Minat Belajar Siswa, Sangat Penting untuk Mengetahuinya!

E-Belajar.id – Tak bisa dimungkiri, rasanya susah-susah gampang ya, menumbuhkan minat belajar siswa. Apalagi, setiap siswa pasti punya minat berbeda-beda dalam proses pembelajaran. Baik untuk pengembangan dirinya sendiri, maupun belajar di sekolah.

Ngomong-ngomong soal minat, saya jadi teringat cerita teman saya yang selalu mendapat hadiah ketika ia berhasil mendapatkan nilai bagus. Nah, pemberian hadiah yang merupakan bentuk penerapan teori Belajar Behavioristik ini menjadi salah satu cara yang banyak orang tua lakukan untuk meningkatkan ketertarikan anaknya dalam belajar.

Sebetulnya, minat belajar memberikan motivasi yang kuat pada proses belajar siswa, mengarahkan mereka pada tujuan pembelajaran, dan membantu mencapai kesuksesan akademik.

Tidak hanya orang tua, kita sebagai guru juga berperan untuk menerapkan berbagai strategi yang bisa membangun minat belajar siswa, lho. Namun, memang menerapkannya tidaklah mudah. Tak jarang, kita menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan bagaimana cara agar siswa terdorong dan mempunyai ketertarikan dalam pembelajaran. Apakah Bapak dan Ibu Guru merasakan hal serupa?

Nah, sebab itu, agar proses pembelajaran di kelas semakin seru, mari kita berkenalan terlebih dahulu dengan minat belajar. Berikut penjelasannya.

Pengertian Minat Belajar Siswa

Menurut Slameto dalam Pengembangan Minat & Bakat Belajar Siswa (2022), minat adalah rasa kesukaan dan keterikatan terhadap sesuatu atau kegiatan tertentu, tanpa adanya permintaan dari siapapun.

Minat menjadi bagian yang penting dalam perkembangan belajar siswa. Mereka yang berminat terhadap materi tertentu pasti akan mempunyai kemampuan untuk lebih cepat dan mudah mempelajarinya. Dengan kata lain, minat belajar adalah dorongan dari dalam diri siswa untuk belajar, yang pada akhirnya menyebabkan perasaan senang, menguntungkan, dan mendatangkan keputusan dalam dirinya.

Misalnya, saat muncul dorongan dan perasaan menyenangkan selama mempelajari jenis-jenis bangun ruang, artinya seseorang punya minat belajar yang besar terhadap bidang Matematika. Ketertarikan inilah yang kemudian membuatnya mengambil keputusan untuk mendalami ilmu tersebut. Misalnya, dengan mengambil penjurusan kuliah atau bekerja di bidang yang berkaitan dengan Matematika.

Selain perasaan senang, ada indikator minat belajar siswa lainnya yang bisa Bapak dan Ibu Guru perhatikan, yaitu:

  1. Adanya perasaan senang terhadap proses pembelajaran.
  2. Adanya keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
  3. Munculnya kemauan untuk terus belajar.
  4. Adanya pemusatan perhatian dan pikiran terhadap proses pembelajaran.

Faktor yang Memengaruhi Minat Belajar Siswa

Ada banyak faktor yang terlibat dalam proses belajar siswa. Mungkin saja saat salah satu faktor itu hilang, minat belajar siswa pun akan berkurang.

Salah satu contohnya bisa kita ambil dari pengalaman teman saya sebelumnya. Ketika berhasil mendapat nilai yang baik, dia akan menerima hadiah dari orang tuanya. Otomatis, minat belajarnya semakin meningkat karena ingin mendapatkan hadiah lagi.

Sebaliknya, jika suatu hari teman saya mendapatkan nilai yang kurang maksimal, tidak ada hadiah yang ia dapat dan keinginannya untuk belajar pun bisa jadi menurun.

Dari contoh tersebut, kita bisa melihat bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi minat belajar siswa, di antaranya:

  1. Faktor internal, berasal dari dalam diri siswa yang sebabnya dari faktor fisiologis dan psikologis. Contohnya, konsentrasi, rasa takut, atau ketidakmampuan untuk memahami materi.
  2. Faktor eksternal, berasal dari luar diri siswa yang sebabnya dari faktor sosial dan non sosial. Contohnya, dukungan guru, masalah keluarga, atau keterbatasan sarana prasarana.

Setelah memahami pengertian minat dan hal yang mempengaruhinya, sekarang muncul pertanyaan lainnya seperti “seberapa penting guru meningkatkan minat belajar siswanya?”, “apa saja manfaat dari minat dalam proses belajar?”

Tenang, jawabannya akan kita bahas bersama di bawah ini, ya, Bapak dan Ibu Guru.

Hubungan Antara Minat dan Belajar

Adanya minat belajar secara positif mempengaruhi proses pembelajaran serta hasil belajar.

Kegiatan belajar bisa berhasil dan berjalan maksimal ketika siswa memusatkan perhatiannya untuk pelajaran, dan salah satu faktor yang memunculkan perhatian itu adalah minat.

Dukungan untuk mengembangkan minat memungkinkan siswa untuk menciptakan koneksi pribadi dengan pembelajaran mereka dan meningkatkan kinerjanya. Selain itu, siswa bisa mengembangkan pemahaman konseptual yang mengarahkannya untuk mengambil tujuan pembelajaran selanjutnya. Saat siswa mempunyai minat pada suatu materi yang harus dipelajari atau tugas yang harus diselesaikan, perhatian mereka akan terfokus, memiliki tujuan dan strategi pembelajaran, kepercayaan untuk menyelesaikannya, serta kemampuan untuk mengatur diri sendiri.

Melihat hubungan minat dan belajar yang berdampak positif pada proses pembelajaran siswa, guru harus mampu memelihara motivasi siswa, mengetahui kebutuhan mereka, serta berupaya untuk mengembangkan minat belajarnya.

Lalu, apa saja hal yang bisa kita lakukan untuk meningkatkannya?

Cara Meningkatkan Minat Belajar Siswa

Sebelum mengembangkannya, penting bagi kita untuk mengetahui dulu apa saja minat yang sebenarnya dimiliki siswa.

Kita bisa melakukan survei sederhana dengan memberikan angket minat belajar siswa. Angket ini berisi pertanyaan untuk mengetahui minat belajar mereka, cara yang bisa dilakukan untuk mengembangkannya, dan menemukan solusi untuk mengatasi permasalahan dari minat belajar tersebut. Selain dengan angket, cara lainnya untuk membangkitkan minat siswa adalah dengan menggunakan minat-minat yang sudah ada.

Hal ini bisa dilakukan dengan memberikan informasi terkait hubungan antara materi yang akan dipelajari dengan pelajaran sebelumnya, menjelaskan kegunaannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga muncul ketertarikan dalam diri siswa.

Manajemen Kelas, Bagaimana Cara Mengelolanya?

E-Belajar.id – Siapa bilang peran manajer itu hanya berlaku bagi orang-orang kantoran? Sepertinya nggak juga, ya. Buktinya, selama ini, Bapak dan Ibu Guru juga menjadi manajer di kelas. Ya, kan tugas kita bukan hanya mengajar, kita juga melakukan manajemen kelas. Yap, manajemen kelas menjadi salah satu cara untuk mengatur bagaimana kelas berjalan sesuai harapan. Tanpa adanya hal ini, kelancaran pembelajaran di kelas bisa terganggu.

Bayangkan saja nih, Bapak dan Ibu Guru. Sebuah kelas terdiri dari 40 siswa dengan karakteristik yang berbeda-beda. Sebagian dari mereka tentu ada yang tidak bisa tenang, sering usil, dan sulit kita atur. Setuju? Kalau kondisi itu kita biarkan, siswa yang benar-benar ingin belajar pastinya akan terganggu. Materi pelajaran pun tidak bisa tersampaikan dengan baik karena suasana kelas yang tidak kondusif.

Di sinilah tugas kita sebagai seorang manajer dalam kelas, yaitu merencanakan, mengelola, melaksanakan, dan menilai proses pembelajaran.

Pengertian Manajemen Kelas

Bapak dan Ibu Guru, kondisi kelas yang nyaman dan aman bisa mendukung keberhasilan pembelajaran siswa, lho. Apalagi kalau kita juga menantang pemikiran kritis siswa untuk terus belajar. Ini bisa memberikan kepuasan tersendiri untuk siswa.

Untuk mencapai kondisi tersebut, kita harus mempelajari dan melakukan berbagai pendekatan dalam manajemen kelas.

Buku Manajemen Kelas, Teori dan Aplikasi untuk Menciptakan Kelas yang Kondusif (2014) menyebutkan bahwa manajemen kelas adalah keterampilan yang dimiliki seorang guru sebagai seorang pemimpin. Kita juga berperan sebagai manajer dalam menciptakan kelas yang kondusif agar tujuan pembelajaran tercapai.

Sebagai pemimpin, kita adalah pemegang kendali dan pengambil keputusan selama melaksanakan pembelajaran di kelas. Sementara sebagai seorang manajer, kita bertugas untuk mengelola sarana kelas dan potensi siswa, serta memanfaatkan teknologi agar tercipta pembelajaran yang bermakna.

Dalam manajemen kelas, ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu:

1. Pengelolaan kelas

Pengelolaan kelas adalah kegiatan yang berhubungan dengan pengaturan kelas di mana pembelajaran berlangsung. Misalnya, pengadaan ventilasi, penataan tempat duduk siswa, penyediaan alat peraga pembelajaran, dan sebagainya.

2. Pengelolaan siswa

Pengelolaan siswa berkaitan dengan kegiatan pemberian stimulus yang bisa membangkitkan atau mempertahankan motivasi belajar mereka. Misalnya, dengan menggunakan permainan agar siswa berperan aktif dalam pembelajaran.

Dari pengertian di atas, kita bisa tahu ya, kalau manajemen kelas bertujuan untuk menciptakan kondisi kelas yang nyaman agar keberhasilan pembelajaran bisa tercapai.

Namun, ada tujuan lainnya, nih, Bapak dan Ibu Guru. Simak penjelasannya berikut ini.

Tujuan Manajemen Kelas

Pengelolaan kelas yang efektif menghasilkan kegiatan pembelajaran berjalan terarah, sehingga tujuan belajar yang telah kita tentukan bisa tercapai.

Secara lebih khusus, manajemen kelas bertujuan untuk:

  • memudahkan proses belajar bagi siswa sehingga mereka bisa meningkatkan pengetahuan dan mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
  • memahami kebutuhan siswa sehingga mereka bisa belajar dan bekerja sesuai dengan potensi dan kemampuannya.
  • membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya, dan sifat-sifat setiap individu.
  • membantu siswa agar terbiasa belajar secara tertib.
  • mengatasi masalah-masalah yang menjadi hambatan dalam kegiatan belajar mengajar.
  • menciptakan interaksi sosial yang baik dalam kelas.
  • mengelola berbagai fasilitas belajar di kelas.

Tujuan-tujuan di atas dapat kita capai jika kegiatan manajemen kelas kita laksanakan secara baik. Jadi, manajemen kelas bisa kita bilang berhasil ketika setiap siswa mampu untuk terus belajar dan melakukan pekerjaannya dengan waktu yang tepat.

Sebab itu, untuk mencapai keberhasilan manajemen kelas diperlukan pendekatan-pendekatan yang tepat. Apa saja pendekatan dalam manajemen kelas?

Baca JugaProblem Based Learning, Belajar Melalui Masalah

9 Pendekatan dalam Manajemen Kelas

Kemampuan kita untuk mengelola kelas termasuk dalam salah satu perwujudan kompetensi guru pedagogik. Di sini, keterampilan yang diperlukan adalah keterampilan memahami, memilih, dan menggunakan berbagai pendekatan dalam manajemen kelas.

Jadi, sebelum memulai mengelola kelas, Bapak dan Ibu Guru harus mengetahui dulu, pendekatan apa saja yang ada, manakah yang sesuai dengan kondisi kelas, serta bagaimana cara penerapannya.

1. Pendekatan kekuasaan

Kekuasaan di sini terwujud dari cara kita untuk mengatur siswa agar taat dan patuh terhadap norma atau peraturan yang berlaku di kelas. Dengan kata lain, kondisi kelas yang kondusif bisa terbentuk melalui upaya penegakan aturan, di mana siswa nantinya memiliki kedisiplinan diri.

2. Pendekatan kebebasan

Jika dalam pendekatan kekuasaan kita memiliki otoritas dalam mengatur siswa, sebaliknya di pendekatan ini kita hanya bertugas untuk membantu dan mengawasi mereka dalam kegiatan belajar.

Jadi, siswa diberi kebebasan untuk bergerak di dalam kelas berdasarkan batasan-batasan tertentu. Misalnya, siswa diperbolehkan melakukan apa saja di kelas selama tidak menyimpang atau melanggar peraturan yang sudah disepakati.

3. Pendekatan resep

Sesuai namanya, pendekatan resep memandang bahwa kelas bisa dikelola secara baik melalui pembuatan dan penerapan aturan kelas, seperti saat memasak yang membutuhkan bahan dan cara tertentu.

4. Pendekatan pengajaran

Pendekatan pengajaran berfokus pada pembentukan kelas yang kondusif melalui kegiatan mengajar itu sendiri. Karena itu, hal penting yang harus dilakukan adalah membuat perencanaan pengajaran dan melaksanakannya secara tepat di kelas.

5. Pendekatan perubahan perilaku

Dalam kelas, ada siswa dengan perilaku positif dan negatif. Karena itu, pendekatan ini berusaha untuk mengubah perilaku siswa yang negatif menjadi positif agar tercipta kondisi kelas yang kondusif.

6. Pendekatan sosio-emosional

Pendekatan sosio-emosional dapat dilakukan dengan cara menciptakan hubungan yang baik antara guru dan siswa. Sehingga, komunikasi dan interaksi yang positif menjadi hal penting dalam manajemen kelas.

7. Pendekatan kerja kelompok

Melalui pendekatan ini, pengelolaan kelas dilakukan dengan cara membagi siswa dalam beberapa kelompok. Selain tercipta komunikasi yang efektif, ikatan persahabatan antar siswa juga akan terbentuk.

8. Pendekatan ancaman

Ketika kondisi kelas benar-benar tidak bisa dikendalikan, pendekatan ancaman bisa kita gunakan secara wajar. Namun, jika Bapak dan Ibu Guru masih bisa mengelola kelas dengan pendekatan yang lain, sebaiknya penggunaan ancaman ini dihindari.

9. Pendekatan pluralistik

Pendekatan ini memungkinkan kita untuk memilih dan memadukan berbagai pendekatan manajemen kelas. Kita bisa menggabungkan kelebihan atau kekuatan dari setiap pendekatan untuk menciptakan kelas yang kondusif.

Setelah mengetahui pendekatan yang bisa digunakan, lantas bagaimana cara Bapak dan Ibu Guru untuk mulai mengelola kelas?

Baca JugaCharacter Building, Membentuk Karakter Siswa

Kegiatan Manajemen Kelas

Kegiatan manajemen berkaitan dengan perencanaan kondisi belajar mengajar yang tepat, pengaturan ruang belajar, dan pengelolaan interaksi pembelajaran. Sebab itu, beberapa program pembelajaran harus dilaksanakan untuk mencapai keberhasilan manajemen kelas tersebut.

Berikut adalah beberapa contoh kegiatan manajemen kelas yang bisa Bapak dan Ibu Guru lakukan.

  • Tidak ragu untuk menyapa siswa terlebih dahulu, sehingga memberikan rasa nyaman dan aman bagi siswa di kelas.
  • Membiasakan diri untuk berjabat tangan dengan siswa.
  • Melakukan komunikasi yang terbuka untuk menciptakan hubungan yang harmonis dengan siswa.
  • Melakukan evaluasi sederhana secara berkala untuk melihat sejauh mana penguasaan materi siswa dari pembelajaran sebelumnya.
  • Menghubungkan materi pelajaran dengan fakta yang ada di kehidupan nyata untuk menciptakan pembelajaran yang menarik dan menantang.
  • Mengajarkan keterampilan hidup dalam kegiatan belajar mengajar. Contohnya dalam tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), kemandirian bisa dilatih dengan praktik mengikat tali sepatu, menyiapkan bekal makan, atau membersihkan diri sendiri.

[gambar]

  • Menerapkan gaya mengajar yang bervariasi agar siswa tidak mudah bosan dan terus tertarik pada pelajaran.
  • Mengubah metode mengajar sesuai kebutuhan siswa dan kondisi kelas untuk mencegah munculnya gangguan belajar.
  • Menekankan siswa pada perilaku-perilaku yang positif.
  • Mengembangkan kedisiplinan dalam diri siswa.

Itulah beberapa contoh kegiatan untuk memulai manajemen kelas yang efektif. Apakah Bapak dan Ibu Guru sudah menerapkannya? Atau punya cara lainnya untuk mengelola kelas?

Tidak hanya untuk siswa, manajemen kelas juga membantu kita dalam mencapai tujuan pembelajaran. Karena, kondisi pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kondisi kelas yang kondusif, lingkungan belajar, dan perencanaan pengajarannya.