Metode Pembelajaran Tatap Muka, Flipped Classroom solusinya.

E-Belajar.id – Saat ini sudah muncul kerinduan siswa untuk kembali belajar bertatap muka. Hasil survei terhadap lebih dari lima ribu siswa, mayoritas siswa menyatakan ingin pembelajaran kembali tatap muka (Kusnandar 2021). Dengan begitu maka kebijakan untuk kembali membuka sekolah tatap muka sangat bijaksana. Akan tetapi tentu saja tidak dapat kembali ke awal sebagaimana kelas tradisional. Pembatasan jumlah siswa dan jadwal masuk kelas secara bergilir merupakan keniscayaan bagi guru untuk memberikan metode pembelajaran secara blended, yaitu memadukan antara kegiatan belajar di rumah dengan kegiatan belajar tatap muka di sekolah.

Di antara pendekatan blended, ada satu metode pembelajaran yang saat ini banyak peminat dan penerapannya oleh para guru di sekolah, yaitu model flipped classroom. Secara bahasa flipped classroom berarti kelas yang dibalik, yaitu suatu model yang membalik kebiasaan dalam pembelajaran tradisional.

Metode flipped classroom sebagai solusi pembelajaran tatap muka terbatas

Konsep flipped classroom  yakni aktivitas yang biasanya pelaksanaanya di rumah, sekarang melakukannya di sekolah, dan aktivitas yang biasanya pelaksanaannya di sekolah, sekarang siswa melaksanakannya di rumah (Muthmainah, 2018). Kalau dalam kelas tradisional biasanya siswa mendapat pengetahuan dasar teoritis di kelas, kemudian pemberian tugas untuk praktek di rumah, maka pada flipped classroom, pengetahuan dasar dan teoritis siswa mempelajari sendiri di rumah, kemudian implementasi atau praktek pada kegiatan tatap muka di kelas.

Arida dkk (2019) mengembangkan model flipped classroom dengan memanfaatkan media video sebagai bahan belajar di rumah sebelum siswa (mahasiswa) masuk kelas. Dengan menyimak tayangan video tersebut siswa (mahasiswa) dapat memahami materi pada saat berdiskusi atau mempelajari lebih lanjut di kelas, sehingga proses pembelajaran di dalam kelas menjadi lebih efisien.

Kegiatan belajar sebelum masuk kelas dengan menonton video tersebut berfokus pada kompetensi berpikir tingkat rendah (LOT), seperti memahami (understanding) dan mengingat (remembering). Sedangkan untuk kegiatan belajar yang menuntut kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOT) penerapannya di kelas, seperti dengan berdiskusi menganalisis, menyimpulkan, ataupun mempresentasikan.

Kesempatan tatap muka dapat juga berguna untuk kegiatan yang bersifat praktik atau expose unjuk kerja sebagaimana Ali Basyah (2018) yang mengembangkan bahan belajar multimedia untuk pembelajaran dengan model flipped classroom terkait materi technopreneurship.

Pengembangan pembelajaran tersebut menunjukkan hasil positif terutama setelah siswa berhasil membuat perencanaan usaha dan mendapat apresiasi dari hasil expose program dan produk yang ramah pasar di Business Center Multimedia.  Dengan melihat beberapa pengalaman tersebut, tidak ada salahnya kalau para guru menerapkan model ini untuk pembelajaran kelas bergilir pasca pandemi.

Tiga tahapan inti dalam metode pembelajaran flipped classroom

Flipped Classroom

Pola dasar kegiatan belajar flipped classroom ada dua bagian, yaitu; 1. Kegiatan belajar di rumah sebelum masuk kelas, dan 2) Kegiatan belajar di kelas. Pola dasar tersebut dapat berkembang sesuai kebutuhan (kondisi) sekolah masing-masing. Di antaranya ada yang mengembangkan menjadi tiga tahap dan empat tahap.

Pada situs pembelajaran inovatif kemdikbud, flipped classroom ada tiga tahapan, yaitu; 1) Kegiatan siswa belajar mandiri di rumah, 2). Kegiatan siswa belajar tatap muka di sekolah, 3). Evaluasi dan tindak lanjut. Ketiga tahapan ini dapat menjadi sintaks atau alur pembelajaran dari model ini.

1. Kegiatan di rumah sebelum masuk kelas

Agar pembelajaran terarah dan siswa tidak bingung, guru perlu memberikan tugas yang jelas bagi siswa di rumah. Oleh karena itu, hal pertama yang harus guru lakukan adalah memberikan tugas. Dalam model flipped classroom, tugas hendaklah yang sederhana dan tidak terlalu rumit, sehingga terasa mudah bagi siswa. Misalnya menonton tayangan video pembelajaran, mendengarkan audio, membaca teks, atau multimedia interaktif, dll.

Pemberian tugas sebaiknya tidak terlalu banyak, misal hanya satu judul video saja dengan durasi kurang lebih 15 menit. Judul bahan belajar dan dimana dapat diperoleh harus diberitahukan kepada siswa, agar siswa fokus pada materi yang akan mereka pelajari. Akan lebih baik lagi kalau bahan belajar tersebut merupakan media pembelajaran yang sudah siap atau telah guru buat.

Namun, apabila guru belum memiliki bahan belajar sendiri, guru dapat mencari dan mendownload pada portal Rumah Belajar dengan alamat url: belajar.kemdikbud.go.id, tve.kemdikbud.go.id, ataupun suara-edukasi.kemdikbud.go.id. Di samping itu terdapat juga m-edukasi. kemdikbud.go.id, dan radioedukasi.kemdikbud.go.id, dll. Situs pembelajaran tersebut banyak menyediakan sumber belajar digital yang sesuai dengan kurikulum sekolah.

Selanjutnya, sebagai bukti telah melaksanakan tugas, sebaiknya arahkan siswa untuk menulis rangkuman atau poin-poin penting dari apa yang telah mereka pelajari pada selembar kertas. Atau dapat juga pinta mereka untuk membuat gambar skema dll, tergantung pada materi yang telah mereka pelajari.

2. Kegiatan belajar di kelas

Dalam pertemuan tatap muka di kelas, banyak pilihan metode yang dapat guru lakukan, antara lain; presentasi, diskusi kelompok, galeri, praktikum, dll. Misal guru memilih diskusi kelompok. Bentuk tempat duduk siswa dalam formasi diskusi kelompok dengan tetap menjaga jarak. Guru dapat mempersilahkan siswa untuk menceritakan tentang apa yang telah mereka pelajari di rumah secara bergantian. Berikanlah keleluasaan siswa untuk bercerita dan berikan kesempatan siswa lain untuk menanggapi, sehingga terjadi diskusi.

Apabila siswa ada kesulitan, guru dapat membantu memberikan penjelasan. Selain diskusi, bisa juga dengan metode galeri. Dalam metode ini, siswa akan memasang display atau galeri hasil belajarnya di rumah, baik dalam bentuk gambar, teks, ataupun hasil karya. Tergantung kepada materi pelajaran. Hasil karya siswa tersebut bisa dipajang di meja masing-masing atau ditempel di dinding.

Secara bergantian, siswa lainnya dapat mengunjungi galeri. Pengunjung mempunyai kesempatan untuk memberikan komentar atau sekedar memberikan tanda bintang atau gambar jempol. Banyak contoh metode lainnya yang dapat guru kembangkan. Intinya, kegiatan belajar tatap muka sebaiknya bervariasi, membuat siswa aktif dan mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna, serta tetap jaga protokol kesehatan. Dalam hal ini guru harus dapat menahan diri untuk tidak memanfaatkan waktu tatap muka untuk mengajar dengan memberikan ceramah sepanjang waktu.

3. Kegiatan tindak lanjut

Pada tahap ini, guru dapat memberikan apresiasi, saran, motivasi dll bagi siswa agar tetap semangat belajar.  Guru juga dapat mengaitkan pembelajaran yang telah mereka pelajari hari ini dengan kehidupan nyata saat ini atau masa yang akan datang. Sehingga siswa mengerti makna penting dari pengalaman belajar yang telah dilaluinya. Kesempatan tatap muka dapat juga digunakan untuk memberikan tugas pada putaran flipped classroom selanjutnya.

Pembelajaran Tatap Muka, Dipantau Gunakan Teknologi Digital

E.Belajar.id – Penyesuaian SKB Empat Menteri mengenai penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi Covid-19 yang terbit pada 21 Desember 2021. Mengatur tentang pemantauan pembelajaran tatap muka (PTM) dan perkembangan situasi pandemi Covid-19 di lingkungan satuan pendidikan. Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Ristek, dan Teknologi (Sekjen Kemendikbudristek), Suharti. Beliau mengatakan pemerintah mendorong satuan pendidikan untuk menggunakan teknologi digital agar bisa memantau perkembangan pandemi di masing-masing satuan pendidikan.

“Salah satu contohnya adalah penggunaan QR code di masing-masing sekolah untuk memantau adanya penyebaran virus di sekolah. Dengan menggunakan teknologi digital, akan mempercepat kita menindaklanjuti jika mendapati kasus Covid-19,” kata Suharti. Dalam Webinar Kesiapan Pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Tahun 2022, Senin, (3/1/2022).

Satuan pendidikan harus menggunakan teknologi untuk pemantauan dan evaluasi PTM terbatas yang terintegrasi data pokok pendidikan (DAPODIK) dan EMIS (sistem data informasi pendidikan dari Kementerian Agama) dengan PeduliLindungi. Pemantauan tingkat kepatuhan protokol kesehatan Covid-19 di satuan pendidikan juga harus terintegrasi dengan aplikasi Bersatu Lawan Covid kan. Selain itu, satuan pendidikan juga harus melakukan verifikasi nomor WhatsApp penanggung jawab satuan pendidikan pada laman https://sekolahaman.kemkes.go.id/ atau https://madrasahaman.kemkes.go.id/  dan memasang QR Code aplikasi PeduliLindungi di area masuk dan keluar satuan pendidikan.

Salah satu sekolah yang sudah menerapkan pembelajaran tatap muka terbatas, dengan memperhatikan prokes yang ketat.

Beberapa Menteri Ikut Berperan dalam Pemantauan Pembelajaran Tatap Muka.

Berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Kesehatan, Menteri Dalam Negeri, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, dan Menteri Agama yang ditetapkan pada 21 Desember 2021 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19. Penggunaan teknologi untuk pemantauan dan evaluasi PTM terbatas menggunakan dengan tiga upaya. Pertama, integrasi DAPODIK/EMIS dengan PeduliLindungi. Kedua, integrasi dengan aplikasi Bersatu Lawan Covid untuk pemantauan tingkat kepatuhan protokol kesehatan Covid-19 di satuan pendidikan. Ketiga, evaluasi dan validasi PTM terbatas berdasarkan data daftar periksa, vaksin, kasus Covid-19, dan kepatuhan prokes.

Integrasi DAPODIK/EMIS dengan PeduliLindungi dilakukan dengan tiga bentuk, yaitu (1) notifikasi status kondisi sekolah melalui WhatsApp kepada penanggung jawab sekolah dan daerah (dinas pendidikan/ kantor wilayah/kantor Kemenag), (2) melihat status kondisi sekolah pada laman https://sekolahaman.kemkes.go.id/  dan https://madrasahaman.kemkes.go.id/  , dan (3) penggunaan QR Code PeduliLindungi untuk pengunjung dan tamu.

Sementara itu dalam webinar yang sama, Direktur Jenderal PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Jumeri, mengatakan, lima hal yang dipantau dalam pemantauan dan evaluasi PTM terbatas yaitu kesiapan PTM terbatas sesuai daftar periksa dari laporan sekolah; kasus suspek (gejala Covid-19) dan komorbid dari laporan sekolah dan Satgas Penanganan Covid-19 (PC19); tingkat kepatuhan institusi dan warga satuan pendidikan terhadap protokol kesehatan dari laporan sekolah dan satgas PC19; status vaksin warga satuan pendidikan yang terintegrasi dengan PeduliLindungi; dan kasus konfirmasi dan kontak erat Covid-19 yang terintegrasi dengan PeduliLindungi.

“Satuan pendidikan juga harus melakukan evaluasi dan validasi PTM berdasarkan data daftar periksa, vaksin, kasus Covid 19, dan kepatuhan prokes. Dan yang terakhir surveilans epidemiologi bagi satuan pendidikan yang sudah melaksanakan PTM terbatas,” ujar Jumeri. Surveilans Epidemiologi adalah kegiatan pengamatan secara sistematis dan terus menerus terhadap penyakit atau masalah-masalah kesehatan serta kondisi yang mempengaruhi risiko terjadinya penyakit atau masalah-masalah kesehatan tersebut agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien.

Setelah Pandemi Berakhir, Pembelajaran Jarak Jauh Permanen?

E.Belajar.id – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengungkapkan, kita bisa menerapkan pembelajaran jarak jauh secara permanen setelah pandemi Covid-19 selesai. Berdasarkan penilaian Kemendikbud, kegiatan belajar-mengakar dengan memanfaatkan teknologi akan menjadi hal yang mendasar. Ia menyebutkan, pemanfaatan teknologi memberi kesempatan kepada sekolah melakukan berbagai modeling kegiatan belajar. “Pembelajaran jarak jauh, ini akan menjadi permanen. Bukan pembelajaran jarak jauh pure saja, tapi hybrid model. Adaptasi teknologi itu pasti tidak akan kembali lagi,” kata Nadiem dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR, Kamis (3/7/2020).

Mungkinkah penerapannya akan secara permanen?

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim(Dok. Kemendikbud)

Sebagai Bagian dari Proses Pembelajaran

Pengamat pendidikan Doni Koesoema menilai, maksud pernyataan Nadiem adalah pembelajaran jarak jauh sebagai bagian dari proses pembelajaran. “Baik yang sifatnya penuh, maupun hybrid, model daring dan luring. Kalau untuk yang pembelajaran jarak jauh penuh, saya rasa belum siap,” kata Doni, Jumat (3/7/2020).

Jika penerapan model pembelajaran jarak jauh tersebut permanen , lanjut Doni, hanya ada sebagian satuan pendidikan yang khusus untuk hal itu. Menurut Doni, untuk model pembelajaran jarak jauh dan tatap muka atau blended learning, masih memungkinkan untuk menerapkannya. “Kalau untuk pembelajaran jarak jauh permanen, saya rasa harus ada penelitiannya dulu. Karena saat ini pembelajaran jarak jauh masih mempersyaratkan pertemuan tatap muka dengan tutor, terutama di sekolah terbuka.

Namun ini bukan kondisi ideal,” ujar Doni. Ia mengatakan, perlu kajian akademis yang berbasis riset untuk melihat tujuan dan sasarannya sebelum penerapan pembelajaran jarak jauh. Sekolah dan guru, lanjut Doni, harus ada pemberdayaan dalam mengembangkan manajemen halaman pembelajaran di sekolah mereka masing-masing. “Bukan dengan langganan platform daring berbayar,” kata Doni. Alasannya, orientasi pembelajaran yang dikembangkan UNESCO mengarah pada kemandirian guru dan sekolah dalam memanfaatkan teknologi. Oleh sebab itu, guru harus mendesain sendiri pembelajarannya. “Kalau masing-masing sekolah memiliki platform yang mereka kembangkan, platform ini bisa dishare ke sekolah lain sehingga alternatif pembelajaran semakin banyak,” kata Doni.

Guru Siap Melanjutkan Pembelajaran Jarak Jauh Setelah Pandemi Berakhir

Para guru pun menyatakan kesiapannya jika ada peremintaan melanjutkan pembelajaran daring. Guru mata pelajaran biologi SMA 1 Tambun Selatan, Bekasi Dian Rosalina, misalnya. “Kami percaya kami mampu, kami mungkin tidak bagus 100 persen, enggak sempurna, tapi kami mau belajar, mau berusaha,” ungkap Dian saat ditemui di sekolahnya, Minggu, 15 November 2020.

Dia mengatakan, apa pun metode pembelajarannya, fokusnya hanya satu, yakni bagaimana pembelajaran tetap berorientasi pada murid. “Yang penting hak anak terpenuhi. Apapun kami lakukan dan kami siap,” terangnya. Dengan PJJ yang telah mereka jalankan selama pandemi ini dapat membuktikan kesiapan mereka. Seiring perjalanan waktu PJJ di sekolahnya berjalan lancar dan efektif. Kendala mulai dari gawai hingga kuota dapat terpecahkan.

Hal senada juga diungkapkan guru mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (Pkn) SMA 77 Jakarta Pusat, Fajar Selawati. “Guru mesti terus juga belajar. Saya percaya SMA 77 bisa melakukan digitalisasi pembelajaran,” ungkap Sela, sapaannya.

Fajar Selawati, guru PPKn SMAN 77 Jakarta saat mengajar secara daring

Menurutnya, saat ini para guru dan murid mulai terbiasa dengan metode belajar daring. Dengan begitu, tak ada masalah jika PJJ akan menjadi model baru pendidikan di Indonesia. “Tapi perlu diingat tidak ada yang bisa menggantikan tatap muka. Namun kalau harus daring dan luring ya harus siap. Memang itu tantangan berat, tapi kalau itu diterapkan kita semua harus mau belajar,” tutur Sela.

Pembelajaran Jarak Jauh, Peran Guru dan Orang Tua Sangat Penting!

Pembelajaran Jarak Jauh, Solusi Pembelajaran di Masa Pandemi

Menteri pendidikan dan kebudayaan RI Nadiem Makarim mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020. Tentang pengubahan pembelajaran tatap muka (luring) untuk sementara waktu, menjadi dalam jaringan (daring) sebagai upaya pencegahan penularan covid-19 (Kemdikbud, 2020). Oleh karena itu siswa terpaksa untuk melakukan pembelajaran dari rumah masing-masing.

Peran guru dan orang tua sangat penting dalam kondisi ini. Banyak siswa yang merasa tidak efektifnya pembelajaran jarak jauh ini, karena mereka beranggapan bahwa PJJ ini seperti mendapatkan pekerjaan rumah biasa. Padahal tidak seperti itu. Pembelajaran tetap dilaksanakan seperti biasa tetapi dengan meode yang berbeda. Pemanfaatan teknologi dapat menjadi pilihan bagi guru untuk tetap melaksanakan pembelajaran. Seperti menggunakan google classroom, google meet, zoom, ataupun menggunakan aplikasi e-learning seperti E-belajar.id.

Baca juga: E-Belajar sebagai Platform Digital Sekolah yang lengkap 

ilustrasi seorang siswa yang sedang mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh.

Peran penting guru dan orang tua.

Untuk memaksimalkan efektifitas para siswa dalam mengikuti pembelajaran jarak jauh ini, guru dan orang tua memiliki peran yang sama penting. Guru harus lebih aktif dalam memberikan stimulasi kepada anak didiknya agar tetap semangat dalam mengikuti pembelajaran. Peserta didik diharapkan mendapatkan pelajaran secara maksimal sama seperti ketika belajar di sekolah. Selain itu, dengan berlangsunya pembelajaran jarak jauh, para guru dapat mengenalkan teknologi kepada anak-anak didiknya serta mengedukasi mereka untuk memanfaatkan teknologi untuk belajar dan hal positif lainnya.

Tidak hanya guru, orang tuapun memiliki peran penting dalam mengefektifkan anak-anaknya dalam mengikuti pembelajaran jarak jauh. Orang tua harus mengawasi dan memperhatikan anaknya saat mengikuti pembelajaran sebagai pengganti guru di sekolah. Memberi motivasi kepada anak-anaknya agar tetap semangat dalam terus belajar walaupun tidak seperti biasanya yang berangkat ke sekolah dan bertemu teman-temannya. Orang tua bisa menjadi teman bagi anaknya selama mengikuti pembelajaran dalam mengobrol atau berdiskusi tentang materi pembelajaran.

Pada intinya peran guru dan orang tua sangat penting dalam efektifitas siswa dalam pembelajaran jarak jauh ini. Jangan sampai para siswa hilang semangat dalam belajar bahkan putus sekolah hanya karena pemberlakuan PJJ ini.

Cyber Teaching, Peran Teknologi dalam Proses Pembelajaran

Teknologi dan Pendidikan

E-belajar.id – Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi saat ini berkembang sangat pesat terhadap banyak bidang. Termasuk dibidang pendidikan khususnya dalam proses pembelajaran. Selama ini dalam proses pembelajaran kebanyakan pendidik atau guru menggunakan cara konvensional yang hanya memanfaatkan buku pelajaran dan papan tulis. Tapi saat ini guru atau pendidik dapat meningkatkan efektifitas proses pembelajaran dengan memanfaatkan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi contohnya memanfaatkan penggunaan gadjet, komputer, dan internet.

Dengan memanfaatkan teknologi ini proses pembelajaran bisa lebih efektif dan fleksibel tergantung kreatifitas guru dan juga keikutsertaan peserta didik. Saat ini para peserta didik harus belajar di rumah masing-masing karena pandemi yang tidak tahu pasti kapan berkahir. Penggunaan teknologi ini sangat membantu para guru dan peserta didik untuk tetap melaksanakan kegiatan belajar mengajar secara daring. Dengan adanya teknologi ini guru tetap bisa memberikan layanan walaupun tidak berhadapan langsung dengan peserta didiknya. Demikian pula para peserta didik yang dapat mencari materi atau informasi pembelajaran dalam lingkup luas dari berbagai sumber melalui cyber space (internet), inilah yang arti dari istilah “Cyber Teaching”.

e-learning sebagai media pembelajaran dimasa pandemi.

Cyber Teaching, metode pembelajaran masa kini.

Cyber Teaching ini adalah proses pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan media teknologi seperti gadjet dan pemanfaatan internet atau yang sering juga kita sebut denga e-learning. Secara umum, peranan cyber teaching atau e-learning dalam proses pembelajaran ada dua jenis, yaitu: komplementer dan substitusi. Komplementer mengandaikan bahwa cara pembelajaran dengan pertemuan tatap muka masih berjalan, tetapi ada tambahan model interaksi dengan bantuan teknologi informasi (TI). Sedangkan yang subtitusi, sebagian besar proses pembelajaran berjalan dengan bantuan teknologi informasi (TI). Saat ini regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah juga telah memfasilitasi pemanfaatan e-learning sebagai substitusi proses pembelajaran konvensional.

Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nsional No. 107/U/2001 dengan jelas membuka koridor untuk menyelenggarakan pendidikan jarak jauh, di mana e-learning dapat masuk memainkan peran. Enam prinsip di atas sangat penting untuk diingat agar e-learning betul-betul tepat sasaran dan mampu menggugah semangat belajar peserta didik dalam mengarungi samudra ilmu pengetahuan.

Teknologi dalam Pendidikan, Memberi Dampak Negatif?

E-Belajar.id – Saat ini kita sudah memasuki era yang namanya era revolusi industri 4.0. Pada era ini ditandai dengan pesatnya perkembangan teknologi informasi diberbagai bidang, termasuk salah satunya dibidang Pendidikan. Oleh karena itu kita dengan sangat mudahnya mengakses berbagai ilmu pengetahuan dan menyebarluaskannya. Bahkan dengan bantuan teknologi ini pendidik maupun  peserta didik dapat menerapkan pembelajaran tanpa melaksanakan tatap muka secara langsung. Dengan kata lain memanfaatkan berbagai aplikasi pembelajaran virtual secara online.

ilustrasi seorang siswa yang sedang mengikuti pembelajaran online dengan pemanfaatan teknologi komputer dan internet.

Dampak positif dan negatif teknologi dalam pembelajaran.

Tentu dengan berkembangnya teknologi informasi ini memberikan berbagai dampak positif dan negatif. Dampak positif yang muncul dari teknologi dalam dunia pendidikan adalah pendidik maupun siswa dapat mencari informasi dengan mudah melalui internet. Dan juga banyaknya aplikasi media sosial yang juga membantu dalam mencari materi atau informasi pembelajaran dan mudah dalam pengoprasiannya.

Berbarengan dengan dampak positif tersebut, dampak negatifpun muncul dari penggunaan teknologi ini karena kurang mampunya kita dalam memanfaatkan teknologi. Contohnya timbul masalah kesehatan mata karena terlalu sering mendapat paparan radiasi dari layar gadjet karena terlalu lama menatapnya. Banyak siswa yang mendahulukan membuka aplikasi game online daripada mengakses materi pembelajaran. Bahkan tindakan tidak baik seperti mengakses situs-situs porno atau judi online. Oleh karena itu, hal ini sangat memerlukan peran orang tua dalam mengontrol penggunaan teknologi bagi pendidikan anak-anak mereka.

Teknologi dalam Pendidikan

Pemanfaatan teknologi dalam pendidikan ini sangat-sangat memerlukan hadirnya peran orang tua dalam mengawasi dan mengontrol kegiatan pembelajaran dengan pemanfaatan teknologi ini. Orang tua harus bisa membagi waktu bagi anaknya dalam menggunakan teknologi ini, sehingga sesekali anak-anak bisa meluangkan waktunya untuk bermain dan bercengkrama dengan teman-temanya, hal ini  agar mereka tidak menjadi sosok yang introvert atau susah bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Sama halnya dengan orang tua, Pendidik juga punya peran penting dalam melakukan pengawasan terhadap peserta didiknya dalam penggunaan alat teknologi informasi ini dan memberikan edukasi pemakaiannya agar tidak salah dalam penggunaannya.

Dalam pemanfaatan teknologi informasi dalam dunia pendidikan ini pasti memberikan banyak dampak positif dan beberapa dampak negatif tentunya. Tapi dampak negatif tersebut dapat dihindari dengan adanya sinergi antara orang tua dan juga pendidik dalam mengawasi dan mengontrol anak-anak peserta didiknya agar mereka mengunakan Teknologi ini dengan bijak dan benar.

Blockchain, Secercah Pemantik Mutu Pendidikan

E-Belajar.id – Blockchain adalah teknologi baru yang berkembang untuk sistem penyimpanan data digital. Teknologi ini berlangsung melalui kriptografi dan kebanyakan penggunaannya tak bisa lepas dari mata uang Bitcoin dan Cryptocurrency. Tapi itu dulu.

Dulu, banyak pihak yang menganggap Blockchain hanya berkutat dengan masalah keuangan. Kemunculan Bitcoin yang pertama sekali memperkenalkan konsep Blockchain di tahun 2009. Seakan stigma masyarakat awam beranggapan bahwa Blockchain hanyalah Bitcoin dan sistem keuangan.

Nyatanya Blockchain sangat luas dan penerapan sangat tepat  di zaman saat ini. Saat teknologi, kepercayaan, dan transparansi jadi salah satu hal wajib di zaman modern. Blockchain seakan menawarkan itu semua, menggantikan sistem sebelumnya yang mulai usang.

Ada bidang yang menurut saya cukup membutuhkannya selain bidang keuangan, yaitu bidang pendidikan. Blockchain saat ini mulai banyak yang menerapkan secara meluas termasuk di dunia pendidikan. Saya rasa cukup layak, mengingat dunia pendidikan jadi awal pembentukan kemampuan dan karakter seorang manusia. Untuk menjadi manusia yang berkualitas dan punya pengaruh di masyarakat membutuhkan pendidikan yang sangat baik sejak usia dini.

Blockchain dibidang Pendidikan

Blockchain, solusi dunia Pendidikan tanah air.

Kita pasti kecewa dengan sistem pendidikan tanah air yang masih tertinggal jauh dengan negara tetangga. Begitu banyak anak putus sekolah dan bahkan tidak mendapatkan pendidikan selayaknya. Belum lagi kecurangan di dunia pendidikan, mulai dari aksi sogok masuk di sekolah atau kampus favorit hingga pemalsuan ijazah. Problematika itu tak pernah habisnya.

Praktek-praktek curang ini terus berlanjut hingga kini, berbagai cara dilakukan namun masih belum bisa memperbaiki wajah pendidikan dengan sepenuhnya. Blockchain mungkin bisa jadi solusi dan pembaruan sistem pendidikan saat ini.

Konsep transparan seakan menghilangkan tindakan tidak benar, mulai dari aksi sogok saat masuk ke sekolah atau kampus favorit. Segala aktivitas akan terekam di dalam jejak digital pada Ledge Book. Belum lagi penerapan e-certificate yang akan menghilangkan tindakan ijazah palsu. Tak cukup sampai di situ saja, penilai objektif dari guru untuk murid seakan bisa dilacak nilai yang valid tanpa manipulasi angka.

Mengapa itu harus dilakukan?

Bagi sebagian pihak menilai cukup kejam seperti objektivitas nilai siswa atau mahasiswa sebenarnya. Bisa saja mereka tidak lulus atau bahkan tinggal kelas, cukup menarik memang karena kita sejak dini dididik untuk mendapatkan nilai terbaik bagaimana pun caranya, bukan dididik belajar untuk mendapatkan nilai tinggi.

Dengan penerapan Blockchain yang sangat optimal, seakan memberikan transparan dari hal terkecil sekalipun. Rasa malu karena bertindak curang akan tercatat dengan baik di Ledge Book. Ini mendorong perbaikan mutu pendidikan saat ini. Siapa yang tidak malu saat namanya tercatat abadi di sebuah catatan digital dan diketahui oleh semua orang.

Analogi sederhananya seperti ini:

Blockchain di dunia pendidikan ibaratnya sebuah CCTV pemantau sandal di pelataran masjid. Salah seorang yang berpura-pura jadi jemaah mencuri salah seorang sandal jemaah. Wajahnya tercatat jelas di CCTV dan tersebar luas di mana-mana. Pelaku yang tidak tahu tidak menyangka tindakan memalukannya itu berakhir petaka. Ia harus menanggung malu dan belum lagi harus menjalani hukuman pidana karena mencuri.

Kurang lebih begitulah analogi konsep Blockchain dalam penerapan di dunia pendidikan dan bidang lainnya. Ini akan melahirkan masyarakat yang berpendidikan dan punya norma yang baik. Ia tidak mau menodai namanya di catatan digital dengan noda hitam tetapi dengan tanda baik yang abadi sepanjang masa.

Akses belajar mudah, Ini lah 5 manfaat teknologi dalam Pendidikan.

E-Belajar.id – Meningkatnya teknologi di era globalisasi yang serba modern ini bisa kita terapkan pada dunia pendidikan sebagai fasilitas lebih dan serba canggih untuk memperlancar proses pembelajaran. Disini pentingnya teknologi untuk selalu mengikuti perkembangannya.

E-learning and Online Education for Student and University Concept. Graphic interface showing technology of digital training course for people to do remote learning from anywhere.

Penggunaan teknologi membuktikan dapat meningkatkan minat belajar anak karena tampilan yang lebih menarik sehingga akan menghindari rasa jenuh selama mengikuti pelajaran. Seperti di Indonesia yang sebagian besar sekolah masih belum menggunakan teknologi dalam pendidikan.

Makna dari teknologi pembelajaran merupakan aplikasi atau media yang memiliki rancangan modern dan memiliki manfaat sebagai teori dan praktik dalam pembelajaran, sebagai sumber belajar. Saat ini teknologi yang sudah bayak penggunaanya dalam dunia pendidikan adalah teknologi Informasi.

Adanya informasi bermanfaat untuk media pembelajaran dapat berdampak positif bagi para siswa, yaitu mereka bisa lebih mudah dalam mencari informasi yang penting selama proses pembelajaran. Penggunaan media salah satunya adalah dengan menyediakan komputer dan Internet di tiap-tiap sekolah. Inilah 5 manfaat teknologi dalam Pendidikan:

Manfaat Teknologi Dalam Pendidikan

  1. MENAMBAH INFORMASI

Manfaat pertama pengunaan teknologi adalah sebagai sarana pendukung bagi siswa dan pendidik untuk mencari informasi yang lebih luas, selain menggunakan sumber dari buku dan media cetak.

  1. MENINGKATKAN KEMAMPUAN BELAJAR

Hal ini terjadi karena informasi yang ada di Internet lebih update sehingga para siswa bisa dengan mudah mengakses informasi-informasi baru yang dapat membantu, di bawah pengawasan guru.

  1. MEMUDAHKAN AKSES BELAJAR

Proses pembelajaran dapat dipemudah dengan adanya teknologi dalam pendidikan. Misalkan guru dapat memberikan materi atau tugas belajar melalui email sehingga peserta didik bisa segera menyelesaikan dan mengumpukan tugas tersebut.

  1. MATERI LEBIH MENARIK

Penggunaan teknologi dalam pendidikan dapat membuat peserta didik lebih nyaman dan tidak terkesan jenuh atau monoton. Karena penyampaian informasi melalui teknologi cangging terlihat lebih variatif dan modern.

  1. MENINGKATKAN MINAT BELAJAR

Informasi dan pengetahuan yang lebih lengkap serta akses yang mudah didapatkan dapat membuat siswa lebih mempunyai minat dalam melaksanakan pembelajaran.

Penggunaan teknologi dalam pendidikan memang memiliki beberapa manfaat untuk kelangsungan pembelajaran. Namun, di sisi lain Anda harus tetap mengawasi anak-anak saat memanfaatkan teknologi. Karena mudahnya informasi yang mudah diakses di teknologi, tidak hanya informasi positif, tetapi juga informasi yang negatif.

SMKN 1 Cikarang Selatan menggunakan E-Belajar Mobile dalam Pelaksanaan Penilaian Akhir Semester (PAS)

Penilaian Akhir Semester (PAS) menjadi salah satu kegiatan belajar mengajar dalam satuan pendidikan yang dilakukan pada akhir semester sebagai bentuk evaluasi materi yang telah di sampaikan. SMKN 1 Cikarang Selatan menyambut baik akan releasenya e-belajar mobile siswa karena dianggap akan mempermudah akses dan dalam mendukung terlaksananya era digitalisasi dalam dunia pendidikan. Dengan hadirnya beberapa fitur di belajar, untuk pelaksanaan PAS di SMKN 1 Cikarang Selatan akan menggunakan platform E-belajar sebagai aplikasi pelaksanaan PAS.

Seperti yang kita ketahui dalam platform e-belajar terdapat menu/fitur evaluasi yang memudahkan guru dalam menginput soal evaluasi, dimana guru dapat menginput soal yang sama untuk beberapa kelas sekaligus tanpa harus menginput soal tersebut per kelas. Selain itu hasil atau nilai yang didapatkan siswa akan otomatis terhitung jika menggunakan tipe soal pilihan ganda tanpa harus menghitung lagi secara manual.

Untuk siswa sendiri dengan hadirnya E-Belajar Mobile Siswa (versi android) tentunya akan lebih memudahkan dalam mengakses kegiatan belajar mengajar. Tidak hanya mengakses evaluasi untuk PAS, dalam mengakses materi dan penugasanpun menjadi lebih mudah.

Kabupaten Minahasa Utara Siap Digitalisasi Sekolah

Kabupaten Minahasa Utara Siap Digitalisasi Sekolah

Kegiatan PTM jadi Tantangan

Melanjutkan proses belajar mengajar sebagai bagian dari proses pendidikan generasi bangsa di tengah ancaman pandemi Covid-19, merupakan tantangan. Dan ketika Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Kabupaten Minahasa Utara (Minut) akan dimulai pada Juli 2021, maka semua elemen PTM dituntut beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan perubahan di era baru.

Bupati Minut Joune Ganda, SE mengatakan, persiapan sebelum menyambut PTM, beberapa kali simulasi PTM sudah dilakukan di beberapa lembaga pendidikan dengan protokol kesehatan super ketat. Dan segala piranti untuk PTM sejak dini telah dipersiapkan. “Sekarang guru dituntut adaptif menghadapi perubahan era kebiasaan baru sebagai dampak pandemi Covid-19 ini,” ungkap Bupati JG, belum lama ini kepada awak media.

Berbagai perubahan telah dilakukan, menurut Joune, mulai perubahan perilaku masyarakat, perubahan budaya kerja, perubahan interaksi masyarakat hingga perubahan arus informasi dan digitalisasi yang dialami para siswa.

Situasi itu juga menuntut para pendidik untuk ikut menyesuaikan diri, karena pendidikan tidak boleh berhenti atau menyerah di tengah pandemi, apalagi melawan pandemi dengan tetap menggelar PTM tanpa protokol kesehatan ketat. “Hampir dua tahun ini kita berada di situasi Pandemi Covid-19. Pada fase kedua tahun itu juga kita merasakan berbagai perubahan perilaku masyarakat, perubahan budaya kerja, perubahan interaksi masyarakat bahkan perubahan yang dialami para anak didik akibat pandemi,” urai Bupati berlatar belakang pengusaha sukses itu.

Ini yang menuntut semua elemen masyarakat, termasuk para pendidik untuk semakin adaptif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Karena informasi yang paling menonjol di masyarakat yakni terjadinya digitalisasi. “Ini tantangan untuk para guru yang sebentar lagi memulai PTM. Jadi saya ajak semua berlomba-lomba melakukan inovasi dan strategi dalam dunia pendidikan untuk menjawab setiap tantangan atas perubahan yang terjadi,” jelas Bupati.

Sementara Kadis Pendidikan Minut Olfi Kalengkongan melalui Sekretaris Dinas Pendidikan Petra Enoch mengatakan, siap mendukung visi misi Bupati dan Wakil Bupati untuk mewujudkan pendidikan berkualitas di Minahasa Utara. Untuk menjawab berbagai tantangan dalam situasi pandemi Covid-19, dirinya turut memberikan dorongan kepada guru untuk tidak berhenti berinovasi dan berkontribusi. “Bapak dan ibu guru agar tidak berhenti menciptakan berbagai inovasi. Apa yang berhasil diciptakan seperti Sekolah Digital, Guru Penggerak, sampai Gerakan Bumi Revolusi Mental , agar terus digerakkan di berbagai lini untuk merangsang anak-anak produktif belajar,” harap Petra sembari menambahkan menghadapi PTM tahun ajaran 2021/2022, Dinas Pendidikan Kabupaten Minahasa Utara telah melakukan berbagai tahapan, seperti vaksin di satuan pendidikan dan seluruh kepala sekolah serta guru-guru se-Minahasa Utara, dengan infrastruktur prokes dan Satgas Covid-19 yang dibekali dengan SOP.