E-Belajar.id – Halo Bapak dan Ibu Guru, bagaimana kegiatan pembelajarannya? Semoga tetap semangat ya meskipun kondisi cuaca lagi tidak menentu, kadang panas lalu tiba-tiba hujan. Ngomong-ngomong soal hujan, pernahkah Bapak dan Ibu Guru bersama siswa memikirkan bagaimana proses itu terjadi? Dari cuaca panas terik, tiba-tiba muncul awan gelap yang menutupi sinar matahari. Tidak lama, muncul petir dan berakhir dengan hujan. Nah, ketika kita melihat peristiwa itu dan mencoba berpikir serangkaian penyebabnya, kegiatan itu mewakilkan apa yang kita sebut dengan Problem Based Learning (PrBL).

Problem based learning atau pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu metode pembelajaran yang pelaksanaannya meliputi deskripsi masalah, motivasi untuk mengetahui lebih lanjut, dan pengaktifan pengetahuan sebelumnya lewat proses pemikiran masalah.

Dengan kata lain, masalah yang ada memunculkan keinginan untuk kita mencari tahu informasi lebih lanjut agar mendapat pengetahuan baru.

Apa Itu Problem Based Learning?

Problem based learning pertama kali di kenalkan pada tahun 1969 di sekolah kedokteran McMaster University, Hamilton, Kanada. Sejak itu, banyak universitas dan sekolah di seluruh dunia yang menggunakan metode pembelajaran ini sampai sekarang.

Dalam Strategi Pembelajaran Problem Based Learning (2020), strategi ini memiliki arti sebagai metode pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk mendapatkan ilmu baru dari analisis berbagai pengetahuan dan pengalaman belajar yang mereka miliki, serta menghubungkannya dengan permasalahan belajar yang guru berikan.

Pembelajaran berbasis masalah berkembang untuk memberikan siswa pengalaman belajar yang mengutamakan kemampuan analisis materi secara mandiri. Dengan adanya permasalahan yang nyata, mereka bisa belajar berpikir kritis, mengembangkan keterampilan memecahkan masalah, dan memperoleh pengetahuannya sendiri.

5 Karakteristik Problem Based Learning

Seperti halnya metode pembelajaran yang lain, pembelajaran berbasis masalah mempunyai ciri-ciri khusus seperti yang tertera di gambar.

Dari kelima karakteristik di atas, fokus utama pembelajaran berbasis masalah bukanlah untuk menghafal materi melainkan pada kegiatan siswa dalam menemukan pengetahuan barunya melalui proses berpikir, berkomunikasi, mengolah data, dan menyimpulkan solusi.

Tapi, problem based learning memiliki karakteristik yang mirip dengan metode project based learning (pembelajaran berbasis proyek) di mana siswa kita arahkan untuk menyelesaikan permasalahan. Terus, apa yang membedakan keduanya?

Perbedaannya Dengan Project Based Learning

Meskipun sebelumnya sudah mengetahui karakteristik problem based learning, kita mungkin masih bingung tentang perbedaannya dengan metode project based learning. Mari kita cek bersama, di mana letak perbedaannya?

Pembelajaran berbasis masalah melihat masalah dunia nyata dan siswa mengeksplorasi solusi melalui pendekatan berbasis inkuiri. Nah, pembelajaran berbasis proyek melakukan hal yang sama tetapi menambahkan unsur keterlibatan langsung siswa untuk mengaplikasikan solusinya.

Sebuah metode pembelajaran akan lebih mudah kita pahami saat kita sudah mengetahui langkah-langkah untuk menerapkannya. Maka dari itu, langsung saja kita bahas, bagaimana cara menerapkan metode ini dalam kelas?

Langkah-langkah Penerapan

Dalam penerapannya, ada beberapa langkah yang harus dilakukan. Langkah-langkah ini biasanya disebut dengan sintaks problem based learning.

Ada 6 langkah yang perlu kita lakukan untuk menerapkan model pembelajaran berbasis masalah, di antaranya:

  1. Menyampaikan tujuan dan mengenalkan masalah.
  2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar, baik dalam kelompok atau individu.
  3. Memfasilitasi kegiatan siswa dalam mengidentifikasi masalah dan menyusun berbagai rencana penyelesaiannya.
  4. Melakukan pendampingan terhadap siswa untuk mengumpulkan informasi dan juga data yang berhubungan dengan rencana.
  5. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk menyajikan hasil pembelajarannya.
  6. Mengarahkan siswa untuk memeriksa dan mengevaluasi berbagai kegiatan yang sudah dilakukan.

Sementara itu, Trianto dalam Problem-Based Learning di Masa Pandemi (2021) membagi sintaks model pembelajaran berbasis masalah ke dalam 5 tahap yang secara detail bisa dilihat melalui gambar di bawah ini.

Lewat problem based learning, siswa belajar untuk menganalisis dan memecahkan masalah yang relevan dengan tujuan pembelajaran, memperoleh pengetahuan baru, serta mengembangkan keterampilan mengarahkan diri yang diperlukan untuk pembelajaran seterusnya.

Mengambil kutipan terkenal dari Albert Einstein, “If I had an hour to solve a problem, I’d spend 55 minutes thinking about the problem and 5 minutes thinking about solutions,” belajar dari sebuah masalah mengarahkan siswa untuk mendapatkan petunjuk tentang solusi permasalahan itu sendiri.