E-Belajar.id – Saat ini sudah muncul kerinduan siswa untuk kembali belajar bertatap muka. Hasil survei terhadap lebih dari lima ribu siswa, mayoritas siswa menyatakan ingin pembelajaran kembali tatap muka (Kusnandar 2021). Dengan begitu maka kebijakan untuk kembali membuka sekolah tatap muka sangat bijaksana. Akan tetapi tentu saja tidak dapat kembali ke awal sebagaimana kelas tradisional. Pembatasan jumlah siswa dan jadwal masuk kelas secara bergilir merupakan keniscayaan bagi guru untuk memberikan metode pembelajaran secara blended, yaitu memadukan antara kegiatan belajar di rumah dengan kegiatan belajar tatap muka di sekolah.
Di antara pendekatan blended, ada satu metode pembelajaran yang saat ini banyak peminat dan penerapannya oleh para guru di sekolah, yaitu model flipped classroom. Secara bahasa flipped classroom berarti kelas yang dibalik, yaitu suatu model yang membalik kebiasaan dalam pembelajaran tradisional.
Metode flipped classroom sebagai solusi pembelajaran tatap muka terbatas
Konsep flipped classroom yakni aktivitas yang biasanya pelaksanaanya di rumah, sekarang melakukannya di sekolah, dan aktivitas yang biasanya pelaksanaannya di sekolah, sekarang siswa melaksanakannya di rumah (Muthmainah, 2018). Kalau dalam kelas tradisional biasanya siswa mendapat pengetahuan dasar teoritis di kelas, kemudian pemberian tugas untuk praktek di rumah, maka pada flipped classroom, pengetahuan dasar dan teoritis siswa mempelajari sendiri di rumah, kemudian implementasi atau praktek pada kegiatan tatap muka di kelas.
Arida dkk (2019) mengembangkan model flipped classroom dengan memanfaatkan media video sebagai bahan belajar di rumah sebelum siswa (mahasiswa) masuk kelas. Dengan menyimak tayangan video tersebut siswa (mahasiswa) dapat memahami materi pada saat berdiskusi atau mempelajari lebih lanjut di kelas, sehingga proses pembelajaran di dalam kelas menjadi lebih efisien.
Kegiatan belajar sebelum masuk kelas dengan menonton video tersebut berfokus pada kompetensi berpikir tingkat rendah (LOT), seperti memahami (understanding) dan mengingat (remembering). Sedangkan untuk kegiatan belajar yang menuntut kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOT) penerapannya di kelas, seperti dengan berdiskusi menganalisis, menyimpulkan, ataupun mempresentasikan.
Kesempatan tatap muka dapat juga berguna untuk kegiatan yang bersifat praktik atau expose unjuk kerja sebagaimana Ali Basyah (2018) yang mengembangkan bahan belajar multimedia untuk pembelajaran dengan model flipped classroom terkait materi technopreneurship.
Pengembangan pembelajaran tersebut menunjukkan hasil positif terutama setelah siswa berhasil membuat perencanaan usaha dan mendapat apresiasi dari hasil expose program dan produk yang ramah pasar di Business Center Multimedia. Dengan melihat beberapa pengalaman tersebut, tidak ada salahnya kalau para guru menerapkan model ini untuk pembelajaran kelas bergilir pasca pandemi.
Tiga tahapan inti dalam metode pembelajaran flipped classroom
Flipped Classroom
Pola dasar kegiatan belajar flipped classroom ada dua bagian, yaitu; 1. Kegiatan belajar di rumah sebelum masuk kelas, dan 2) Kegiatan belajar di kelas. Pola dasar tersebut dapat berkembang sesuai kebutuhan (kondisi) sekolah masing-masing. Di antaranya ada yang mengembangkan menjadi tiga tahap dan empat tahap.
Pada situs pembelajaran inovatif kemdikbud, flipped classroom ada tiga tahapan, yaitu; 1) Kegiatan siswa belajar mandiri di rumah, 2). Kegiatan siswa belajar tatap muka di sekolah, 3). Evaluasi dan tindak lanjut. Ketiga tahapan ini dapat menjadi sintaks atau alur pembelajaran dari model ini.
1. Kegiatan di rumah sebelum masuk kelas
Agar pembelajaran terarah dan siswa tidak bingung, guru perlu memberikan tugas yang jelas bagi siswa di rumah. Oleh karena itu, hal pertama yang harus guru lakukan adalah memberikan tugas. Dalam model flipped classroom, tugas hendaklah yang sederhana dan tidak terlalu rumit, sehingga terasa mudah bagi siswa. Misalnya menonton tayangan video pembelajaran, mendengarkan audio, membaca teks, atau multimedia interaktif, dll.
Pemberian tugas sebaiknya tidak terlalu banyak, misal hanya satu judul video saja dengan durasi kurang lebih 15 menit. Judul bahan belajar dan dimana dapat diperoleh harus diberitahukan kepada siswa, agar siswa fokus pada materi yang akan mereka pelajari. Akan lebih baik lagi kalau bahan belajar tersebut merupakan media pembelajaran yang sudah siap atau telah guru buat.
Namun, apabila guru belum memiliki bahan belajar sendiri, guru dapat mencari dan mendownload pada portal Rumah Belajar dengan alamat url: belajar.kemdikbud.go.id, tve.kemdikbud.go.id, ataupun suara-edukasi.kemdikbud.go.id. Di samping itu terdapat juga m-edukasi. kemdikbud.go.id, dan radioedukasi.kemdikbud.go.id, dll. Situs pembelajaran tersebut banyak menyediakan sumber belajar digital yang sesuai dengan kurikulum sekolah.
Selanjutnya, sebagai bukti telah melaksanakan tugas, sebaiknya arahkan siswa untuk menulis rangkuman atau poin-poin penting dari apa yang telah mereka pelajari pada selembar kertas. Atau dapat juga pinta mereka untuk membuat gambar skema dll, tergantung pada materi yang telah mereka pelajari.
2. Kegiatan belajar di kelas
Dalam pertemuan tatap muka di kelas, banyak pilihan metode yang dapat guru lakukan, antara lain; presentasi, diskusi kelompok, galeri, praktikum, dll. Misal guru memilih diskusi kelompok. Bentuk tempat duduk siswa dalam formasi diskusi kelompok dengan tetap menjaga jarak. Guru dapat mempersilahkan siswa untuk menceritakan tentang apa yang telah mereka pelajari di rumah secara bergantian. Berikanlah keleluasaan siswa untuk bercerita dan berikan kesempatan siswa lain untuk menanggapi, sehingga terjadi diskusi.
Apabila siswa ada kesulitan, guru dapat membantu memberikan penjelasan. Selain diskusi, bisa juga dengan metode galeri. Dalam metode ini, siswa akan memasang display atau galeri hasil belajarnya di rumah, baik dalam bentuk gambar, teks, ataupun hasil karya. Tergantung kepada materi pelajaran. Hasil karya siswa tersebut bisa dipajang di meja masing-masing atau ditempel di dinding.
Secara bergantian, siswa lainnya dapat mengunjungi galeri. Pengunjung mempunyai kesempatan untuk memberikan komentar atau sekedar memberikan tanda bintang atau gambar jempol. Banyak contoh metode lainnya yang dapat guru kembangkan. Intinya, kegiatan belajar tatap muka sebaiknya bervariasi, membuat siswa aktif dan mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna, serta tetap jaga protokol kesehatan. Dalam hal ini guru harus dapat menahan diri untuk tidak memanfaatkan waktu tatap muka untuk mengajar dengan memberikan ceramah sepanjang waktu.
3. Kegiatan tindak lanjut
Pada tahap ini, guru dapat memberikan apresiasi, saran, motivasi dll bagi siswa agar tetap semangat belajar. Guru juga dapat mengaitkan pembelajaran yang telah mereka pelajari hari ini dengan kehidupan nyata saat ini atau masa yang akan datang. Sehingga siswa mengerti makna penting dari pengalaman belajar yang telah dilaluinya. Kesempatan tatap muka dapat juga digunakan untuk memberikan tugas pada putaran flipped classroom selanjutnya.