E-Belajar.id – Bapak dan Ibu Guru, bagaimana nih kabarnya? Semoga kegiatan pembelajarannya selalu berjalan lancar ya. Membahas soal pembelajaran, tahukah Bapak dan Ibu Guru tentang pembelajaran berdiferensiasi? Kelas kita pastinya terdiri dari berbagai karakteristik siswa yang berbeda-beda. Belum lagi perbedaan latar belakang budaya dan keluarga, kepribadian, serta hobi siswa. Hal itu membuat tingkat pemahaman mereka akan materi juga berbeda.

Dalam kelas dengan karakteristik siswa yang unik itu, diferensiasi menjadi elemen yang penting untuk melakukan proses belajar dan mengajar. Karena, pembelajaran berdiferensiasi membantu tercapainya hasil belajar yang maksimal.

Nah, bagaimana ya cara menerapkan pembelajaran berdiferensiasi itu? Kita bahas bersama yuk, Bapak dan Ibu Guru!

Apa Itu Pembelajaran Berdiferensiasi?

Salah satu cara untuk menemukan solusi masalah pembelajaran adalah dengan melakukan pemetaan kebutuhan siswa yang bisa kita lakukan dengan pembelajaran berdiferensiasi.

Dalam buku Road to Guru Penggerak (2021) menjelaskan kalau pembelajaran berdiferensiasi adalah serangkaian kegiatan pembelajaran yang di buat berdasarkan kebutuhan siswa dan bertujuan untuk membantu siswa sukses dalam belajar.

Pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk memilih apa mereka ingin pelajari, bagaimana cara belajar, dan produk belajar apa yang ingin mereka hasilkan. Tapi, tentu saja ada batasan-batasan yang harus kita perhatikan. Di sinilah tugas guru untuk memberi arahan berdasarkan kurikulum yang berlaku.

4 Prinsip Pembelajaran Berdiferensiasi

Keputusan yang kita ambil dalam pembelajaran ini di dasarkan pada kelima prinsipnya. Bertujuan untuk menjawab kebutuhan belajar siswa yang beragam.

Lingkungan Belajar

Tidak hanya keadaan fisik seperti keadaan cuaca atau susunan meja di kelas, kondisi emosional juga mempengaruhi proses pembelajaran.

Menurut penelitian beberapa ahli dalam buku Assessment and Student Success in a Differentiated Classroom (2013), hubungan emosional antara guru dan siswa bisa memperkuat pertumbuhan akademik siswa. Hubungan ini membuat siswa percaya bahwa kita adalah seseorang yang bisa di andalkan untuk mencapai kesuksesan.

Kurikulum yang Berkualitas

Kurikulum yang baik paling tidak harus mempunyai 3 atribut mendasar, yaitu bertujuan jelas tentang apa yang harus diketahui, dipahami, dan dilakukan siswa; menghasilkan pemahaman siswa tentang pentingnya manfaat dari materi yang dipelajari; serta melibatkan siswa dalam proses belajar.

Jadi, kurikulum yang berkualitas tidak hanya berisi tentang apa yang akan kita ajarkan tapi lebih fokus pada apa yang harus siswa pelajari dan siswa inginkan.

Penilaian yang Menunjukkan Hasil Belajar

Supaya pembelajaran berdiferensiasi berjalan efektif, kita perlu mengetahui sampai mana tingkat pemahaman siswa saat memulai pelajaran, dan sejauh mana pemahaman baru bisa mereka terima. Dengan kata lain, penilaian atau asesmen menjadi petunjuk untuk merencanakan kegiatan pembelajaran berdiferensiasi.

Instruksi yang Menjawab Kebutuhan Siswa

Jika kurikulum mengacu pada apa yang harus kita ajarkan atau apa yang harus siswa pelajari, instruksi atau pengajaran di sini fokus pada bagaimana kita mengajar atau bagaimana siswa menerima pengetahuan.

Instruksi menjadi inti dari pembelajaran berdiferensiasi karena tujuan akhir dari pembelajaran ini adalah memastikan bahwa setiap siswa mempunyai pengalaman belajar yang terbaik, sebagai cara untuk memaksimalkan pertumbuhan pengetahuan mereka.

Tapi selain prinsip, ada hal lain yang harus kita perhatikan saat melakukan pembelajaran berdiferensiasi, yaitu komponen-komponennya. Yuk kita lihat, apa saja sih komponen pembelajaran berdiferensiasi.

Komponen Pembelajaran Berdiferensiasi dan Contohnya

Pembelajaran ini terjadi ketika kita sebagai guru merencanakan pelajaran yang sesuai dengan konten yang akan kita bahas, proses atau produk yang kita gunakan sesuai dengan keinginan siswa, serta mereka bisa menerima pembelajaran yang mereka butuhkan untuk berkembang dan berhasil.

Kelima komponen di atas bisa kita bedakan dan kita sesuaikan dengan kondisi setiap siswa untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan mereka yang berbeda-beda, meliputi kesiapan, minat, dan profil atau preferensi siswa dalam belajar.

Contohnya seperti ini Bapak dan Ibu Guru. Untuk menjelaskan fenomena batuan, kita bisa menggunakan video atau gambar untuk mendukung pemahaman siswa yang tidak mempunyai pengalaman dan membutuhkan pengembangakan terkait materi tersebut.

Jika Bapak dan Ibu Guru mengajar Matematika, mintalah siswa untuk mencari benda-benda simetri di rumah mereka dan membawanya ke sekolah. Lalu, tunjuk beberapa siswa untuk memberikan penjelasan tentang benda yang mereka bawa, termasuk alasan mengapa benda tersebut mewakili sebuah simetri.