Minat Belajar Siswa, Sangat Penting untuk Mengetahuinya!

E-Belajar.id – Tak bisa dimungkiri, rasanya susah-susah gampang ya, menumbuhkan minat belajar siswa. Apalagi, setiap siswa pasti punya minat berbeda-beda dalam proses pembelajaran. Baik untuk pengembangan dirinya sendiri, maupun belajar di sekolah.

Ngomong-ngomong soal minat, saya jadi teringat cerita teman saya yang selalu mendapat hadiah ketika ia berhasil mendapatkan nilai bagus. Nah, pemberian hadiah yang merupakan bentuk penerapan teori Belajar Behavioristik ini menjadi salah satu cara yang banyak orang tua lakukan untuk meningkatkan ketertarikan anaknya dalam belajar.

Sebetulnya, minat belajar memberikan motivasi yang kuat pada proses belajar siswa, mengarahkan mereka pada tujuan pembelajaran, dan membantu mencapai kesuksesan akademik.

Tidak hanya orang tua, kita sebagai guru juga berperan untuk menerapkan berbagai strategi yang bisa membangun minat belajar siswa, lho. Namun, memang menerapkannya tidaklah mudah. Tak jarang, kita menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan bagaimana cara agar siswa terdorong dan mempunyai ketertarikan dalam pembelajaran. Apakah Bapak dan Ibu Guru merasakan hal serupa?

Nah, sebab itu, agar proses pembelajaran di kelas semakin seru, mari kita berkenalan terlebih dahulu dengan minat belajar. Berikut penjelasannya.

Pengertian Minat Belajar Siswa

Menurut Slameto dalam Pengembangan Minat & Bakat Belajar Siswa (2022), minat adalah rasa kesukaan dan keterikatan terhadap sesuatu atau kegiatan tertentu, tanpa adanya permintaan dari siapapun.

Minat menjadi bagian yang penting dalam perkembangan belajar siswa. Mereka yang berminat terhadap materi tertentu pasti akan mempunyai kemampuan untuk lebih cepat dan mudah mempelajarinya. Dengan kata lain, minat belajar adalah dorongan dari dalam diri siswa untuk belajar, yang pada akhirnya menyebabkan perasaan senang, menguntungkan, dan mendatangkan keputusan dalam dirinya.

Misalnya, saat muncul dorongan dan perasaan menyenangkan selama mempelajari jenis-jenis bangun ruang, artinya seseorang punya minat belajar yang besar terhadap bidang Matematika. Ketertarikan inilah yang kemudian membuatnya mengambil keputusan untuk mendalami ilmu tersebut. Misalnya, dengan mengambil penjurusan kuliah atau bekerja di bidang yang berkaitan dengan Matematika.

Selain perasaan senang, ada indikator minat belajar siswa lainnya yang bisa Bapak dan Ibu Guru perhatikan, yaitu:

  1. Adanya perasaan senang terhadap proses pembelajaran.
  2. Adanya keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
  3. Munculnya kemauan untuk terus belajar.
  4. Adanya pemusatan perhatian dan pikiran terhadap proses pembelajaran.

Faktor yang Memengaruhi Minat Belajar Siswa

Ada banyak faktor yang terlibat dalam proses belajar siswa. Mungkin saja saat salah satu faktor itu hilang, minat belajar siswa pun akan berkurang.

Salah satu contohnya bisa kita ambil dari pengalaman teman saya sebelumnya. Ketika berhasil mendapat nilai yang baik, dia akan menerima hadiah dari orang tuanya. Otomatis, minat belajarnya semakin meningkat karena ingin mendapatkan hadiah lagi.

Sebaliknya, jika suatu hari teman saya mendapatkan nilai yang kurang maksimal, tidak ada hadiah yang ia dapat dan keinginannya untuk belajar pun bisa jadi menurun.

Dari contoh tersebut, kita bisa melihat bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa, di antaranya:

  1. Faktor internal, berasal dari dalam diri siswa yang sebabnya dari faktor fisiologis dan psikologis. Contohnya, konsentrasi, rasa takut, atau ketidakmampuan untuk memahami materi.
  2. Faktor eksternal, berasal dari luar diri siswa yang sebabnya dari faktor sosial dan non sosial. Contohnya, dukungan guru, masalah keluarga, atau keterbatasan sarana prasarana.

Setelah memahami pengertian minat dan hal yang mempengaruhinya, sekarang muncul pertanyaan lainnya seperti “seberapa penting guru meningkatkan minat belajar siswanya?”, “apa saja manfaat dari minat dalam proses belajar?”

Tenang, jawabannya akan kita bahas bersama di bawah ini, ya, Bapak dan Ibu Guru.

Hubungan Antara Minat dan Belajar

Adanya minat belajar secara positif mempengaruhi proses pembelajaran serta hasil belajar.

Kegiatan belajar bisa berhasil dan berjalan maksimal ketika siswa memusatkan perhatiannya untuk pelajaran, dan salah satu faktor yang memunculkan perhatian itu adalah minat.

Dukungan untuk mengembangkan minat memungkinkan siswa untuk menciptakan koneksi pribadi dengan pembelajaran mereka dan meningkatkan kinerjanya. Selain itu, siswa bisa mengembangkan pemahaman konseptual yang mengarahkannya untuk mengambil tujuan pembelajaran selanjutnya. Saat siswa mempunyai minat pada suatu materi yang harus dipelajari atau tugas yang harus diselesaikan, perhatian mereka akan terfokus, memiliki tujuan dan strategi pembelajaran, kepercayaan untuk menyelesaikannya, serta kemampuan untuk mengatur diri sendiri.

Melihat hubungan minat dan belajar yang berdampak positif pada proses pembelajaran siswa, guru harus mampu memelihara motivasi siswa, mengetahui kebutuhan mereka, serta berupaya untuk mengembangkan minat belajarnya.

Lalu, apa saja hal yang bisa kita lakukan untuk meningkatkannya?

Cara Meningkatkan Minat Belajar Siswa

Sebelum mengembangkannya, penting bagi kita untuk mengetahui dulu apa saja minat yang sebenarnya dimiliki siswa.

Kita bisa melakukan survei sederhana dengan memberikan angket minat belajar siswa. Angket ini berisi pertanyaan untuk mengetahui minat belajar mereka, cara yang bisa dilakukan untuk mengembangkannya, dan menemukan solusi untuk mengatasi permasalahan dari minat belajar tersebut. Selain dengan angket, cara lainnya untuk membangkitkan minat siswa adalah dengan menggunakan minat-minat yang sudah ada.

Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan informasi terkait hubungan antara materi yang akan dipelajari dengan pelajaran sebelumnya, menjelaskan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga muncul ketertarikan dalam diri siswa.

Manajemen Kelas, Bagaimana Cara Mengelolanya?

E-Belajar.id – Siapa bilang peran manajer itu hanya berlaku bagi orang-orang kantoran? Sepertinya nggak juga, ya. Buktinya, selama ini, Bapak dan Ibu Guru juga menjadi manajer di kelas. Ya, kan tugas kita bukan hanya mengajar, kita juga melakukan manajemen kelas. Yap, manajemen kelas menjadi salah satu cara untuk mengatur bagaimana kelas berjalan sesuai harapan. Tanpa adanya hal ini, kelancaran pembelajaran di kelas bisa terganggu.

Bayangkan saja nih, Bapak dan Ibu Guru. Sebuah kelas terdiri dari 40 siswa dengan karakteristik yang berbeda-beda. Sebagian dari mereka tentu ada yang tidak bisa tenang, sering usil, dan sulit kita atur. Setuju? Kalau kondisi itu kita biarkan, siswa yang benar-benar ingin belajar pastinya akan terganggu. Materi pelajaran pun tidak bisa tersampaikan dengan baik karena suasana kelas yang tidak kondusif.

Di sinilah tugas kita sebagai seorang manajer dalam kelas, yaitu merencanakan, mengelola, melaksanakan, dan menilai proses pembelajaran.

Pengertian Manajemen Kelas

Bapak dan Ibu Guru, kondisi kelas yang nyaman dan aman bisa mendukung keberhasilan pembelajaran siswa, lho. Apalagi kalau kita juga menantang pemikiran kritis siswa untuk terus belajar. Ini bisa memberikan kepuasan tersendiri untuk siswa.

Untuk mencapai kondisi tersebut, kita harus mempelajari dan melakukan berbagai pendekatan dalam manajemen kelas.

Buku Manajemen Kelas, Teori dan Aplikasi untuk Menciptakan Kelas yang Kondusif (2014) menyebutkan bahwa manajemen kelas adalah keterampilan yang dimiliki seorang guru sebagai seorang pemimpin. Kita juga berperan sebagai manajer dalam menciptakan kelas yang kondusif agar tujuan pembelajaran tercapai.

Sebagai pemimpin, kita adalah pemegang kendali dan pengambil keputusan selama melaksanakan pembelajaran di kelas. Sementara sebagai seorang manajer, kita bertugas untuk mengelola sarana kelas dan potensi siswa, serta memanfaatkan teknologi agar tercipta pembelajaran yang bermakna.

Dalam manajemen kelas, ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu:

1. Pengelolaan kelas

Pengelolaan kelas adalah kegiatan yang berhubungan dengan pengaturan kelas di mana pembelajaran berlangsung. Misalnya, pengadaan ventilasi, penataan tempat duduk siswa, penyediaan alat peraga pembelajaran, dan sebagainya.

2. Pengelolaan siswa

Pengelolaan siswa berkaitan dengan kegiatan pemberian stimulus yang bisa membangkitkan atau mempertahankan motivasi belajar mereka. Misalnya, dengan menggunakan permainan agar siswa berperan aktif dalam pembelajaran.

Dari pengertian di atas, kita bisa tahu ya, kalau manajemen kelas bertujuan untuk menciptakan kondisi kelas yang nyaman agar keberhasilan pembelajaran bisa tercapai.

Namun, ada tujuan lainnya, nih, Bapak dan Ibu Guru. Simak penjelasannya berikut ini.

Tujuan Manajemen Kelas

Pengelolaan kelas yang efektif menghasilkan kegiatan pembelajaran berjalan terarah, sehingga tujuan belajar yang telah kita tentukan bisa tercapai.

Secara lebih khusus, manajemen kelas bertujuan untuk:

  • memudahkan proses belajar bagi siswa sehingga mereka bisa meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
  • memahami kebutuhan siswa sehingga mereka bisa belajar dan bekerja sesuai dengan potensi dan kemampuannya.
  • membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya, dan sifat-sifat setiap individu.
  • membantu siswa agar terbiasa belajar secara tertib.
  • mengatasi masalah-masalah yang menjadi hambatan dalam kegiatan belajar mengajar.
  • menciptakan interaksi sosial yang baik dalam kelas.
  • mengelola berbagai fasilitas belajar di kelas.

Tujuan-tujuan di atas dapat kita capai jika kegiatan manajemen kelas kita laksanakan secara baik. Jadi, manajemen kelas bisa kita bilang berhasil ketika setiap siswa mampu untuk terus belajar dan melakukan pekerjaannya dengan waktu yang tepat.

Sebab itu, untuk mencapai keberhasilan manajemen kelas diperlukan pendekatan-pendekatan yang tepat. Apa saja pendekatan dalam manajemen kelas?

Baca JugaProblem Based Learning, Belajar Melalui Masalah

9 Pendekatan dalam Manajemen Kelas

Kemampuan kita untuk mengelola kelas termasuk dalam salah satu perwujudan kompetensi guru pedagogik. Di sini, keterampilan yang diperlukan adalah keterampilan memahami, memilih, dan menggunakan berbagai pendekatan dalam manajemen kelas.

Jadi, sebelum memulai mengelola kelas, Bapak dan Ibu Guru harus mengetahui dulu, pendekatan apa saja yang ada, manakah yang sesuai dengan kondisi kelas, serta bagaimana cara penerapannya.

1. Pendekatan kekuasaan

Kekuasaan di sini terwujud dari cara kita untuk mengatur siswa agar taat dan patuh terhadap norma atau peraturan yang berlaku di kelas. Dengan kata lain, kondisi kelas yang kondusif bisa terbentuk melalui upaya penegakan aturan, di mana siswa nantinya memiliki kedisiplinan diri.

2. Pendekatan kebebasan

Jika dalam pendekatan kekuasaan kita memiliki otoritas dalam mengatur siswa, sebaliknya di pendekatan ini kita hanya bertugas untuk membantu dan mengawasi mereka dalam kegiatan belajar.

Jadi, siswa diberi kebebasan untuk bergerak di dalam kelas berdasarkan batasan-batasan tertentu. Misalnya, siswa diperbolehkan melakukan apa saja di kelas selama tidak menyimpang atau melanggar peraturan yang sudah disepakati.

3. Pendekatan resep

Sesuai namanya, pendekatan resep memandang bahwa kelas bisa dikelola secara baik melalui pembuatan dan penerapan aturan kelas, seperti saat memasak yang membutuhkan bahan dan cara tertentu.

4. Pendekatan pengajaran

Pendekatan pengajaran berfokus pada pembentukan kelas yang kondusif melalui kegiatan mengajar itu sendiri. Karena itu, hal penting yang harus dilakukan adalah membuat perencanaan pengajaran dan melaksanakannya secara tepat di kelas.

5. Pendekatan perubahan perilaku

Dalam kelas, ada siswa dengan perilaku positif dan negatif. Karena itu, pendekatan ini berusaha untuk mengubah perilaku siswa yang negatif menjadi positif agar tercipta kondisi kelas yang kondusif.

6. Pendekatan sosio-emosional

Pendekatan sosio-emosional dapat dilakukan dengan cara menciptakan hubungan yang baik antara guru dan siswa. Sehingga, komunikasi dan interaksi yang positif menjadi hal penting dalam manajemen kelas.

7. Pendekatan kerja kelompok

Melalui pendekatan ini, pengelolaan kelas dilakukan dengan cara membagi siswa dalam beberapa kelompok. Selain tercipta komunikasi yang efektif, ikatan persahabatan antar siswa juga akan terbentuk.

8. Pendekatan ancaman

Ketika kondisi kelas benar-benar tidak bisa dikendalikan, pendekatan ancaman bisa kita gunakan secara wajar. Namun, jika Bapak dan Ibu Guru masih bisa mengelola kelas dengan pendekatan yang lain, sebaiknya penggunaan ancaman ini dihindari.

9. Pendekatan pluralistik

Pendekatan ini memungkinkan kita untuk memilih dan memadukan berbagai pendekatan manajemen kelas. Kita bisa menggabungkan kelebihan atau kekuatan dari setiap pendekatan untuk menciptakan kelas yang kondusif.

Setelah mengetahui pendekatan yang bisa digunakan, lantas bagaimana cara Bapak dan Ibu Guru untuk mulai mengelola kelas?

Baca JugaCharacter Building, Membentuk Karakter Siswa

Kegiatan Manajemen Kelas

Kegiatan manajemen berkaitan dengan perencanaan kondisi belajar mengajar yang tepat, pengaturan ruang belajar, dan pengelolaan interaksi pembelajaran. Sebab itu, beberapa program pembelajaran harus dilaksanakan untuk mencapai keberhasilan manajemen kelas tersebut.

Berikut adalah beberapa contoh kegiatan manajemen kelas yang bisa Bapak dan Ibu Guru lakukan.

  • Tidak ragu untuk menyapa siswa terlebih dahulu, sehingga memberikan rasa nyaman dan aman bagi siswa di kelas.
  • Membiasakan diri untuk berjabat tangan dengan siswa.
  • Melakukan komunikasi yang terbuka untuk menciptakan hubungan yang harmonis dengan siswa.
  • Melakukan evaluasi sederhana secara berkala untuk melihat sejauh mana penguasaan materi siswa dari pembelajaran sebelumnya.
  • Menghubungkan materi pelajaran dengan fakta yang ada di kehidupan nyata untuk menciptakan pembelajaran yang menarik dan menantang.
  • Mengajarkan keterampilan hidup dalam kegiatan belajar mengajar. Contohnya dalam tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), kemandirian bisa dilatih dengan praktik mengikat tali sepatu, menyiapkan bekal makan, atau membersihkan diri sendiri.

[gambar]

  • Menerapkan gaya mengajar yang bervariasi agar siswa tidak mudah bosan dan terus tertarik pada pelajaran.
  • Mengubah metode mengajar sesuai kebutuhan siswa dan kondisi kelas untuk mencegah munculnya gangguan belajar.
  • Menekankan siswa pada perilaku-perilaku yang positif.
  • Mengembangkan kedisiplinan dalam diri siswa.

Itulah beberapa contoh kegiatan untuk memulai manajemen kelas yang efektif. Apakah Bapak dan Ibu Guru sudah menerapkannya? Atau punya cara lainnya untuk mengelola kelas?

Tidak hanya untuk siswa, manajemen kelas juga membantu kita dalam mencapai tujuan pembelajaran. Karena, kondisi pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kondisi kelas yang kondusif, lingkungan belajar, dan perencanaan pengajarannya.

Sukses dalam Pendidikan, Inilah Langkah-Langkahnya

E-Belajar.id – Tiap sebelum tidur sudah membayangkan kesuksesan yang pingin kita raih, tapi giliran harus berusaha rasanya nggak seasyik ketika kita bayangkan. Mungkin bukannya nggak mau berusaha, tapi bingung apa yang sebenarnya harus kita lakukan agar Sukses.

Nah, kalau kamu masih bingung, artikel ini pas banget nih buat kamu. Karena, kali ini saya akan membagikan empat cara untuk sukses dalam pendidikan maupun masa depan.

Belajar Bagaimana Cara Sukses Belajar 

Belajar memang merupakan proses yang sangat penting dalam kehidupan, terutama kalau kita ingin memiliki keahlian di bidang tertentu. Dari hal-hal yang sederhana seperti bisa berjalan hingga berlari saja melalui proses belajar.

Mahatma Gandhi pun pernah memberikan nasihat supaya memanfaatkan waktu yang kita punya untuk belajar karena hidup nggak selamanya. Nasehat itu ia berikan melalui ungkapan di bawah ini.

Nah, untuk mendukung keberhasilan belajar kita, belajar cara belajar yang tepat buat kita juga perlu, lho. Ini nih yang orang-orang sering kelewatan. Pusing-pusing dulu mikirin banyaknya materi yang perlu kita pelajari tapi tidak mempersiapkan cara belajar efektif dan efisien. Alhasil, mungkin setelah beberapa hari udah lupa deh, yang kita pelajari.

Seperti yang di laporkan pada laman The New Zealand Curriculum Update (2012)belajar cara belajar itu penting banget supaya seseorang tidak bergantung pada orang lain untuk mendapatkan pembelajaran. Dengan mengetahui cara belajar terbaik kita, kita jadi bisa dengan proaktif mencari informasi dan media pembelajaran yang kita butuhkan.

Cara belajar sendiri ada bermacam-macam. Kita mungkin ingin coba baca-baca tentang model belajar mandiri supaya elo terbiasa untuk mengontrol diri sendiri dan lingkungan supaya tidak menghambat proses belajar.

Selain itu, mengutip laporan dari Rasmussen University, siswa itu bisa belajar melalui empat cara yang berbeda, Sobat Zenius. Bisa belajar melalui media visual seperti gambar dan video, melalui suara, pengalaman langsung, atau proses membaca dan menulis. Nah, kita bisa nih mengamati cara belajar kita yang paling baik melalui cara yang mana.

Kalau menurut kita satu cara kurang mantap, kita juga bisa kok mengkombinasikan beberapa cara dalam proses belajar kita.  Kalau kata seorang ilmuwan kognitif Amerika, Marvin Misky, “Kita nggak akan mengerti apapun sampai kita mempelajarinya melalui lebih dari satu cara.”

Disiplin Waktu 

Disiplin waktu ini berkaitan dengan manajemen waktu kita. Bagaimana kita membagi waktu dan mengalokasikan untuk belajar suatu hal atau pun bekerja. Nah, kalau sudah diatur waktunya yang kita lakukan adalah disiplin dalam menepatinya.

Berapa sih lama waktu belajar yang efektif? Menurut laporan Thoughtco (2019), lama waktu yang baik untuk satu sesi belajar adalah minimal satu jam. Tapi tergantung juga nih dengan banyaknya materi yang kita harus pelajari. Kalau satu jam kurang kita bisa buat beberapa sesi dengan menyelipkan waktu istirahat diantara setiap sesinya.

Aduh tapi gue orangnya suka menunda pekerjaan dan kalau belajar atau kerja nggak kuat lama-lama. Tenang, kita bisa banget menggunakan teknik belajar Pomodoro, sebuah teknik mengatur waktu belajar dengan timer yang dilengkapi waktu istirahat sekaligus dapat memperkuat tekad belajar elo (Francesco Cirillo, 2018).

Tidak Takut Gagal

Seperti yang dilaporkan oleh Verywell Mind (2021), rasa takut akan kegagalan atau atychiphobia, biasanya muncul sebagai respon terhadap suatu situasi atau karena sifat perfeksionis diri.

Nah, salah satu tanda dari rasa takut adalah sikap yang cenderung menghindar. Jadi, itu kenapa kalau kita takut gagal juara mungkin kita malah jadi milih nggak ikut lombanya sekalian.

Dalam mengejar kesuksesan, baik itu dalam dunia pendidikan atau karier, jangan sampe nih rasa takut kita menggagalkan impian elo. Bahkan Jerome Polin, YouTuber Indonesia yang masuk dalam daftar Forbes 30 Under 30 2021 juga pernah mengalami kegagalan.

Untuk menangani rasa takut, kita bisa meningkatkan keberanian kita. Menurut laporan dari The Atlantic, kita bisa meningkatkan keberanian dengan fokus pada apa yang ada pada masa kini saja, dan mensimulasikan sesuatu sebelum benar-benar harus melakukannya.

Purpose Driven Bukan Hanya Profit Driven 

Purpose driven artinya dorongan yang kita miliki untuk melakukan sesuatu adalah suatu tujuan kita pribadi. Sedangkan kalau profit driven, keuntungan atau uanglah yang memberikan kita dorongan.

Nah, kalau membahas tentang dorongan untuk melakukan sesuatu kita akan mengarah ke yang namanya motivasi. Seperti yang dilaporkan oleh Verywell Mind (2020), kalau kita masih mendasarkan apa yang kita lakukan pada keuntungan yang bisa kita dapatkan dari dunia luar, seperti uang, itu artinya motivasi kita bukan dari motivasi internal tapi motivasi atau imbalan eksternal.

Menurut penelitian motivasi intrinsik ini dapat menjadi prediksi untuk kualitas kerja yang lebih baik lho. Dengan motivasi intrinsik, semangat kita pun akan lebih kuat karena seperti yang dilansir oleh Forbes (2018), memiliki purpose atau tujuan berarti kita siap menenggelamkan diri kita dalam tujuan itu. Dari mewujudkan tujuan itu, kita pun akan mendapatkan kepuasan tersendiri.

Menuju Sukses Di Masa Depan

Nah, itu tadi 4 langkah menuju sukses yang bisa saya bagikan. Keempat langkah atau cara tersebut bisa kita terapkan baik dalam dunia pendidikan ataupun karir supaya dapat meraih kesuksesan.

Dan, jangan lupa untuk mengambil tidakan untuk menerapkan segala hal yang sudah kita pelajari dan persiapkan karena seperti kata Johann Wolfgang Von Goethe, seorang sastrawan Jerman yang terkenal, “Pada akhirnya, apa yang diingat dari sebuah proses pembelajaran hanyalah yang diterapkan langsung dalam praktik.”

Revolusi Industri 4.0? Apa Pengaruhnya Buat Kita?

E-Belajar.id – Salah satu tanda hadirnya revolusi Industri 4.0, Buat para Android users, ada berita baru, nih! Google baru aja merilis Android 12L yang kabarnya bakal di aplikasikan sama Samsung, Lenovo, dan Microsoft. Nah, si Android 12L ini sengaja di rancang dan di optimalkan buat tablet sama perangkat yang bisa di lipat. Apalagi kita tahu, sekarang banyak banget handphone dengan model lipat. Nggak cuma itu aja, tapi handphone berbentuk tablet juga masih jadi favorit banyak orang.

Terus, kelebihannya apa nih?

Di sini Google menyempurnakan sistem User Interface (UI) buat layar yang ukurannya besar, membuat aktivitas multitasking jadi lebih mulus, dan juga meningkatkan kompatibilitas aplikasi jadi lebih baik pas kita gunakan. Canggih, kan? Rasanya mau berterima kasih sama perkembangan teknologi zaman sekarang, deh. Apalagi, dengan semakin canggihnya teknologi, mendorong hadirnya Revolusi Industri 4.0 di kehidupan kita sekarang. Wah, apalagi tuh?!

Buat teman-teman yang ngerasa hidup semakin lebih mudah semenjak kehadiran ojek online, ini merupakan salah satu pengaruh positif dari kehadiran Revolusi Industri 4.0, lho. Selain itu, apa lagi ya pengaruhnya? Supaya kamu nggak bertanya-tanya lagi, sini ikut saya ngebahas Revolusi Industri 4.0 bareng, yuk!

Apa Itu Revolusi Industri 4.0?

Sebelum kita masuk ke pengaruhnya, gue mau ceritain dulu nih tentang apa itu Revolusi Industri 4.0 itu?

Oke, jadi Revolusi Industri 4.0 ini bisa kita bilang sebagai penerus dari Industri 3.0, karena kehadirannya memang berkembang dari situ. Istilahnya mulai booming dan di perkenalkan pertama kali ke publik pada tahun 2011 sebagai “Industrie 4.0” oleh sekelompok orang yang jadi perwakilan dari beberapa bidang seperti akademisi, politisi, dan pebisnis dari Jerman.

Pada saat itu, para peneliti dari Kementerian Pendidikan Federal Jerman mulai mengeksplorasi tren yang sedang terjadi. Di mana mereka mau cari tahu kira-kira apa aja kecanggihan dari teknologi yang bisa lebih membantu kehidupan kita.

Sesuai sama namanya, pencarian ini memang mereka fokuskan buat di bidang industri, ya. Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada, mereka mulai berpikir gimana caranya supaya memudahkan orang untuk punya pengalaman kerja yang lebih efektif dan efisien.

Selang 9 tahun berjalan, Pemerintah Federal Jerman kemudian mengadopsi gagasan tersebut dalam High-Tech Strategy di tahun 2020. Setelah itu, mulai deh mereka membentuk sebuah tim untuk memberikan saran lebih lanjut tentang penerapan Industri 4.0 ini. Oh iya, kayak yang tadi sempat kita singgung sebelumnya, Revolusi Industri 4.0 ini merupakan penerus dari Industri 3.0. Artinya, Industri 4.0 merupakan revolusi keempat yang ada. Sebelumnya tuh ada Revolusi Industri 1.0, 2.0, dan 3.0.

Terus, bagaimana perkembangan dan bedanya Revolusi Industri 4.0 dengan yang sebelumnya? Sini, gue jelasin secara singkat lewat infografis di bawah ini, ya!

Di lihat dari penjelasan di atas, bisa kita lihat bedanya Revolusi Industri 4.0 di bandingkan dengan yang sebelumnya yaitu pada revolusi kali ini, semua aktivitas industri sudah mulai beralih ke digital. Jadi, pemanfaatan teknologi dan internet nggak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia sehari-hari. Mulai dari mesin pintar, bisnis digital, sampai penggunaan media sosial di bidang industri jadi highlight utama dari kehadiran revolusi industri kali ini.

Pengaruh Revolusi Industri 4.0

Tadi kita udah kenalan sama Revolusi Industri 4.0, sekarang gue mau ajak elo buat cari tahu apa aja pengaruh dari kehadiran revolusi keempat ini, terutama di kehidupan kita sehari-hari.

Tanpa kita sadari revolusi industri yang kita jalani sekarang ini nggak cuma mempengaruhi apa yang kita lakukan, tetapi juga membentuk jati diri kita banget, lho. Mulai dari mempengaruhi privasi, pola konsumsi, waktu yang kita habiskan buat bekerja dan bersantai, hingga cara kita memelihara hubungan dengan orang lain.

Apalagi di zaman sekarang, segala sesuatu yang dilakukan udah jadi serba digital. Mau ngapa-ngapain rasanya jadi semakin gampang. Kecanggihan dari teknologi di bidang industri ini pun merambat ke transportasi dan membuat hidup kita menjadi lebih efektif serta efisien setelah hadirnya ojek online.

Nggak cuma itu aja, layanan bisnis makanan berbasis digital juga makin marak sekarang. Kalau dulu, mungkin elo harus langsung datang ke restoran buat membeli makan, sekarang elo bisa beli makan dengan sentuhan jari aja lewat smartphone.

Selain di kehidupan sehari-hari dan bisnis, ternyata Revolusi Industri 4.0 juga memiliki pengaruh ke pemerintahan, lho. Ini memudahkan kita sebagai rakyat buat bisa menyuarakan pendapat secara langsung ke pemerintah dengan mudah.

Secara bersamaan, pemerintah bisa mendapatkan kekuatan melalui teknologi baru untuk meningkatkan kontrol mereka atas masyarakat dan mempertegas kemampuan untuk mengontrol infrastruktur digital.

Tantangan Yang Harus Kita Hadapi

Meskipun rasanya banyak pengaruh positif yang membuat hidup kita semakin efektif dan efisien, tapi ada juga tantangan dari hadirnya Revolusi Industri 4.0, nih.

Melansir dari We Forum, salah satu tantangan terbesar dari Revolusi 4.0 yaitu berkaitan sama privasi. Seperti yang kita tahu, dunia digital ini luas dan transparan banget. Nggak mudah rasanya buat kita bisa merahasiakan informasi, saking mudahnya informasi itu didapatkan secara online.

Tapi, ada pendapat kalau privasi yang bisa diakses secara online tersebut justru memudahkan kita buat menjalin koneksi sama orang lain, contohnya di LinkedIn. Dengan menyematkan beberapa informasi terkait diri, karier, dan pendidikan, nggak jarang profil kita menarik perhatian orang di sana.

Meskipun memudahkan pekerjaan manusia, AI ini bisa dibilang jadi tantangan tersendiri buat kita. Di mana kita harus mengasah skill atau kemampuan lain yang tetap bisa bersaing dengan teknologi canggih. Yang mulai menggantikan peran manusia di bidang industri seperti sekarang.

Melansir dari CNBC Indonesia, diperkirakan ada beberapa pekerjaan manusia yang akan tergantikan juga nih oleh robot. Contohnya kayak pekerja di pabrik, operator, resepsionis, kasir, teller atau pegawai bank, hingga pilot.

Perkiraan ini dituliskan oleh BBC pada tahun 2019 yang didapatkan berdasarkan analisis dari Oxford Economics. Analisis itu menyebutkan setidaknya ada sekitar 20 juta pekerjaan manufaktur yang mungkin akan digantikan oleh robot pada 2030 nanti.

Wah, ternyata banyak banget ya pengaruh dari Revolusi Industri 4.0 di kehidupan kita sehari-hari. Dengan semakin majunya teknologi, diharapkan semoga kita bisa jadi Sumber Daya Manusia (SDM) yang lebih canggih lagi kedepannya!

“Monday Blues” : Rasa Takut Menghadapi Hari Senin

E-Belajar.id “Akhirnya, besok weekend” ini pikiran yang mungkin selalu menguasai otak kita setiap hari Jumat. Setiap menuju weekend, nggak tahu kenapa kita rasanya seneng banget. Padahal, semenjak pandemi Covid-19, waktu akhir pekan kita paling diabisin buat di rumah aja, sih. Ya … paling rebahan di kamar 24 jam sambil nontonin drama korea kesayangan. Atau, ngabisin waktu malem mingguan dengan video call sama ayang. Sesimpel itu. Tapi, nggak tahu kenapa kita selalu senang dan menunggu waktu-waktu ini. Beda lagi kalo udah ngadepin malem senin.

Tapi, kamu pernah nggak sih, ngerasa mulai bete kalau udah di hari Minggu malam? Asli! Kayak udah kepikiran gini, “Duh, besok senin. Gue harus bangun pagi, dong?” atau “Hadeh, Senin lagi, Senin lagi”.

Kalau kamu ngerasain, kita ada di pihak yang sama.

Tapi, saya mau kasih tahu juga nih, kalau rasa cemas, malas, dan bete yang kita rasain menuju hari Senin itu ada istilahnya, namanya Monday blues. Ternyata, ini juga ada kaitannya sama fobia, namanya Lunaediesophobia atau ketakutan akan hari Senin. Lah, dari rasa bete aja kok bisa sampai ke fobia, sih? Saya punya penjelasannya di sini. Yuk, bahas fenomena Monday blues!

Apa Itu Monday Blues?

Wahai hari Senin, kenapa kamu banyak dihindari orang-orang, ya? Termasuk saya. Apalagi kalau habis ada long weekend gitu, kayak di antara hari Kamis atau Jumat yang tanggal merah. Rasanya kayak jiwa dan raga saya tertinggal di weekend gitu. Itu beneran terjadi, atau cuma pola pikir aja, ya?

Ternyata, itu disebut sebagai Monday blues. Kalau menurut wawancara Forbes dengan Alexander Kjerulf, seorang international author, Monday blues artinya sekumpulan perasaan negatif (lesu, cemas, nggak semangat) yang dirasakan seseorang ketika mereka menghadapi hari Senin, apalagi kalau nggak suka sama apa yang bakal dikerjain.

 

Bahkan, menurut jurnal yang gue baca, Journal of Applied Social Psychology (2006), dua peneliti di bidang kesehatan dari rumah sakit St James’s, Inggris, yang bernama Giles P. Croft dan Anne E. Walker melakukan penelitian tentang dampaknya hari Senin kepada 66 orang, lho. 

Hasilnya apa? 100% peserta penelitian mengakui kalau hari Senin adalah hari terburuk di antara hari lain selama satu minggu. Dan, mereka mengakui juga kalau ada dampaknya ke kesejahteraan dan suasana hati seseorang. 

Tapi, emangnya benar kalau itu bisa mengarah ke fobia? Berarti, kita fobia sama hari Senin, dong? Eits, sebelum kamu self-diagnosed, saya jelasin dulu, ya.

Menurut American Psychiatric Association atau asosiasi psikiatri dari Amerika Serikat, fobia adalah ketakutan yang berlebihan kepada suatu objek atau situasi. Saking takutnya, seseorang yang mengalami fobia biasanya merasa terancam.

Kenapa Orang Mengalami Monday Blues?

Menarik banget, saya punya penjelasannya dari sisi psikologis. Menurut Sanam Hafeez, seorang neuropsikolog dari Amerika Serikat, penyebab Monday blues itu karena ada perubahan pola tidur yang berpengaruh ke ritme tubuh kita.

Contohnya, gini. Siapa yang suka tidur siang pas weekend? Kalau saya, ya emang kerjaannya tidur seharian sih setiap weekend. Jadi, walaupun kita udah banyak istirahat seharian di akhir pekan, hari Senin bakal tetap ngerasa malas, capek, dan loyo. Soalnya, itu karena pola tidur yang kebanyakan di weekend kemarin. Jadi, badan kita nggak terbiasa buat lebih produktif di hari Senin. 

Atau, bisa jadi kamu tipe orang yang banyak rencana setiap weekend. Saya kasih penjelasannya, nih.

Karena selama weekend mungkin kita banyak beraktivitas bareng keluarga atau temen, makanya emosional dan fisik kita bakal lebih lelah dibanding biasanya. Jadi, pas ketemu hari Senin, kita nggak punya tenaga lagi.

Terus, rasanya kalau udah hari Senin tuh bakal super malas buat jadi produktif, kan? Itu ada hubungannya juga sama hormon dopamin yang ada di otak. Kenapa? Karena pas kita lagi malas, biasanya nggak ada motivasi buat ngerjain sesuatu. Nah, itu karena hormon dopamin di otak kita lagi berkurang kadarnya. 

Makanya, menurut Masud Husain, peneliti dari University of Oxford, Inggris, kita harus membangun motivasi tersendiri supaya kadar hormon dopamin di otak bertambah. Kalau hormonnya bertambah, kita bakal lebih bisa mengusir rasa malas itu. Gimana caranya supaya bisa memotivasi diri?

Cara Menghadapi Hari Senin

Jadi, kita sekarang udah tahu kan kalau Monday blues itu wajar banget dialami karena ada hubungannya sama kondisi fisik dan psikologis seseorang. Tapi, kalau kita selalu mengalami Monday blues setiap minggu, pastinya bakal mempengaruhi produktivitas, dong? Jadi, saya mau kasih beberapa tips yang bisa banget kamu coba buat mengatasinya.

Menurut Healthline, kita bisa banget mengatasinya dengan menghindari bergadang pas weekend. Mungkin, kita pernah punya pikiran, “Mumpung weekend, gue mau begadang ah ngabisin serial yang lagi gue tonton”. Padahal nyatanya, kalau kita nggak punya waktu istirahat yang cukup, dampaknya ke hari Senin bakal jadi kurang energi.

Ngomong-ngomong soal lagu dan film, saya punya beberapa rekomendasi film drama musikal dengan musik upbeat, nih. Dijamin, bikin hari kita jadi termotivasi dan lebih semangat. Bisa banget menemani kamu yang ngalamin Monday blues.

Selain itu, kita juga disaranin buat memerhatikan gaya berpakaian. Coba deh, pas kita bangun tidur, langsung mandi, terus pakai baju yang rapi kayak mau pergi. Soalnya ketika kita udah rapi, sisi psikologis seseorang juga lebih siap buat jadi produktif di hari tersebut. Jadi, kita bakal ngerasa lebih siap menghadapi hari.

Nah, itu dia penjelasan tentang fenomena Monday blues atau perasaan lemes dan nggak bertenaga yang sering kita rasain setiap ketemu hari Senin. Ternyata, ada banyak cara yang bisa kita lakuin juga supaya bisa mengatasi itu. Gimana, udah tercerahkan belum?

Belajar Efektif ddan Efisien, Jangan Hanya Belajar Keras

E-Belajar.id – Apa ya maksudnya belajar efektif dan efisien, bukan sekedar belajar keras saja? Jadi begini, Semenjak kecil, pasti kita sering denger nasehat dari orang tua untuk bekerja keras supaya kita bisa meraih cita-cita, bukan?

Hal yang sama juga berlaku dengan belajar. Jika kita ingin mendapatkan nilai yang tinggi, ingin mendapatkan peringkat teratas, atau di terima di sekolah atau perguruan tinggi impian, makan belajar keras menjadi kuncinya.

Kalau kita lihat dari arti kata keras di KBBI, maka belajar keras itu identik dengan kegigihan dan kesungguhan hati. Pada realitanya, hal itu di tunjukan dengan lamanya waktu yang telah habis untuk belajar, dan pengorbanan-pengorbanan yang kita lakukan demi bisa menambah waktu untuk bisa membaca, menghafal, dan latihan soal.

Tentu untuk meraih keberhasilan dalam studi, belajar dengan keras memang perlu. Seorang penulis dari Amerika William H. Armstrong pun juga pernah menulis buku yang berjudul Study is Hard Work”. Akan tetapi, arti kata keras juga membawa makna membahayakan nyawa.

Mungkin kata membahayakan nyawa terdengar terlalu dramatis, tetapi kenyataan nya memang benar. Kurangnya waktu tidur karena belajar bisa mengurangi kualitas hidup kita. Sama seperti bekerja, menghabiskan lebih banyak waktu untuk belajar berkaitan dengan kondisi kesehatan mental yang buruk, dan sudah terbukti bahwa hal ini dipengaruhi oleh gangguan tidur (Afonso, Fonsea, Pires, 2017).

Selain buruk untuk kesehatan, sistem belajar keras yang salah juga tidak dapat kita pertahankan untuk waktu yang lama. Mungkin setelah beberapa hari melakukan hal tersebut, kita bisa mengalami yang namanya burnout atau sangat kelelahan sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memulihkan tenaga.

Pengertian Efektif dan Efisien

Untuk memulai, ada baiknya nih kalau kita secara singkat mengenal dulu apa yang di maksud dengan efektif dan efisien.

Dalam KBBI, efektif memiliki arti suatu usaha yang kita lakukan dapat membawa hasil atau efek yang berguna. Definisi yang hampir sama tentang efektifitas juga di sampaikan oleh UNESCO. Menurut UNESCO, efektifitas merupakan hasil dari pengukuran tingkat pencapaian sebuah tujuan pendidikan atau persyaratan tertentu.

Sedangkan, kata efisien dalam KBBI berarti tepat atau sesuai dalam mengerjakan sesuatu sehingga tidak membuang-buang waktu, tenaga, maupun biaya. Sehingga, efisiensi merupakan ukuran kualitas dan jumlah usaha yang dilakukan untuk tercapainya suatu tujuan (Randeree & Ninan, 2011)

Setelah mengerti arti dari efektif dan efisien sekarang kita cari tahu yuk, apa perbedaannya dan keuntungan menggabungkan kedua kualitas tersebut dalam belajar.

Perbedaan Efektif dan Efisien Serta Hubungannya

Efektif dan Efisien, walaupun mungkin terasa seperti sebuah satu kesatuan, namun keduanya merupakan hal yang berbeda, Sobat. Perbedaannya adalah ketika efektif berkaitan dengan cara yang dapat mencapai tujuan, efisien berkaitan dengan tingkat usaha yang dicurahkan.

Di atas ini, kita bisa menemukan sebuah figur yang menggambarkan hubungan antara kualitas efektif dan efisien dalam sebuah perusahaan. Hubungan langsung antara kedua kualitas ini dapat langsung kita lihat di kolom kiri-atas.

Dari sana, kita bisa mengerti bahwa penggabungan dari kualitas efektif dan efisien dapat menghasilkan kesuksesan dengan biaya yang rendah, dan perusahaan tidak hanya dapat bertahan, namun juga berkembang.

Kalau hal itu diterapkan dalam belajar, maka efektivitas berkaitan dengan kesuksesan kita dalam belajar. Hal ini dapat dicerminkan dari, nilai yang kita dapat, peringkat, atau pun tercapainya impian kita di terima di sekolah tertentu. Nah, kalau cara belajar kita sudah bisa membuat kita mencapai itu semua berarti cara belajar kita sudah efektif.

Langkah selanjutnya adalah bagaimana supaya usaha yang diberikan dalam mencapai tujuan itu efisien atau tidak berlebihan hingga membahayakan diri kita sendiri. Kalau sudah menemukan takaran yang tepat, maka kita akan bisa berkembang. Tidak hanya memiliki kualitas belajar yang baik, namun juga tingkat pencapaian yang baik.

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana caranya supaya kita bisa belajar efektif dan efisien? Tenang, kami sudah siapkan 3 cara belajar efektif dan efisien yang pastinya mudah untuk dimengerti dan diterapkan. Yuk, kita mulai apa saja 3 cara tersebut!

3 Cara Belajar Efektif dan Efisien

Setelah membaca tentang perbedaan dan hubungan efektif dan efisien, pasti kita sudah semakin memiliki gambaran tentang pentingnya kedua hal tersebut dalam belajar. Dengan begitu kita sudah siap untuk mengetahui apa saja 3 cara belajar efektif dan efisien yang ada di bawah ini.

  • Buat Rencana Belajar

    Menurut panduan belajar dari Ghent University, Belgia, salah satu cara yang penting untuk meningkatkan efisiensi belajar adalah dengan membuat perencanaan yang matang. Apa saja yang perlu dipersiapkan dalam sebuah perencanaan belajar? Berikut adalah dua hal yang perlu kita persiapkan.

Pada jam berapa waktu paling produktif, kurang produktif, dan paling tidak produktifmu?

Waktu yang kurang produktif adalah ketika energi dan performa sudah menurun tapi kita masih sanggup untuk tetap belajar walaupun kapasitasnya lebih sedikit.

Yang terakhir, waktu dimana kita sudah tidak dapat melakukan kegiatan belajar lagi. Mungkin pada jam ini, kita sudah kehabisan energi atau cenderung akan melakukan hal lain untuk mengembalikan energi yang sudah terpakai

Pada waktu paling produktif itu lah waktu dimana kita perlu mempelajari materi atau mengerjakan tugas yang paling berat. Lalu, kita bisa meletakan pekerjaan yang lebih ringan di waktu yang kurang produktif. Sedangkan pada waktu tidak produktif, gunakanlah waktu ini untuk beristirahat dan bersantai. Dengan menerapkan pembagian waktu ini, kita akan mampu memanfaatkan waktu yang kita miliki dengan efisien tanpa ada kekhawatiran bahwa kita harus menggunakan seluruh waktu kita dalam sehari untuk belajar.

Gangguan apa yang biasanya ada saat kita sedang belajar?

Hal yang kedua ini sangatlah penting untuk diperhatikan. Gangguan-gangguan seperti notifikasi HP, suara musik, atau hal lainnya dapat menghambat belajar kita sehingga belajar mu jadi tidak efektif dan efisien.

Singkirkanlah gangguan-gangguan itu hingga waktu belajar kita selesai.

  • Mereview Beberapa kali

Biasanya kalau mau ujian, masih banyak sekali yang menerapkan SKS atau sistem kebut semalam. Hayo, kalian juga nggak nih? Hehe.

Menurut penelitian (Taraban, Maki, & Rynearson, 1999), ternyata dalam minggu-minggu menjelang ujian, siswa justru menghabiskan sedikit waktu lho untuk belajar. Baru setelah 2 hari atau 3 hari menjelang waktu ujian siswa baru mulai panik dan mati-matian belajar untuk ujian.

Tentunya hal itu juga sudah terbukti tidak efektif dan efisien, Sobat. “Waduh, kayaknya, gue sendiri juga sering nih merasa seperti ini.” Gapapa, masih ada waktu untuk berubah kok.

Nah, untuk menyiasati hal ini, kita bisa lho menerapkan metode 5 kali review ulang yang pernah gue bahas di artikel Kenapa Kita Sering Lupa? Yang perlu kita lakukan hanyalah meluangkan waktu mulai dari 10 menit saja disesuaikan dengan kebutuhan dalam sehari untuk mereview materi yang kita dapat di sekolah.

Pengulangan pertama usahakan dalam kurun 24 jam, kedua dalam kurun satu minggu, ketiga tepat pada hari ke tujuh, keempat setelah satu bulan, dan kelima setelah beberapa bulan. Dengan melakukan pengulangan beberapa kali kita juga dapat memiliki ingatan yang lebih tajam terkait materi yang kita pelajari. Sehingga, nggak perlu lagi memforsir tenaga dan menghabiskan sebagian besar waktu kita sehari sebelum ujian.

  • Latihan Soal

Mengerjakan latihan soal menjadi salah satu cara yang baik untuk mengukur keefektifan belajar kita. Dengan latihan soal kita juga dapat mengecek ingatan tentang materi yang sudah kita pelajari.

Yang perlu kita lakukan setiap kali latihan soal adalah memastikan bahwa kita bisa menjawab soal yang sebelumnya kita nggak bisa (Wade, Tavris, Garry, 2013). Dengan begitu latihan soal dapat benar-benar membantu kita mencapai tujuan kita dalam belajar.

Sebelum ujian, kita juga perlu mengetes ulang pemahaman kita terkait sebuah materi. Kenapa? Karena menurut penelitian, siswa yang melakukan hal tersebut sekalipun materinya sudah terasa familiar dapat mengingat materi dua kali lebih baik dibandingkan yang tidak mengetes ulang (Karpicke & Roediger, 2007)

Nah, begitulah sharing kita kali ini tentang pengertian, perbedaan, dan hubungan efektif dan efisien, serta cara menerapkannya dalam belajar. Semoga informasi yang kita dapatkan kali ini dapat membantu dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi belajar kita supaya belajar tidak merugikan diri kita sendiri ya.

 

Discovery Learning, Model Pembelajaran Mandiri

E-Belajar.id – Halo Bapak dan Ibu Guru, pernahkah menemukan sendiri strategi pembelajaran yang sesuai kondisi kelas? Pastinya, strategi itu akan selalu kita ingat karena melalui proses pencarian yang aktif selama mengajar. Ngomong-ngomong soal penemuan, ternyata ada satu model pembelajaran yang fokusnya untuk menemukan fakta dan menghubungkannya dengan materi pelajaran yaitu discovery learning (pembelajaran penemuan).

Saat siswa memanfaatkan pengetahuan yang ada dan pengetahuan baru untuk menemukan ide-ide tentang suatu topik, artinya mereka menjalankan prinsip pembelajaran penemuan. Kalau siswa menemukan sendiri pengetahuannya, bagaimana peran guru dalam pembelajaran? Yuk, berkenalan dengan model ini.

Apa Itu Discovery Learning?

Bruner dalam Sariani et al. (2021) menyatakan kalau discovery learning adalah proses pencarian pengetahuan yang siswa lakukan untuk menemukan suatu pemecahan masalah atau fakta. Dengan kata lain, siswa berusaha sendiri untuk mencari pengetahuannya demi menghasilkan pembelajaran yang bermakna.

Dalam model pembelajaran ini, guru tidak mengajarkan materi dengan cara hafalan tetapi memfasilitasi proses pembelajaran. Artinya, kita merancang pembelajaran yang membantu siswa untuk menemukan hubungan antara potongan-potongan informasi.

Mengenal Bruner, Sosok di Balik Discovery Learning

Kalau Bapak dan Ibu Guru perhatikan, pembelajaran penemuan erat kaitannya dengan tokoh yang bernama Jerome S. Bruner.

Sebagai ahli psikologi perkembangan dan psikologi belajar kognitif, Bruner berpendapat bahwa model pembelajaran adalah tempat bagi siswa membangun ide atau konsep baru berdasarkan pengetahuan yang ada. Bruner mengatakan kalau belajar adalah cara untuk mempertahankan dan mentransformasikan informasi secara aktif. Di bandingkan di beritahu oleh guru, siswa akan lebih mengingat pengetahuannya saat menemukan dan mengidentifikasinya sendiri.

Nah, untuk menerapkan pembelajaran penemuan, ada karakteristik yang harus kita perhatikan, nih. Apa saja ya?

Karakteristik

Ada beberapa ciri khusus yang membedakan model pembelajaran ini dengan model pembelajaran lainnya, yaitu:

  • Pembelajaran kita lakukan melalui proses eksplorasi dan pemecahan masalah untuk menciptakan, menggabungkan, dan menggeneralisasi pengetahuan.
  • Kegiatan pembelajaran berfokus pada siswa.
  • Proses belajar menghubungkan pengetahuan baru dan pengetahuan yang sudah ada sebelumnya.

Terlihat jelas ya, bahwa pembelajaran penemuan fokusnya pada proses penemuan dan pengidentifikasian yang siswa lakukan sendiri.

Langkah-langkah Discovery Learning

Setelah paham karakteristiknya, ada enam langkah yang bisa kita lakukan untuk menerapkan model pembelajaran ini menurut Veerman dalam Susana (2019), dengan penjelasan sebagai berikut:

  1. Orientasi
    Pertama, Minta siswa untuk mengidentifikasi permasalahan yang relevan dengan materi pelajaran. Langkah ini melatih kemampuan interpretasi, analisis, dan evaluasi siswa pada aspek kemampuan berpikir kritis.
  1. Hipotesis Umum
    Siswa merumuskan hipotesis terkait permasalahan yang mereka temukan pada tahap orientasi. Mereka menyusun masalah dan mencari tujuan dari proses pembelajaran yang kemudian mereka ujikan pada tahap percobaan.
  1. Pengujian Hipotesis
    Selanjutnya, siswa harus merancang dan melaksanakan eksperimen untuk membuktikan hipotesis yang telah mereka rumuskan, mengumpulkan data dan mengkomunikasikan hasil dari eksperimen. Langkah ini melatih kemampuan siswa dalam regulasi diri, evaluasi, analisis, interpretasi, dan menjelaskan suatu permasalahan.
  1. Penarikan Kesimpulan
    Dari pengujian hipotesis, siswa merumuskan fakta-fakta dan mengidentifikasi kesesuaiannya dengan hipotesis umum yang sebelumnya sudah mereka susun. Di tahap ini, siswa membenarkan atau mengganti hipotesis awal dengan hipotesis yang baru.
  1. Regulasi
    Langkah terakhir dalam pembelajaran penemuan berkaitan dengan proses perencanaan, pengawasan, dan evaluasi. Guru mengkonfirmasi kesimpulan dan mengklarifikasi hasil penemuan yang tidak sesuai dengan proses pembelajaran.

Hal terpenting yang perlu Bapak dan Ibu Guru perhatikan dalam penerapan model pembelajaran ini adalah memberikan kesempatan yang besar bagi siswa untuk menemukan dan menggali pengetahuannya sendiri.

Contoh Discovery Learning

Ada banyak cara untuk menerapkan model pembelajaran penemuan, salah satunya dalam pembelajaran Matematika untuk konsep bilangan prima.

Minta siswa untuk meletakkan kacang di baris dan kolom. Dalam prosesnya, siswa akan menemukan angka-angka tertentu di mana kacang tidak bisa di tata dalam baris dan kolom lengkap karena ada satu yang terlalu banyak atau sedikit. Dengan begitu, mereka akan menemukan sendiri konsep bilangan prima.

Contoh dari model pembelajaran ini lainnya adalah saat siswa kita minta untuk menemukan sendiri bagaimana lilin bekerja. Mereka akan melakukan pengamatan sederhana, kemudian membuat ide dan hipotesis yang akan mereka uji. Di sini, guru berperan untuk mendukung pembelajaran, lalu menjelaskan pembakaran dalam Kimia berdasarkan hasil penemuan siswa.

Kegiatan-kegiatan di atas mendorong keterlibatan siswa secara aktif, memotivasi mereka dalam belajar, mengembangkan kreativitas dalam pemecahan masalah, dan memberikan pengalaman belajar yang baru.

Meskipun di nilai sebagai model pembelajaran aktif yang efektif, discovery learning tentunya mempunyai beberapa kekurangan. Simak kelebihan dan kekurangannya di bawah ini.

Kelebihan dan Kekurangan

Discovery learning bisa kita terapkan dalam proses pembelajaran karena memiliki beberapa kelebihan, di antaranya:

  • Mendorong keaktifan siswa dalam pembelajaran untuk menemukan hasil akhir.
  • Pengetahuan yang mereka temukan sendiri melalui proses kognitif akan masuk ke memori jangka panjang sehingga akan bertahan lama dalam ingatan mereka.
  • Pengetahuan yang siswa pelajari akan lebih mudah mereka gunakan kembali.
  • Meningkatkan kemampuan siswa dalam penalaran dan berpikir sistematis.

Di balik kelebihannya, discovery learning punya beberapa kekurangan yang harus kita hindari, yaitu:

  • Tidak semua mata pelajaran dan materi dapat kita ajarkan menggunakan pembelajaran penemuan.
  • Model pembelajaran kurang mengembangkan aspek konsep, keterampilan, dan emosi secara keseluruhan karena lebih berfokus pada menciptakan pemahaman siswa.
  • Tidak semua siswa bisa kita ajak kerjasama untuk melakukan proses berpikir dalam pembelajaran yang kita harapkan.

Demikian penjelasan tentang di scovery learning yang memungkinkan siswa untuk menemukan sendiri pengetahuan barunya. Apakah Bapak dan Ibu Guru tertarik untuk menerapkan model pembelajaran ini di kelas?

Anxiety, Gangguan Kecemasan yang Kerap Dialami Remaja

E-Belajar.id – Nggak tahu kenapa, rasanya dari rumah tuh gue udah kepikiran, khawatir, atau cemas aja gitu buat ke sekolah. Bahkan, gue pernah sampai pura-pura sakit biar nggak usah berangkat ke sekolah. Padahal mah, gue cuma kepikiran dan khawatir aja takut kena omel guru gara-gara belum ngerjain PR. Nah, elo tahu nggak sih, kalau rasa khawatir yang kita alamin ini, bisa termasuk ke anxiety atau kecemasan?

Apa Itu Anxiety?

Jadi, kalau menurut jurnal yang judulnya Cognitive Therapy and Research (2009), anxiety adalah respon natural dari tubuh kalau kita lagi ngerasa takut atau stres. Simpelnya sih, anxiety ini kayak gangguan kecemasan. Misalnya, takut akan sesuatu yang bakal kejadian nantinya.

Dikutip dari Medical News Today, laman informasi mengenai kesehatan, rasa kecemasan ini melemahkan amigdala (bagian otak yang mengatur emosi) dan korteks prefrontal atau PFC (bagian otak yang mengontrol pemikiran).

Jadi, pikiran irasional atau perilaku yang nggak menentu ini biasanya datang pas elo lagi cemas. Soalnya, hubungan antara amigdala sama PFC sempat melemah.

Kalau gue coba ambil dari contoh di atas, misalnya gue nggak mau berangkat ke sekolah karena belum ngerjain PR. Nah, karena belum ngerjain PR, gue bawaannya tuh khawatir aja kayak takut disetrap sama guru gue. Padahal, belum tentu guru gue bakal ngehukum, kan? Nah, rasa khawatir yang gue alamin ini datang karena gue takut akan sesuatu yang mungkin bakal kejadian (disetrap sama guru).

Contoh lainnya, nih. Misalnya, elo hari ini jadwalnya presentasi di kelas. Terus, dari kemarin tuh elo udah kepikiran terus soal presentasinya. Mungkin, elo sampai mikir gini:

  • “Duh, gue takut salah ngomong, deh,”
  • “Yah … malu banget nanti presentasi diliatin sama temen-temen gue,”

Nah, rasa cemas yang datang ke elo itu dikarenakan elo nervous atau grogi lah ibaratnya mau presentasi. Hayo … siapa yang pernah ngerasain hal kayak gini? Sama, gue juga sering begitu kok!

Apakah Kondisi ini Normal?

Kalau menurut Healthline, salah satu platform di bidang kesehatan, rasa cemas yang datang ini normal banget, lho. Yap! Soalnya, ini muncul karena negative thoughts atau pikiran nethink yang ada di otak elo. Jadi, semakin sering elo nethink, biasanya rasa cemas ini malah makin sering muncul.

Tapi, rasa cemas atau khawatir yang datang ke elo ini juga punya batas normalnya, ya. Menurut Healthline, kalau cemas yang elo rasain ini udah berlangsung selama lebih dari enam bulan, kemungkinan elo mengalami anxiety disorder.

Simpelnya, anxiety disorder ini merupakan rasa khawatir yang datang berkepanjangan. Elo bisa kepikiran terus-terusan, bahkan ngeganggu kegiatan sehari-hari.

Nah, kalau elo sampai mikirin hal itu dalam waktu yang cukup lama, rasa kecemasan yang muncul di diri elo bisa memengaruhi kesehatan mental.

Jenis Anxiety

Wah, melansir Healthline, ternyata anxiety ada pengaruhnya ke kesehatan mental, lho. Apa aja, sih?

Pertama, generalized anxiety disorder. Ini maksudnya perasaan cemas karena elo overthinking masa depan elo. Misalnya, “Kalau nanti gue nggak lolos SBMPTN, gimana, ya? Terus, gue bakal kuliah di mana, dong?”.

Nah, elo bisa kepikiran hal ini selama berbulan-bulan. Pikiran yang ‘bermain’ di otak elo ini, bisa bikin elo nggak fokus juga pas lagi belajar. Padahal, itu kejadian di masa yang akan datang. Tapi, elo udah pikirin dari jauh-jauh hari sampai ganggu aktivitas elo sendiri.

Ada juga yang namanya post-traumatic stress disorder (PTSD). Nah, kecemasan yang muncul di sini biasanya dikarenakan trauma sebuah kejadian di masa lalu. Biasanya, orang yang mengalami PTSD ini tidurnya kurang nyenyak dan sering mimpi buruk.

Terus, ada juga yang namanya social anxiety disorder. Ini biasanya muncul karena rasa khawatir elo di tempat umum. Kayak elo merasa takut dikritik, atau malu kalau harus ngomong di depan orang banyak. Contohnya:

  • “Duh, nanti dikomentarin apa ya sama temen gue pas presentasi?”
  •  “Yah, kenapa tugasnya harus kerja kelompok, sih? Mending individu aja, deh”

Nah, kalau elo sendiri, kira-kira ada yang pernah ngerasain anxiety kayak jenis-jenis di atas ini nggak, sih?

Kenapa Kita Mengalami Anxiety?

Gue pernah ngalamin yang namanya anxiety. Biasanya, pikiran-pikiran yang datang tuh begini:

  • “Aduh, gue takut banget kalau harus presentasi di depan temen-temen gue. Nggak enak rasanya diliatin”
  • “Gue bakal kuliah di mana ya, kalau tahun ini nggak lolos SBMPTN?”
  • “Kalau nanti soal UTBK-nya banyak yang susah, gimana, ya? Kira-kira gue bisa jawab nggak, ya?”

Kira-kira, kenapa sih bisa ada rasa cemas yang muncul ke kita? Ini jawabannya simpel, sih.

Tapi, anxiety ini ada dampaknya juga ke otak elo. Nah, pas elo lagi merasa cemas, sistem saraf pusat bakal membentuk hormon adrenalin dan kortisol. Hormon ini gunanya buat nyiapin tubuh ke mode siap dalam menghadapi kejadian yang akan datang.

Nah, karena adanya hormon itu juga biasanya indra tubuh elo lebih tajam, dan refleks tubuh juga lebih cepat. Makanya, nggak heran kalau pas lagi merasa cemas, biasanya elo bakal ngerasa deg-degan dan lebih sensitif.

Sekarang, elo udah tahu kan apa itu anxiety? Sebenarnya, hal ini sering banget dialami sama banyak orang. Dan, sumber datangnya rasa cemas juga biasanya karena stres akan suatu hal yang elo pikirin secara terus-menerus.

Bikin Percaya Diri, Ini Dia 7 Cara Melatih Public Speaking

E-Belajar.id – Sebagai seseorang yang pemalu, keharusan untuk presentasi di depan kelas kadang bikin kita panas dingin dan nervous. Nah, kira-kira ada nggak, sih, cara melatih public speaking buat orang-orang kayak kita? Jawabannya sudah pasti ada, dong!

Berdasarkan penelitian, diperkirakan sebanyak 70% orang memiliki ketakutan untuk berbicara di depan umum. Ketakutan ini pun terbagi lagi nih levelnya, ada yang merasa takut dalam tahap sedikit nervous hingga takut sekali sampai mau pingsan setiap harus berbicara di depan publik. Makanya, cara melatihnya perlu untuk dikuasai.

Nah, memelihara ketakutan berbicara di depan umum ini ternyata bisa membawa dampak negatif. Biar kita terhindar dari ketakutan akan public speaking, ketahui dulu berbagai manfaat dan 7 cara melatihnya berikut ini.

Manfaat Public Speaking

Sebelum membahas cara melatih public speaking, ada baiknya kita tau dulu, nih segudang manfaatnya.

Dikutip dari kamus Merriam-Webster, public speaking adalah suatu tindakan berbicara di depan umum. Memiliki kemampuan public speaking yang baik ternyata memiliki berbagai manfaat.

Lisa Schreiber, Ph.D. dan Morgan Hartranft dalam buku Public Speaking: The Virtual Text membagi manfaatnya dalam 3 kategori, yaitu manfaat secara personal, profesional, dan publik.

1. Manfaat public speaking secara Personal

Nggak hanya saat presentasi, kemampuan ini nyatanya hampir kita temukan dalam berbagai keseharian lainnya.

Bahkan, saat kita berbicara dengan teman pun dibutuhkan public speaking yang bagus. Kita pasti sulit, bukan, memahami teman yang berbicaranya patah-patah atau topik pembicaraannya lompat-lompat?

Nah, untuk itu salah satu manfaatnya adalah membantu memenuhi kebutuhan personal, seperti dalam bersosial dan bertukar pikiran.

2. Manfaat secara Profesional

Selain bermanfaat untuk diri sendiri, kemampuan public speaking yang baik juga bisa mendukung keprofesionalan dalam soal karir. Menurut Aras, 2012, sebanyak 70% profesi melibatkan hal ini dalam pekerjaannya.

Untuk itu, manfaat selanjutnya adalah dapat meningkatkan karir. Apalagi buat kalian yang sedang atau akan memasuki dunia pekerjaan. Kemampuan ini bisa banget kalian gunakan untuk menarik hati para recruiter di tempat kerja incaran kalian.

3. Manfaat secara Publik

Dalam skala yang lebih besar, manfaat public speaking selanjutnya adalah mampu mempengaruhi kondisi masyarakat atau publik, Kaya gimana, tuh?

Kalian tahu Najwa Shihab? Pada tahun 2004, tepatnya saat kota Aceh terkena musibah tsunami, Najwa berhasil menggugah rasa kemanusiaan banyak orang melalui liputan berita eksklusif kondisi masyarakat Aceh pada saat itu.

Kemampuan berbicaranya yang baik itu dapat menginspirasi publik untuk saling bahu-membahu menolong korban tsunami pada saat itu.

7 Cara Melatih Public Speaking

Wah, ternyata public speaking memiliki manfaat yang cukup beragam, ya. Nah, buat kalian yang masih merasa pemula dalam dunia public speaking, ini dia cara-cara bagi pemula yang bisa kalian ikuti.

1. Latihan dan Persiapkan Topik

Saat harus berbicara di depan banyak orang, kalian tentu nggak mau terlihat bingung dengan topik yang mau kalian bicarakan, bukan? Kalau kalian saja bingung, bisa-bisa audiensinya lebih bingung, ya.

Untuk itu, cara melatihnya pertama adalah latihan dan mempersiapkan topik yang mau kita bawakan dengan baik. Coba lakukan riset terlebih dahulu mengenai topik tersebut. Kemudian, kita bisa membuat teks narasi atau ringkasan poin-poin penting yang ingin kita bahas.

Jika sudah, kita bisa mulai latihan berbicara di depan keluarga atau teman dan meminta penilaian mereka terhadap latihan elo tadi. Kalau kita merasa lebih nyaman latihan sendiri, kita bisa berlatih di depan cermin juga.

2. Kenali Audiensi

Cara selanjutnya adalah dengan mengenali audiensi. Ingat, kita berbicara untuk didengarkan orang lain, bukan untuk diri kita sendiri. Makanya, kita perlu mengenal audiens untuk menarik hati mereka.

Mengenal audiensi juga bisa membantu kita pada saat memilih topik dan bahasa yang digunakan saat berbicara nanti. Tentunya bahasa yang digunakan kepada anak-anak berbeda, ya, dengan orang tua. Nah, hal ini lah yang perlu kita sesuaikan nantinya.

3. Tambahkan sedikit Humor dan Unsur Cerita

Coba bayangkan, deh, kalau kita mendengarkan pidato yang serius banget selama 30 menit tanpa henti. Mungkin 5 menit masih bisa fokus mendengarkan, tapi lewat dari itu kayaknya sudah bosan dan mengantuk.

Oleh karena itu, cara selanjutnya adalah tambahkan sedikit humor untuk mencairkan suasana. Tapi, jangan sampai humor tersebut menghilangkan nilai dalam pembicaraan kita, ya.

Selain itu, masyarakat pun umumnya akan tertarik dengan topik yang dirasa relatable dengan mereka. Untuk itu, kita juga bisa memasukkan unsur cerita yang kiranya umum terjadi dan berhubungan dengan topik yang kita bawakan.

4. Hindari Terlalu Banyak Membaca

Cara selanjutnya adalah dengan menghindari terlalu banyak membaca. Kalau kita terlalu banyak membaca, namanya bukan public speaking, dong, tapi public reading alias membaca di depan publik.

Audiensi pun akan merasa tak diperhatikan, kalau elo terus-menerus melihat teks dan menghindari kontak mata dengan mereka. Kalau sudah begitu, besar kemungkinannya omongan kita nggak akan didengarkan oleh mereka.

5. Berbicara dengan Intonasi yang Jelas

Kita pasti nggak mau kan ada audiensi kita yang salah menangkap maksud yang hendak kita sampaikan? Untuk itu, cara melatih public speaking selanjutnya adalah latihan berbicara dengan intonasi yang jelas.

Kita bisa mulai dengan melatih bunyi vokal a-i-u-e-o dan melakukan senam wajah agar wajah tidak kaku saat berbicara nanti. Kemudian, kita juga bisa melakukan latihan pernafasan perut agar suara makin lantang terdengar.

Kalau suara kita terlalu kecil, bisa-bisa penonton di belakang nggak kedengeran kita ngomong apa. Kasian, kan?

6. Semangati Diri Menjelang Public Speaking 

Yup, dengan mood yang baik rasanya kita bisa melakukan apa saja, ya. Makanya, kita perlu juga, nih, menyemangati diri sendiri menjelang melakukan public speaking.

Misalnya dengan menyetel lagu favorit, minum minuman kesukaan, atau menelpon orang terkasih terlebih dahulu. Cara melatih public speaking ini juga bisa membuat perasaan kita lebih tenang menjelang public speaking.

7. Gunakan Bahasa Tubuh

Cara selanjutnya adalah dengan menggunakan bahasa tubuh. Menggerakan tangan saat berbicara ternyata bisa mengurangi rasa gugup menjelang naik panggung, lho.

Artikel Cambridge.org mengatakan bahwa otak dan tubuh kita saling terkoneksi, sehingga apa yang kita rasakan dan pikirkan bisa terhubung dengan gerak tubuh kita. Oleh karena itu, coba atur gestur tubuh saat berbicara sepercaya diri mungkin untuk menghilangkan rasa gugup di atas panggung.

Itulah 7 tips cara melatih public speaking kita supaya kita lebih percaya diri ketika berbicara didepan banyak orang.

Character Building, Bagaimana Membentuk Karakter Siswa

E-Belajar.id – Bapak dan Ibu Guru, kita pasti senang melihat siswa yang berperilaku baik, sering membantu sesama, dan bisa jadi teladan untuk teman-temannya. Karena itu, selain meningkatkan kemampuan akademiknya, kita juga harus bantu membangun karakter mereka atau kita sebut dengan character building.

Karakter siswa dipengaruhi oleh orang terdekat atau lingkungan mereka. Contohnya keluarga yang jadi tempat belajar dan pembentukan karakter pertama anak. Tidak hanya itu, lingkungan sekolah juga punya peran yang penting di mana moral yang baik bisa terbentuk. Setiap warga sekolah memiliki tugas tersendiri dalam character building siswa.

Apa Itu Character Building?

Mataheru dalam bukunya Success Through Character Building (2018). menyebutkan kalau character building adalah sebuah upaya untuk membangun karakter yang berupa sifat, moral, dan budi pekerti siswa menjadi baik.

Karakter yang baik meliputi motivasi dari dalam diri untuk melakukan hal yang benar.Yang bersumber dari hati, dan tidak dipandang dari sisi umur, ras, jabatan, atau ekonomi karena sebenarnya semua orang bisa memilikinya.

Dalam pendidikan, character building berfungsi untuk menunjukkan jati diri siswa sebenarnya. Kemudian menentukan cara mereka mengambil keputusan, serta menentukan sikap, perkataan, dan tindakan siswa dalam kehidupannya. Jadi, character building sangat penting untuk membangun generasi yang tidak hanya cerdas tapi juga bermoral, berakhlak mulia, dan berbudi pekerti yang baik. Terus, apa langkah yang bisa diambil untuk membangun karakter siswa?

Bagaimana Guru Membangun Karakter Siswanya?

Setiap interaksi yang terjadi di dalam kelas berpotensi mempengaruhi nilai dan karakter siswa. Pendekatan yang bisa dilakukan guru dalam character building antara lain:

  1. Berperan sebagai pengasuh, model, dan mentor yang memperlakukan siswanya dengan kasih sayang dan hormat, memberi teladan, mendukung perilaku siswa yang seimbang, serta memperbaiki tindakan yang salah.
  2. Menciptakan komunitas moral di kelas dengan membantu siswa untuk mengenal satu sama lain, menghormati dan peduli satu sama lain, serta merasa dihargai sebagai anggota kelompok.
  3. Melatih siswa untuk disiplin moral, mengembangkan penalaran moral, pengendalian diri, dan rasa hormat dalam kelompok.
  4. Membangun lingkungan kelas demokratis yang melibatkan siswa dalam pengambilan keputusan dan tanggung jawab bersama untuk membuat kelas menjadi tempat yang baik untuk belajar.
  5. Mengajarkan nilai melalui kurikulum menggunakan mata pelajaran akademik sebagai sarana untuk mengkaji masalah etika.
  6. Menggunakan pembelajaran kooperatif untuk mengajari anak-anak keterampilan bekerja sama.
  7. Mengembangkan rasa tanggungjawab dan perhatian siswa terhadap nilai belajar dan bekerja.
  8. Mendorong kegiatan berefleksi diri melalui membaca, menulis, diskusi, latihan pengambilan keputusan, dan debat.
  9. Mengajarkan cara penyelesaian masalah agar siswa memiliki kapasitas dan komitmen untuk menyelesaikan konflik dengan cara yang adil dan tanpa kekerasan.

Apakah Bapak dan Ibu Guru sudah melakukan pendekatan di atas?

Kalau masih mengalami kesulitan untuk memahami penjelasan sebelumnya, mari kita bahas langsung contoh kegiatan untuk character building di kelas.

Contoh Character Building

Salah satu cara dalam character building adalah melalui pembelajaran kooperatif. Lickona dalam Educating for Character: How Our Schools Can Teach Respect and Responsibility (2009) merekomendasikan guru untuk membentuk kelompok belajar kooperatif dengan mengumpulkan anak-anak yang kesulitan bersosialisasi dengan temannya.

Pembelajaran kooperatif mengajarkan nilai-nilai dan ilmu akademik dalam satu waktu. Mereka yang bekerja secara kooperatif akan belajar menghargai nilai orang lain, mengembangkan kasih sayang, dan penerimaan.

Untuk lebih lengkapnya, manfaat dari pembelajaran kooperatif dalam character building bisa Bapak dan Ibu Guru lihat di gambar.

Secara sederhana, kita bisa mulai meminta siswa bekerja sama dalam kelompok yang terdiri dari tiga atau empat orang. Contohnya berkelompok untuk memecahkan masalah Matematika, meneliti pertanyaan IPS, dan berlatih membaca satu sama lain.

Untuk memaksimalkan pembelajaran kooperatif bagi character building dan prestasi akademik siswa, kita perlu memanfaatkan berbagai format kooperatif, salah satunya teman belajar yang merupakan cara paling sederhana untuk memulai pembelajaran kooperatif. Teman belajar akan saling bekerja sama dalam dua kali sehari untuk mengerjakan tugas. Tugasnya mungkin bisa melakukan lembar kerja masalah Matematika di mana awalnya mereka mengerjakan secara individu, lalu mendiskusikan jawabannya bersama.

Jika tugas melibatkan latihan memori seperti belajar kosakata atau tabel perkalian, teman belajar bisa saling membantu dengan flashcard. Supaya pembagian teman belajar merata, kita bisa mengganti pasangan teman belajar secara berkala. Sehingga, siswa bisa merasakan menjadi pasangan teman belajar setiap temannya di kelas.

Kegiatan teman belajar seperti di atas menjadi cara yang efektif untuk mendorong interaksi siswa yang positif, memungkinkan siswa untuk saling membantu dalam belajar, dan meningkatkan kepedulian mereka untuk sesama. Nah, selain character building, penting juga untuk menciptakan proses belajar mengajar yang menyenangkan bagi siswa.