka. Struktur kurikulum ini fleksibel di mana jam pelajaran kita targetkan untuk kita penuhi dalam satu tahun dan capaian pembelajarannya fokus pada materi yang esensial sehingga siswa bisa belajar lebih mendalam.
Tidak hanya guru dan sekolah, siswa juga kita beri kebebasan dalam memilih mata pelajaran yang sesuai dengan keinginan dan bakat mereka. Pembelajaran kita arahkan untuk mengembangkan karakter siswa, di antaranya meliputi gotong royong, kemandirian, penalaran kritis, dan kreativitas.
Semua kegiatan dan program pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka mengarah pada Profil Pelajar Pancasila. Apakah Bapak dan Ibu Guru tahu apa yang dimaksud Pelajar Pancasila?
Profil Pelajar Pancasila dalam Kurikulum Merdeka
Sebenarnya, profil Pelajar Pancasila tidak hanya berlaku pada Kurikulum Merdeka saja tapi juga untuk satuan pendidikan yang menerapkan Kurikulum 2013.
Menurut Tunas Pancasila oleh Direktorat Sekolah Dasar Kemdikbud (2021), Pelajar Pancasila adalah perwujudan dari pelajar Indonesia yang sepanjang hayat mempunyai kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Profil Pelajar Pancasila sendiri artinya sebuah profil ideal pelajar Indonesia yang menunjukkan karakter dan kompetensi, serta di harapkan menguatkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam dirinya.
Dalam kurikulum baru ini, kegiatan pembelajaran kita arahkan pada penguatan profil Pelajar Pancasila. Siswa akan belajar melalui tema-tema tertentu yang menjadi prioritas pembelajaran setiap fasenya. Pendekatan pembelajarannya berbentuk projek di mana sasaran utamanya adalah mencapai dimensi profil Pelajar Pancasila.
Apakah sekolah Bapak dan Ibu Guru sudah siap untuk menggunakan kurikulum ini dalam proses pembelajaran?
Namun perlu kita ingat bahwa dalam upaya pemulihan pembelajaran tahun 2022 sampai 2024, Kurikulum Merdeka menjadi salah satu pilihan bagi semua satuan pendidikan. Jika memang sekolah Bapak dan Ibu Guru belum siap untuk menerapkannya, Kurikulum 2013 dan Kurikulum Darurat masih bisa kita gunakan.