Teori Belajar Humanistik, Proses Memanusiakan Manusia

E-Belajar.id – Menurut Hapudin dalam Teori Belajar dan Pembelajaran (2021), teori humanistik memandang kalau belajar adalah proses menemukan potensi diri sebagai upaya untuk memanusiakan manusia. Dengan kata lain, individu menggali sendiri kemampuannya untuk kemudian kita terapkan dalam lingkungannya.

Apa Itu Teori Belajar Humanistik?

Teori belajar humanistik berakar pada psikologi humanistik yang berfokus pada gagasan bahwa siswa pada dasarnya bersifat baik dan pendidikan harus kita ajarkan secara utuh.

Hapudin dalam Teori Belajar dan Pembelajaran (2021) menyebutkan bahwa faktor motivasi dan pengalaman emosional sangat penting dalam proses belajar. Tanpa adanya motivasi dan keinginan dari siswa, pengetahuan baru tidak akan masuk ke struktur kognitif yang sudah mereka miliki.

Dalam teori ini, faktor yang ada dalam diri siswa mempengaruhi kegiatan belajar. Contohnya, jika siswa kesal, sedih, atau tertekan, mereka cenderung tidak akan fokus pada pembelajaran.

Teori belajar humanistik menekankan bagaimana peserta didik bisa membagun dirinya untuk menemukan ilmu dan melakukan hal-hal yang positif. Jadi, kegiatan belajar bertujuan untuk memanusiakan siswa dalam mencapai aktualisasi diri, pemahaman, serta realisasi diri secara optimal, sehingga potensi dirinya berkembang.

Dalam teori belajar humanistik, peserta didik mempunyai kebebasan untuk memilih perilakunya dan melakukan apa yang mereka inginkan. Tapi, perlu kita ketahui juga kalau mereka harus bertanggung jawab atas perbuatan dan sikap yang mereka pilih.

Kalau kita perhatikan lagi, dari awal kita hanya membahas teori belajar humanistik dari sisi peserta didik. Lalu, bagaimana tugas Bapak dan Ibu Guru dalam teori belajar ini?

Peran Guru dalam Teori Belajar Humanistik

Guru dan siswa mempunyai peran khusus agar pembelajaran berjalan lancar. Di teori belajar humanistik, Bapak dan Ibu Guru secara keseluruhan menjadi fasilitator dan panutan bagi siswa. Selain itu, peran lainnya meliputi:

  • Mengajarkan keterampilan belajar
    Di teori belajar humanistik, siswa bertanggung jawab atas pilihan pembelajaran. Jadi, tugas guru adalah membantu mereka memahami cara belajar yang terbaik agar mereka berhasil memahami materi pelajaran.
  • Membantu siswa mengembangkan dirinya
    Bantu siswa untuk mengenal diri mereka sendiri sebagai manusia yang unik agar nantinya bisa mengembangkan potensi yang ada dalam diri mereka.
  • Memberikan kegiatan yang menarik
    Pembelajaran humanistik berfokus pada keterlibatan siswa, sehingga guru perlu menyediakan kegiatan pembelajaran yang menarik untuk meningkatkan semangat dan keterlibatan mereka dalam belajar.
  • Memberikan motivasi
    Berikan motivasi dan kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan siswa. Dengan begitu, mereka bisa mengarahkan diri sekaligus memotivasi dirinya untuk belajar daripada sekadar menjadi penerima pasif dalam proses pembelajaran.
  • Memberikan pilihan ke siswa
    Tersedianya berbagai pilihan adalah pusat pembelajaran humanistik. Di sini, guru berperan untuk membantu siswa membuat pilihan tentang apa yang harus mereka pelajari, contohnya dengan menawarkan opsi atau mengevaluasi hal yang mereka sukai.
  • Menciptakan peluang untuk kerjasama
    Sebagai fasilitator, guru perlu menciptakan kelompok belajar untuk siswa mengeksplorasi, mengamati, dan mengevaluasi diri.

Kita lihat dari peran di atas, ada banyak kegiatan yang bisa kita terapkan dengan pendekatan teori belajar humanistik. Apakah Bapak dan Ibu Guru bisa berikan contohnya?

Kalau masih bingung bagaimana cara menerapkannya di kelas, beberapa contoh berikut mungkin bisa menjadi ide bagi Bapak dan Ibu Guru.

Kelebihan dan Kekurangan.

Setiap teori belajar pasti mempunyai kelebihan dan kekurangan karena pembelajaran yang efektif bergantung pada berbagai faktor termasuk kondisi siswa, guru, dan sekolah.

Secara umum, berikut ini adalah kelebihan teori belajar humanistik.

  1. Cocok kita terapkan dalam materi pembelajaran yang tujuannya untuk membentuk karakter.
  2. Penerapan teori lebih menekankan proses daripada hasilnya, jadi pembelajaran kita katakan berhasil saat siswa bersemangat dalam proses pembelajaran.
  3. Siswa menjadi manusia yang bebas dan tidak terikat oleh pendapat siapapun. Mereka harus mengatur dirinya sendiri dan bertanggung jawab atas pilihannya.
  4. Mendukung guru untuk mengenali kondisi dan potensi siswanya.
  5. Mengedepankan aspek memanusiakan manusia dan pembentukan karakter.

Sementara itu, kekurangan dari teori belajar humanistik antara lain:

  1. Siswa kurang menyadari dan memahami akan potensi dirinya sehingga mempunyai kemungkinan untuk tertinggal dalam proses belajar.
  2. Kurang aktifnya siswa dalam pembelajaran berdampak negatif dalam keberhasilan belajarnya.
  3. Peran guru sebagai fasilitator kurang sesuai bagi siswa yang pasif karena tidak memiliki keberanian untuk bertanya.
  4. Pendekatan yang berfokus pada pilihan mungkin tidak akan berjalan lancar untuk siswa yang membutuhkan sebuah struktur dan rutinitas dalam belajar yang efektif.

Itulah penjelasan tentang teori belajar humanistik yang fokusnya pada proses memanusiakan manusia. Pembelajaran menekankan pentingnya emosi, komunikasi yang terbuka, dan nilai-nilai yang para siswa miliki. Jadi, apa yang menjadi tujuan belajar tidak hanya tercapai dari ranah kognitif tapi juga bagaimana siswa menjadi individu yang bertanggung jawab penuh bagi dirinya.

Pembelajaran Kontekstual, Kaitan Materi dengan Kehidupan

E-Belajar.id – Pembelajaran kontekstual, kita kenal juga dengan istilah Contextual Teaching and Learning (CTL). Membuat siswa menjadi lebih aktif sebab mereka berusaha mempelajari konsep sekaligus menerapkan dan mengaitkannya ke dunia nyata. Model pembelajaran ini merangsang otak untuk menyusun pola-pola yang akhirnya membentuk makna.

Sekarang, mari kita bahas bersama tentang pembelajaran kontekstual agar kita sebagai Guru bisa coba menerapkannya di kelas.

Apa Itu Pembelajaran Kontekstual?

Menurut Al-Tabany dalam Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresi, dan Kontekstual (2017), pembelajaran kontekstual adalah model pembelajaran yang membantu guru untuk mengaitkan materi pelajaran dengan situasi yang ada di dunia nyata, dan memotivasi siswanya untuk mencari tahu hubungan antara pengetahuan dan penerapannya.  Pembelajaran kontekstual memungkinkan siswa untuk memperkuat dan menerapkan pengetahuannya di dunia nyata. Prosesnya menekankan pada pemikiran kritis, pengumpulan, penganalisaan, serta penafsiran informasi dari berbagai sumber dan pandangan.

Jadi, pembelajaran tidak hanya fokus pada pemberian pengetahuan teoritis, tapi juga pada proses keterlibatannya untuk menemukan materi serta menghubungkannya dengan situasi di kehidupan nyata. Terus, bagaimana cara membedakan pembelajaran kontekstual dengan model pembelajaran lainnya? Nah, kita bisa melihatnya dari karakteristik yang ia miliki. Simak di bawah ini ya.

Karakteristik 

Dalam Pembelajaran Terpadu (2020), menyebutkan ada lima karakteristik penting dalam proses pembelajaran kontekstual, yaitu:

  • Pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang sudah ada, artinya pengetahuan yang akan dan sudah kita pelajari saling berkaitan satu sama lain.
  • Kegiatan belajar mengajar bertujuan untuk memperoleh dan menambah pengetahuan baru.
  • Pengetahuan yang kita peroleh bukan untuk kita hafal, tapi untuk kita pahami dan kita yakini.
  • Pengetahuan dan pengalaman yang kita dapatkan harus kita terapkan dalam kehidupan nyata.
  • Adanya refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan sebagai umpan balik untuk proses perbaikan dan penyempurnaan.

7 Komponen Utama

Selain karakteristik, pembelajaran kontekstual melibatkan tujuh komponen utama yang harus kita kembangkan dalam proses penerapannya.

  1. Konstruktivisme

    Konstruktivisme merupakan landasan berpikir dalam pembelajaran kontekstual, di mana manusia membangun pengetahuan secara perlahan dan hasilnya mereka perluas melalui konteks yang terbatas. Karena itu, strategi dalam pembelajaran kontekstual lebih menekankan siswa untuk mencari sendiri pengetahuannya lewat keterlibatan aktif di kelas dan menemukan cara untuk menghubungkan konsep dengan kenyataan.

  1. Menemukan

    Proses menemukan adalah kegiatan inti dari pembelajaran kontekstual. Lewat proses ini, siswa akan mengetahui bahwa pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan lainnya bukan hanya hasil dari mengingat, tapi juga hasil dari menemukan sendiri.

  1. Bertanya

    Pada dasarnya, pengetahuan seseorang di mulai dari pertanyaan. Dalam penerapannya, kita harus memfasilitasi siswa untuk bertanya dan menggunakan pertanyaan yang kita berikan untuk mendorong peningkatan kualitas dan produktivitas pembelajaran.

    Kegiatan bertanya juga berguna untuk menggali informasi, mengecek pemahaman siswa, membangkitkan respon siswa terhadap pembelajaran, mengetahui sejauh mana keinginan siswa, memfokuskan perhatian, dan menyegarkan kembali pengetahuan yang sudah siswa miliki.

  1. Masyarakat Belajar

    Konsep masyarakat belajar artinya membiasakan siswa untuk mendapatkan pengetahuan melalui proses kerjasama dengan orang lain. Dengan berbagi pengalaman antar teman atau kelompok, siswa akan terbiasa untuk saling memberi dan menerima pendapat, gagasan, serta umpan balik.

  1. Pemodelan

    Dalam pembelajaran, perlu adanya model yang bisa para siswa tiru contohnya guru yang memodelkan langkah-langkah penggunaan neraca. Sebenarnya, model tidak hanya datang dari kita tapi bisa juga kita rancang dengan melibatkan siswa. Misalnya, minta seorang siswa untuk memodelkan sesuatu berdasarkan pengalaman yang ia ketahui.

  1. Refleksi

    Refleksi adalah cara berpikir ke belakang tentang apa yang sudah siswa lakukan, kerjakan, atau pelajari sebelumnya. Pada saat refleksi, siswa diberi kesempatan untuk mencerna, menimbang, membandingkan, menghayati, dan melakukan diskusi dengan dirinya sendiri. Dengan begitu, siswa bisa mengetahui sesuatu yang berguna bagi dirinya tentang apa yang baru mereka pelajari.

  1. Penilaian Sebenarnya

    Komponen terakhir dari pembelajaran kontekstual adalah penilaian yang berfungsi untuk mendapatkan informasi dari proses dan hasil pembelajaran. Lewat penilaian, kita bisa mengetahui kemajuan, kemunduran, dan kesulitan siswa dalam belajar, serta nantinya mempunyai kemudahan untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan proses belajar selanjutnya.

Setiap komponen di atas harus di kembangkan lewat pembelajaran yang lebih bermakna. Misalnya, arahkan siswa untuk menemukan sendiri pengetahuan barunya dengan mengembangkan rasa ingin tahu mereka melalui pertanyaan.

Supaya makin paham, berikut ini adalah strategi yang bisa dilakukan untuk menerapkan model pembelajaran kontekstual.

Strategi Pembelajaran Kontekstual

Secara sederhana, Hernowo dalam Rulviana dan Kadarwati (2020) menjelaskan langkah-langkah yang bisa kita lakukan untuk menerapkan pembelajaran kontekstual.

  1. Kaitkan setiap materi pelajaran dengan seorang tokoh terkenal yang berkaitan dengan mata pelajaran tersebut.
  2. Ceritakan riwayat hidup atau perjalanan tokoh dalam mencapai kesuksesan melalui ilmu yang dimilikinya.
  3. Berdasarkan pengalaman tokoh, tunjukkan ke siswa manfaat yang jelas mengenai ilmu yang sedang atau akan mereka pelajari.
  4. Upayakan agar ilmu-ilmu yang siswa pelajari bisa memotivasi mereka untuk menerapkannya di kehidupan sehari-hari, seperti tokoh yang diceritakan di awal.
  5. Berikan kebebasan pada siswa untuk menemukan cara belajarnya sendiri.
  6. Biarkan siswa mengekspresikan emosinya dengan bebas.
  7. Bimbing siswa untuk menggunakan emosi yang ada di setiap pembelajaran agar lebih bermakna.

Contoh Penerapan Pembelajaran Kontekstual

Berikut ini adalah contoh penerapan pembelajaran kontekstual dalam kelas yang mengutamakan pengalaman dan konteks nyata dalam kehidupan sehari-hari.

Gunakan media koran sebagai sumber belajar. Mintalah siswa kita untuk membuat kliping gambar yang menunjukkan kondisi banjir di beberapa daerah. Secara berkelompok, ajak siswa untuk melakukan pengamatan yang bertujuan menjawab pertanyaan, “kenapa di lingkungan tersebut sering terjadi banjir?”. Di tahap ini, siswa berusaha untuk menemukan penyebab masalah, mengklasifikasikannya, dan mencari solusi dari permasalahan tersebut. Setelah semua data terkumpul, secara bergantian siswa akan mempresentasikan hasil pekerjaannya. Dalam sesi ini, kelompok atau siswa lain boleh memberikan pertanyaan atau tanggapan terkait hasil pengamatan yang temannya lakukan.

Dari contoh kegiatan di atas, siswa bisa mengenali penyebab-penyebab banjir yang mereka temui di berita koran serta merancang pemecahan masalahnya. Karena proses penemuan ilmu baru dilakukan secara mandiri, siswa akan lebih mudah memahami dan menerapkannya di kehidupan nyata. Setelah mengetahui lebih dalam tentang pembelajaran kontekstual, apakah Bapak dan Ibu Guru tertarik untuk menerapkannya di kelas?

Belajar Efektif dan Kreatif, Mind Mapping Metodenya

E-Belajar.id – Halo teman-teman, gimana nih rasanya belajar dari rumah sejak pandemi? Karena semuanya dilakukan serba online, saya jadi penasaran deh, kalian punya catatan materi nggak sih? Kalau kalian tipe yang males bikin catetan, pas banget nih belajar dengan metode mind mapping.

Saya yakin sebagian dari kalian udah pernah pake metode ini tapi kalian nggak sadar. Metode ini bantu kalian paham lebih banyak materi tanpa harus menghafal banyak. Penasaran kan? Yuk cek dulu pengertian mind mapping.

Apa Itu Mind Mapping?

Seperti yang tadi udah bilang, kita mungkin pernah ngelakuin tanpa kita sadari. Pernah nggak bikin rangkuman materi yang kelihatan kaya coret-coretan gambar dengan banyak cabang dan warna-warni stabilo. Nah, itu tadi yang kita namakan mind map.

Mind Map Energy Conservation

Kayak gitu kurang lebih bentuk catatannya. Gimana? Pernah lihat gak ni? Bentuknya kayak berantakan dan bikin heran “gimana cara bacanya, ya?”

Catatan yang bentuknya kayak gitu tuh namanya mind map. Mind mapping adalah teknik untuk menyimpan dan menyimpulkan ide-ide atau informasi yang kita dapat. Kalau mau kita translate ke bahasa indonesia, mind map adalah peta pikiran. Nah, dari 2 kata itu sudah jelas ya, dari ini kita bisa memetakan apa yang ada di pikiran kita termasuk juga materi.

Jadi, kalau kita mau mencatat materi menggunakan metode ini, kita tetap bisa tarik kesimpulan dari catatan itu. Bentuknya memang kayak coretan gitu tapi pembuat mind map-lah yang tahu makna dari setiap tulisannya. Kita perlu tahu juga metode yang sekarang sudah banyak orang gunakan di dunia ini ada yang mulai mempopulerkannya loh.

Siapa sih membuat metode ini jadi populer? Pastinya bukan sosok sembarangan ya. Dan ya, beliau adalah seorang lulusan psikologi, bahasa Inggris, matematika, dan sains. Selain seorang penulis buku, beliau juga merupakan seorang konsultan pendidikan. Beliau ini bernama Tony Buzan.

Sejarah Mind Mapping

Tadi kan saya bilang metode ini populer oleh Tony Buzan. Tapi beliau bukan penemunya ya. Sebelumnya memang nggak ada yang mematenkan metode ini sehingga sulit kita ketahui awal mula penggunaannya atau bahkan pencetusnya.

Teknik mind mapping oleh Tony Buzan, ia kenalkan pada tahun 70-an. Namun, pada abad ke-3 para filsuf di Roma dan Yunani telah menggunakan metode ini. Hanya saja mind map pada era tersebut tidak penuh dengan ilustrasi visual seperti sekarang. Setelahnya, teknik mind mapping juga telah mereka gunakan, tokoh-tokoh terkenal seperti Leonardo Da Vinci, Albert Einstein, Marie Curie, hingga Thomas Edison. Tokoh terkenal tersebut menggunakan metode ini untuk mencatat hasil pikirannya.

Karena bentuknya yang hampir berupa coretan ide atau gambar makanya mind map cenderung hanya penulisnya yang mengerti. Mind mapping atau peta pikiran adalah salah satu cara untuk mencatat gagasan atau ide sebelum informasi tersebut kembali kita olah.

Kelebihan Mind Mapping

Tadi kita sudah baca tentang pengertian mind mapping, perlu juga tahu tentang kelebihannya. Ada beberapa manfaat mind mapping yang bisa kita dapat kalau belajar pakai metode ini. Apa aja tuh? .

Mind Mapping Bikin Belajar Lebih Efektif

Mengutip laman Mindmapping.com, dalam sebuah penelitian di tahun 1970 membuktikan bahwa catatan yang mereka buat dalam bentuk visual lebih efektif mereka gunakan untuk belajar daripada catatan yang hanya berisi tulisan.

Tidak heran kalau ada kutipan “A picture is worth a thousand words”. Saat melihat gambar otak kita menghubungkan gambar tersebut dengan ingatan atau informasi terkait yang tersimpan di otak. Nah, ini terbukti memudahkan kita mengingat dan berpikir kreatif.

Penelitian yang menarik dan saya pribadi juga lebih senang buat nyatet dalam bentuk visual. Salah satunya ya dengan bikin mind mapping gitu. Terutamanya kalau pas ketemu pelajaran yang emang banyak banget materi yang harus kita hafal kayak sejarah gitu. Berasa banget kan manfaat mind map itu.

Dalam sejarah kan gurunya seringkali minta kita buat ngapalin sesuatu. Ya bener juga karena kejadian dalam sejarah kan tanggal kejadiannya ga boleh kita ganti-ganti makanya kita kudu hafal tuh. Buat yang susah buat ngapalin, belajar pakai metode mind mapping itu ngebantu banget. Kita tinggal nulis tema besar pembahasan sebagai pusat mind mapping.  Misalnya lagi belajar Perang Dunia I. Tinggal tulis tuh sebagai tema inti. Nanti kita kasih cabang-cabang misalnya tahunnya. Di setiap tahun nanti masukin masukin deh kejadian penting apa saja yang terjadi pada tahun tersebut.

Menjadikan Catatan Lebih Rapi

Selain ngebantu kita buat belajar, mind mapping juga bisa bantu kita buat mengorganisasikan catatan loh. Dengan menggunakan metode mind mapping ini, kita jadi bisa melihat sesuatu dengan sudut pandang yang lebih luas.

Maksudnya gimana tu? Gini, kalau kita nyatet pelajaran dengan cara cuma nulis di kertas, kadang kita bisa bingung hubungan antara satu catatan sama catatan yang lain itu gimana padahal masih dalam satu bab pembahasan yang sama.

Tentunya kita ga ingin hal itu terjadi. Karenanya kita bisa memanfaatkan mind map biar catatan kita jadi lebih terstruktur dan kita enak juga bacanya. Ini juga sih kenapa kok mind map seringnya dibikin dengan warna warni.

Kita bisa pakai warna berbeda untuk tiap cabang misalnya. Bisa juga kita tambahin garis dengan warna khusus untuk nunjukin keterkaitan antara satu topik dengan topik lainnya yang ada di mind map kita nanti.

Salah satu contoh mind mapping bisa kalian lihat di bawah ini.

Mind Map Kesehatan

Melatih Kreativitas dengan Mind Mapping

Meski dipakai untuk memahami materi tapi mind map juga meningkatkan kreativitas kita. Waktu lagi menggunakan metode mind mapping secara nggak langsung kita lagi mencatat hal-hal penting untuk kemudian disimpulkan kembali.

Saya yakin, kita pasti punya kode-kode atau simbol bahkan gambar untuk menandai info-info penting tersebut. Karena nggak mungkin kan kita tulis lengkap seluruh materinya. Nah, waktu kita lagi muter otak untuk mencari perwakilan gambar untuk informasi tertentu, di situlah kreativitas kita berguna banget.

Nggak cuma itu aja, kita pasti pingin punya catatan yang menarik sekaligus enak dibaca. Kita bisa kreasiin mind map kita dengan garis-garis berwarna. Warna tersebut juga bisa mewakilkan kode tertentu, jadi 1 warna khusus untuk materi yang saling berhubungan gitu deh.

Perlu diinget nih, kita bisa bikin mind map sekreatif mungkin, tapi kalau bisa nggak perlu terlalu fokus banget di bagian menghiasnya ya. Kita perlu cari referensi contoh mind mapping yang simple tapi menarik.

Gak Cuma Buat Belajar

Mencatat pakai mind map ga cuma bisa diterapin buat nyatet materi pelajaran aja, lho. Kita juga bisa pakai metode ini buat kegiatan lain misalnya nyiapin rencana buat liburan akhir tahun. Kita bisa pakai kata misalnya ‘Liburan ke Bali’ sebagai tema besar mind map. Terus di cabangnya kita isi deh kegiatan-kegiatan apa aja yang mau dilakuin selama di Bali. Gitu terus kita lanjutin bikin cabangnya buat ngisi hal-hal detil kayak lokasi, transportasi, dan lain sebagainya.

Mau buat rapat kegiatan organisasi pun bisa. Mind map bisa kita pakai buat banyak hal. Saya pun masih suka pakai mind map buat ngelakuin beberapa hal dong karena emang memudahkan sekali.

Kalau bisa disimpulkan yang merupakan kelebihan mind mapping adalah membuat belajar lebih efektif, catatan lebih terstruktur, melatih kreativitas dan penggunaannya yang fleksibel untuk berbagai macam hal.

Kelemahan Mind Mapping

Metode mind mapping memang memudahkan bagi kebanyakan orang. Meski begitu teknik ini juga punya kelemahan, lho. Kita perlu tahu juga biar kita bisa menilai apakah teknik ini cocok buat kita.

Kata Kunci Terlalu Umum

Kita yang baru memulai pakai teknik mind mapping perlu hati-hati untuk memilih kata kunci. Kata kunci yang kita pilih harus bisa mewakili isi dari informasi atau materi yang diberikan. Kata kunci sebisa mungkin tidak terlalu umum ya. Misal nih kita pingin bikin mind map materi kimia tentang Asam Amino. Kata kunci yang kita pakai sebagai kata kunci utama apa hayo?

Kata kunci utama bakalan jadi center atau pusat dari mind map itu ya. Kalau kita tulis “Kimia” sebagai kata kunci utama, wah itu terlalu umum. Kita bisa langsung aja tulis materi kimia apa yang dibahas, yaitu Asam Amino.

Kurang Bisa Dipahami oleh Orang Lain

Kalau bisa disimpulkan lagi metode mind mapping adalah teknik pemetaan pikiran dari kumpulan beberapa informasi. Karena banyaknya informasi yang diperoleh mind map meringkasnya menjadi poin-poin penting.

Teknik ini memang bikin kita lebih mudah mengingat informasi penting. Namun, terkadang mind map hanya bisa dipahami oleh pembuatnya saja. Sifatnya yang terlalu personal bikin mind map kadang susah untuk dibagikan ke orang lain. Belum lagi kalau kita suka bikin simbol-simbol atau ilustrasi yang bikin kita mudah paham. Tapi orang lain mungkin nggak ngerti sama apa yang kita gambar. Makanya, untuk menyebarkan informasi dari hasil mind mapping perlu diolah lagi.

Nggak cuma itu aja mind map cenderung berisi informasi singkat. Terkadang informasi atau materi yang terlalu kompleks susah untuk diringkas dalam mind map. Kita mungkin malah jadi nggak ngerti karena informasinya yang kelewat singkat.

Itu tadi yang merupakan kelemahan mind mapping adalah kata kunci yang umum dan mind map yang sulit dipahami. Gimana menurut kalian apakah kelebihan dan manfaat mind mapping bisa menutupi kekurangannya?

Nah, itu tadi penjelasan tentang mind mapping. Belajar jadi lebih seru dengan mind mapping. Semakin melatih kreatifitas sekaligus memperluas pola berpikir. Tunggu apa lagi nih, langsung aja yuk dicoba!

Kondisi Mental, Pengaruhnya Dalam Belajar

E-Belajar.id – Membahas tentang mentalitas, rasanya ada yang kurang nih kalau kita nggak memahami apa itu mental terlebih dahulu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), mental adalah batin dan watak ataupun hal-hal yang bersangkutan dengan hal-hal tersebut. Berbeda dengan fisik atau badan yang bisa kita lihat dan sentuh, mental merupakan sesuatu yang abstrak di dalam diri kita. Nggak bisa di lihat tapi bisa kita pahami.

Menurut pengumuman dari Balai Besar Pelatihan Kesehatan, Ciloto (2020), secara etimologis, kata mental berasal dari bahasa Latin ‘mens’, yang artinya jiwa, nyawa, roh, dan semangat. Arti yang sama juga dimiliki oleh kata ‘psikis.’ Jadi, kita bisa menggunakan kata mental atau psikis kalau kita mau merujuk ke suatu keadaan jiwa seseorang.

Ilustrasi mental

Kita pasti pernah dengar istilah ‘gangguan jiwa’. Nah, dari istilah itu kita juga bisa tau kalau keadaan mental seseorang itu bisa terganggu, tidak selalu stabil. Mengutip laporan Mayo Clinic (2019), gangguan mental biasanya bertanda dengan perubahan kondisi mood, cara berpikir dan juga perilaku seseorang.

Apa itu Mentalitas dan Kaitannya dengan Pola Pikir

Menurut sejarah penggunaan kata mentalitas, kata ini mulai mereka gunakan dalam Bahasa Inggris ‘mentality’ semenjak abad ke-17, yang mereka ambil dari kata ‘mental’. Kemudian pada abad ke-18 beradopsi juga ke Bahasa Prancis, walaupun penggunaan sebagai bahasa umum baru di mulai pada abad ke-19.

Kata ‘mentalitas’ menjadi semakin terkenal dan penggunaannya pun menyebar ke negara-negara lain, termasuk Indonesia. Dalam KBBI, mentalitas sendiri berdefinisi sebagai keadaan dan aktivitas jiwa (batin), cara berpikir, dan berperasaan. Kalau menurut Psychology Dictionarymentalitas adalah kualitas kemampuan akademik atau kognitif seseorang.

Dari kedua definisi di atas ada dua poin yang mengarah pada hal yang sama, yaitu cara berpikir dan kemampuan kognitif. Kemampuan kognitif sendiri merupakan kemampuan seseorang berpikir atau memproses informasi yang ia dapatkan. Jadi, kita bisa katakan kalau salah satu hal yang kita anggap sebagai mentalitas adalah cara dan kualitas berpikir seseorang, atau sering juga kita sebut pola pikir.

Nah, di situlah, mentalitas berkaitan dengan pola pikir yang mana cara berpikir itu sendiri. M. Yunus S.B dalam bukunya yang berjudul Mindset Revolution (2014) menjelaskan kalau maksud dari pola pikir adalah “cara otak dan akal menerima, memproses, menganalisis, mempresepsi, dan membuat kesimpulan terhadap informasi yang masuk melalui indra kita.

Yunus juga mengatakan, “Setiap pikiran menjadi penyebab, dan setiap kondisi yang terjadi merupakan suatu akibat.” Artinya, pikiran seseorang sangat berpengaruh terhadap kondisi atau hal-hal yang terjadi dalam hidupnya. Itu kenapa, memiliki pola pikir atau mentalitas yang baik penting sekali dalam belajar. Karena, pola pikir yang kita miliki sangat mempengaruhi hasil belajar kita.

Permasalahan Mentalitas yang Mengganggu Belajar dan Solusinya

Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi pola pikir seseorang adalah konsep diri atau self-concept yang dimilikinya. Apa itu konsep diri?

Dalam buku yang berjudul Human Development (Diane & Sally, 1978), definisi konsep diri adalah pemahaman dan pengendalian seseorang terhadap dirinya sendiri. Nah masing-masing orang, termasuk kita memiliki konsep diri yang berbeda satu sama lain.

Ilustrasi cara pandang diri atau konsep diri

Pada dasarnya konsep diri ini bagaimana kita memandang diri kita sendiri. Dari segi fisik maupun mental. Contohnya, dari segi fisik kita memandang diri kita sebagai seseorang yang cantik, tinggi dan berambut pendek. Dari segi metal, kita memandang diri kita sebagai seseorang yang penuh semangat dan cerdas. Seperti yang tadi sudah saya sebutkan, bahwa pola pikir itu menentukan kondisi yang kita alami. Jadi memiliki konsep diri yang baik juga penting supaya pola pikir kita tidak cenderung negatif.

Tapi, terkadang seseorang mengalami yang namanya false belief. Di mana seseorang mempercayai sesuatu dengan sangat yakin tanpa menyadari bahwa hal itu salah. Nah keyakinan itu mempengaruhi konsep diri. Misalnya, kalau kita percaya public speaking hanya bisa berlaku bagi mereka yang berbakat, ya ketika kita merasa lemah di bidang itu kita bisa berpikir bahwa kita emang nggak bakat dan nggak bisa public speaking.

Akibat false belief seseorang bisa memandang dirinya dengan negatif. Contohnya seperti pikiran-pikiran pesimis yang saya sebutkan di awal tadi. Yang bisa bikin hal yang sebenarnya bisa kita lakukan malah jadi nggak bisa. Kenapa? Karena, seperti yang Yunus (2014) jelaskan, keyakinan pikiran itu terbentuk dari sebuah pikiran yang terus diulang-ulang. Kalau kita mikir “saya tidak bisa matematika” terus menerus, ya lama kelamaan itu akan menjadi keyakinan yang bisa jadi nyata.

Terus gimana dong cara melawan pikiran pesimis itu? Salah satu caranya adalah dengan menjadi lebih optimis? Kalau memang merasa nggak bisa terus gimana? Masak harus optimis?

Nah, kita bedakan dulu nih, gimana sih pola pikir orang pesimis dan optimis?

Mental Pesimis dan Optimis

Martin E. P. Seligman, dalam bukunya yang berjudul Authentic Happiness (2005), menyampaikan bahwa orang yang pesimis cenderung percaya kalau apa yang mereka alami itu permanen. Dan cara memandang permasalah cenderung secara general.

Kalau orang optimis, mereka memandang permasalahan mereka sebagai hal yang temporer atau sementara saja. Cara mereka memandang permasalahan lebih spesifik.

Nah, kalau kita ingin memiliki mentalitas atau pola pikir yang baik dalam belajar. Kita bisa nih mencoba merubah cara berpikir kita yang pesimis dan negatif dengan cara lebih spesifik dalam menyebutkan kesulitan atau permasalahan yang kita hadapi. Dengan begitu, kita juga nggak akan menghambat diri kita dalam menguasai materi-materi sekolah hanya karena pola pikir yang salah.

Pembelajaran Kreatif, Satu Hal Penting Bagi Seorang Guru

E-Belajar.id – Pembelajaran kreatif adalah kegiatan belajar mengajar yang membangun pengetahuan dan mengembangkan kemampuan menggunakan proses kreatif, dimana teori, ujian, cerita, solusi, analisis, dan desain pembelajaran tidak hanya sekadar untuk menghafal informasi. Daripada mendikte bagaimana harus mengingat informasi , guru yang kreatif bisa membimbing siswa melalui proses intruksi menggunakan metode kreatif.

Pembelajaran kreatif menjadi salah satu elemen pedagogi kreatif

Pembelajaran kreatif adalah saat siswa bisa menggunakan imajinasi dan pemikiran kritis untuk menciptakan ide baru yang bermakna. Melalui pembelajaran ini, para siswa tidak hanya belajar untuk mengulang apa yang telah mereka pelajari. Tetapi juga belajar untuk mengembangkan kemampuan mereka dalam menemukan solusi dari berbagai masalah yang mereka temukan.

Dalam menciptakan pembelajaran kreatif, seorang guru harus mampu memilih materi yang sesuai dengan kemampuan siswa, menentukan metode pembelajaran yang bisa memudahkan pemahaman siswa tentang materi yang diberikan, menggunakan media pembelajaran yang efektif sehingga memperlancar proses belajar mengajar, serta mampu menentukan evaluasi yang tepat untuk mengukur tingkat penguasaan siswa.

Manfaat dari Pembelajaran yang kreatif

Pembelajaran kreatif memungkinkan siswa untuk terlibat ke dalam pengalaman belajar yang kreatif. Siswa terlibat langsung dalam proses pembelajaran sehingga semakin lama hal itu akan memperluas pemahaman dan mempertahankan pengetahuan yang dimiliki. Tapi, tahukah kalau pembelajaran kreatif mempunyai manfaat yang lebih dari itu?

  1. Merancang pemecahan masalah

    Pembelajaran kreatif dapat mengubah cara siswa memecahkan suatu masalah. Mereka bisa menjadi lebih imajinatif dan inovatif, serta mengatasi pertanyaan yang mereka belum tahu jawabannya secara lebih baik.

  1. Mengembangkan pemikiran kritis

    Siswa akan bisa memberikan ide-ide yang inovatif dan menyampaikan solusi dari suatu permasalahan. Tidak sampai di situ, ide dan solusi yang muncul mereka analisis penerapannya dan dilakukan penyesuaian untuk menghasilkan ide serta solusi yang lebih baik dari yang sebelumnya.

Dapat berpikir kritis adalah salah satu manfaat dari pembelajaran kreatif

  1. Berani mengambil risiko

    Dalam proses belajar, siswa mungkin mengalami yang namanya kegagalan seperti nilai yang kurang baik atau sulit paham dengan materi. Saat mengalami kegagalan, beberapa siswa cenderung putus asa dan tidak mau mencobanya kembali. Tapi dengan pembelajaran kreatif, siswa akan berani mengambil risiko dan melihat hasil yang berbeda. Merasa “nyaman” dengan kegagalan yang terjadi memungkinkan siswa untuk mengambil lebih banyak risiko dengan sedikit rasa takut. Sehingga ke depannya, mereka akan terus mencoba dan berlatih meskipun sempat menemukan kegagalan.

  1. Menciptakan rasa ingin tahu yang besar

    Pembelajaran kreatif membangun pola pikir ingin tahu pada siswa. Proses belajar ini memicu rasa ingin tahu dan diskusi, sehingga mengarahkan siswa ke wawasan yang lebih luas.

  1. Meningkatkan rasa percaya diri

    Tanpa disadari, pembelajaran kreatif juga membangun kepercayaan diri para siswa . Dampaknya, siswa akan lebih mungkin menerapkan pelajaran yang sudah mereka pelajari karena lebih yakin akan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki.

Langkah Menciptakannya

Seorang guru punya peran penting dalam merancang dan menyajikan materi di kelas, termasuk mengemasnya menjadi sebuah metode yang kreatif. Mungkin seorang guru masih belum yakin harus memulai pembelajaran kreatif ini dari mana. Berikut ini adalah beberapa tips yang akan membantu seorang guru dalam menciptakan proses belajar mengajar yang lebih kreatif.

  1. Terbuka untuk ide baru

    Tips pertama untuk menumbuhkan pembelajaran kreatif adalah guru harus selalu berpikiran fresh dan terbuka. Cobalah untuk melihat suatu hal dari cara dan perspektif yang lain sehingga berpotensi menghasilkan pemikiran baru dalam metode pembelajaran dan interaksi dengan siswa.

  1. Menciptakan suasana kelas yang nyaman

    Seorang guru bisa memulai kelas dengan menyapa siswa atau menanyakan kabar dengan ramah dan bersemangat untuk menarik perhatian siswa. Ketika siswa merasa nyaman dalam kelas, mereka tidak akan merasa tegang atau takut membuat kesalahan. Menciptakan awal yang berkesan sangat penting karena akan mempengaruhi proses belajar mengajar selanjutnya.

  1. Anggap kreativitas sebagai bagian dari pembelajaran

    Ciptakan kelas yang menghadirkan kreativitas. Guru bisa membuat mading yang berisi berbagai cara penyelesaian masalah, atau solusi kreatif dalam permasalahan di dunia nyata. Sehingga nantinya guru akan terbiasa untuk melibatkan kreativitas lainnya dalam penyampaian materi.

  1. Menanamkan kreativitas dalam kurikulum

    Guru bisa mendukung kreativitas siswa dengan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan. Karena itu, seorang guru diharuskan memiliki pemahaman tentang pedagogi yang mengacu pada mengetahui bagaimana merancang pengalaman belajar kreatif untuk mendukung dan menumbuhkan sikap, pemikiran, serta tindakan kreatif siswa yang telah disesuaikan dengan kurikulum.

  1. Bereksperimen dengan metode pembelajaran yang bervariatif

    Seorang guru perlu mencoba menerapkan beberapa metode pembelajaran baru untuk menemukan metode mana yang paling efektif. Siswa memiliki kecerdasan, gaya dan cara belajar yang berbeda-beda. Oleh karena itu, seorang guru perlu mencoba beberapa metode pembelajaran untuk menemukan mana yang paling sesuai untuk para siswa. Bapak dan Ibu harus menyadari bahwa siswa dalam kelas memiliki latar belakang yang berbeda sehingga perlu menggunakan metode belajar yang juga bervariatif.

  1. Menemukan cara untuk menggabungkan seni, musik, dan budaya dalam pembelajaran

    Menurut penelitian, kreativitas adalah sumber kekuatan utama yang membentuk budaya kita. Dalam pembelajaran, seorang guru bisa menggabungkan kreativitas seni dan budaya untuk menyampaikan materi dan memperkaya pengetahuan siswa akan budaya yang ada.

Learning Loss, Dampak Negatif Pandemi Bagi Siswa

E-Belajar.id – Sudah dua tahun pandemi COVID-19 mewabah dan learning loss menjadi salah satu dampak sosial negatif yang muncul. Hal tersebut terjadi karena tutupnya sekolah akibat pandemi yang menyebabkan proses belajar mengajar berubah menjadi daring/online.

Dalam penyelenggaraannya, pendidikan selama pandemi memegang prinsip mengutamakan kesehatan dan keselamatan, serta mempertimbangkan tumbuh kembang dan hak anak. Karena itu, pemerintah selalu mengkaji kebijakan pembelajaran sesuai dengan konteks perkembangan pandemi dan kebutuhan pembelajaran.

Sejak awal pandemi menyebar di Indonesia, tepatnya di bulan Maret 2020, pemerintah menerapkan Belajar dari Rumah atau yang lebih kita kenal dengan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Tak sampai di situ, untuk menekan penyebaran COVID-19, Ujian Nasional pun menjadi tidak ada. Perlahan, Pembelajaran Tatap Muka (PTM) mulai berlaku bagi wilayah berzona hijau atau kuning, dengan mengikuti berbagai persyaratan.

Kebijakan Pemerintah Indonesia untuk Pendidikan di masa Pandemi COVID-19 untuk menghindari Learning Loss.

Secara bertahap, saat ini sekolah-sekolah di Indonesia sudah melaksanakan pembelajaran secara langsung. Hal ini menjadi solusi untuk mencegah dampak sosial negatif berkepanjangan yang muncul pada siswa, salah satunya adalah learning loss.

Pengertian Learning Loss

Learning loss adalah hilangnya pengetahuan dan kemampuan siswa, baik secara spesifik atau umum dari berbagai faktor. Istilah ini mempunyai arti sebagai kemunduran secara akademis yang berkaitan dengan kesenjangan yang berkepanjangan atau proses pendidikan yang berlangsung secara tidak baik.

Dalam Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi COVID-19, learning loss sebagai salah satu bentuk penurunan capaian belajar. Selama pandemi, pendidikan berjalan secara daring di mana terjadi kesenjangan akses dan kualitas pembelajaran. Hal inilah yang menyebabkan munculnya learning loss dan capaian belajar siswa yang menurun. Sebuah studi menemukan bahwa  pembelajaran tatap muka secara langsung bisa menghasilkan pencapaian akademik yang lebih baik dari pada saat PJJ.

Kalau sudah memahami istilahnya, sekarang kita beralih ke penyebab learning loss.

Bagaimana Learning Loss Bisa Terjadi di Masa Pandemi?

Seperti penjelasan sebelumnya, selama pandemi banyak perubahan yang terjadi dalam pendidikan Indonesia, bahkan seluruh dunia. Proses perubahan pembelajaran dari tatap muka biasa ke pembelajaran daring memunculkan beragam tantangan bagi siswa, orang tua, dan guru. Seluruh elemen pendidikan harus berusaha untuk beradaptasi dengan situasi yang baru, mulai dari metode pembelajaran, teknologi yang digunakan, sampai rancangan belajar yang sesuai dengan kondisi pandemi.

Sayangnya, tidak semua orang bisa menyesuaikan diri dengan perubahan pendidikan di masa pandemi. Dengan tingkat kemiskinan yang meningkat, banyak siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu serta tinggal di daerah pedalaman dan terpencil terpaksa putus sekolah, karena tekanan ekonomi yang sangat besar. Tak sedikit dari mereka harus bekerja untuk membantu perekonomian keluarga di tengah krisis COVID-19. Mereka memilih untuk berhenti sekolah karena merasa terbebani ketika harus sekolah secara daring, di mana banyak kebutuhan yang harus mereka lengkapi seperti ponsel pintar dan kuota internet.

Alasan utama siswa putus sekolah selama masa pandemi (learning loss).

Pandangan Orang tua terhadap Proses Belajar di Rumah

Selain faktor ekonomi, banyak orang tua yang tidak melihat peran sekolah ketika proses belajar mengajar tidak berjalan secara langsung. Ketika belajar di rumah, guru tidak bisa mendampingi siswa secara penuh. Materi, tugas, dan ujian secara daring sehingga guru tidak dapat melihat langsung proses perkembangan belajar siswanya.

PJJ yang berjalan selama pandemi juga berpotensi untuk menimbulkan kekerasan pada anak. Tanpa sekolah, banyak anak yang terjebak dalam kekerasan yang dilakukan di rumah. Karena proses pendampingan sekolah tidak berjalan secara langsung, kekerasan pada anak pun tidak bisa dideteksi. Selain itu, muncul juga risiko eksternal yang menyebabkan anak tidak lagi bisa datang untuk belajar seperti pernikahan dini atau eksploitasi anak.

Berbagai permasalahan dan perubahan menyebabkan terganggunya pendidikan siswa, dan berakhir pada munculnya learning loss. Siswa mengalami kemunduran kemampuan dalam proses belajar dan memahami informasi. Hal inilah yang menjadi kekhawatiran utama Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia, Nadiem Makarim, selama pembelajaran di masa pandemi. Beliau menyebutkan bahwa PTM harus segera berjalan agar siswa tidak mengalami learning loss.

Langkah Indonesia dalam Mengatasinya

Sejak September 2021, sekolah-sekolah di Indonesia mulai menyelenggarakan PTM. Menurut data, 39% sekolah mulai dibuka kembali dengan mengikuti panduan dari pemerintah. Diberlakukannya PTM ini menjadi salah satu langkah pemerintah Indonesia untuk mengatasi dan atau mencegah munculnya learning loss pada siswa. UNICEF dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun mendukung berlangsungnya PTM di seluruh sekolah Indonesia.

Sebagai solusi dalam mengatasi learning loss, setiap elemen pendidikan harus saling memastikan bahwa siswa mendapatkan hak belajarnya dengan aman dan sehat selama PTM. Dalam hal ini, diperlukan program atau kegiatan yang berfokus untuk memenuhi hak belajar, kesehatan, kesejahteraan, dan kebutuhan lain dari siswa. Selain itu, sekolah juga harus membantu siswa dalam mengejar ketertinggalan pembelajaran selama PJJ. Di lain sisi, pemerintah dan seluruh elemen terkait juga harus mendukung guru agar dapat mengatasi learning loss yang dialami siswa.

Mengatasi learning loss yang muncul selama PJJ bukan hanya tugas guru, orang tua, atau pemerintah. Kita semua yang terlibat di dalamnya berperan untuk mengembalikan kesempatan dan semangat belajar siswa.

Pembelajaran Tatap Muka Terbatas, Perhatikan Aturannya

E-Belajar.id – Pemerintah melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 menteri terbaru memberlakukan panduan penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas yang berlaku mulai Januari 2022. Sekolah tatap muka tahun 2022 atau pembelajaran tatap muka terbatas (PTM) dilakukan berdasarkan vaksinasi guru, tenaga kependidikan, serta warga masyarakat lanjut usia (lansia) dan level PPKM di daerah masing-masing sekolah.

Melalui siaran pers pada Kamis (23/12/2021) disebutkan berbagai riset menunjukkan bahwa pandemi menimbulkan kehilangan pembelajaran (learning loss) yang signifikan. Anak-anak berhak bersekolah sebagaimana mestinya. Pemulihan pembelajaran sudah sangat mendesak untuk dilakukan selagi masih dapat dikejar. Oleh karena itu pemerintah berusaha memberlakukan pembelajaran tatap muka. Namun tentu ada beberapa syarat bagi sekolah yang hendak melaksanakan PTM.

Adapun syarat pada PTM terbatas dari Kemendikbud, berikut ini sejumlah syarat untuk menjalankan PTM terbatas:

Pertama, warga satuan pendidikan tidak terkonfirmasi Covid-19 maupun tidak menjadi kontak erat Covid-19.

Kedua, warga satuan pendidikan sehat dan jika mengidap penyakit penyerta (komorbid) harus dalam kondisi terkontrol.

Ketiga, warga satuan pendidikan tidak mempunyai gejala Covid-19 termasuk orang serumah dengan warga satuan pendidikan.

Aturan sekolah tatap muka pada tiap level:

Level 1 dan 2:

1. Sekolah Setiap Hari

– Berlaku jika minimal 80% pendidik/tenaga kependidikan dan 50% warga masyarakat lansia di kabupaten/kota sudah mendapat vaksin dosis 2

– Siswa melakukan sekolah tatap muka setiap hari

– Jumlah peserta didik 100% dari kapasitas ruang kelas

– Durasi belajar paling banyak 6 jam pelajaran per hari

2. Sekolah Setiap Hari Bergantian I

– Berlaku jika 50-80% pendidik/tenaga kependidikan dan 40-50% warga masyarakat lansia di kabupaten/kota sudah mendapat vaksin dosis 2

– Siswa melakukan sekolah tatap muka bergantian setiap hari

– Jumlah peserta didik 50% dari kapasitas ruang kelas

– Durasi belajar paling banyak 6 jam pelajaran per hari

3. Sekolah Setiap Hari Bergantian II

– Berlaku jika vaksinasi dosis 2 pada pendidik/tenaga kependidikan kurang dari 50% dan pada warga masyarakat lansia kurang dari 40%

– Siswa melakukan sekolah tatap muka bergantian setiap hari

– Jumlah peserta didik 50% dari kapasitas ruang kelas

– Durasi belajar paling banyak 4 jam pelajaran per hari

Level 3

1. Sekolah Setiap Hari Bergantian I

– Berlaku jika minimal 40% pendidik/tenaga kependidikan dan minimal 10% warga masyarakat lansia tingkat kabupaten/kota sudah melnfapat vaksin dosis 2

– Siswa melakukan sekolah tatap muka bergantian setiap hari

– Jumlah peserta didik 50 % dari kapasitas ruang kelas

– Durasi belajar paling banyak 4 jam pelajaran per hari

2. PJJ

– Sekolah melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) jika vaksinasi dosis 2 pada pendidik/tenaga kependidikan di sekolah kurang dari 40% dan pada warga masyarakat lansia kurang dari 10%.

Sedangkan di Level 4 harus melaksanakan PJJ. PTM Terbatas di Daerah PPKM Level 4 tidak diadakan dan diganti pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Jadi itulah aturan yang sudah berlaku bagi sekolah yang hendak melaksanakan pembelajaran tatap muka. yang mana ini berdasarkan SKB dari 4 menteri yang sudah tertera di awal artikel.

Peran Teknologi, Pendidikan Lebih Mudah dan Efisien.

E-Belajar.id – Kita semua tentu sudah tahu apa peran teknologi dalam bidang pendidikan, bukan? Teknologi pada akhirnya memegang peran yang penting dalam pendidikan, untuk membuat pendidikan semakin berkembang, bahkan lebih maju. Pun tidak lupa membuat proses dalam pendidikan itu menjadi lebih mudah dan efisien. Apalagi pada saat proses pembelajaran jarak jauh karena pandemi. Penggunaan teknologi sangat membantu para guru dan murid dalam proses pembelajaran.

Pertanyaannya, bagaimana cara menerapkan teknologi kepada sistem pendidikan walaupun pandemi berakhir? Ada banyak cara untuk menerapkan teknologi. Mulai dari segi siswa hingga sistem yang berlaku di sekolah. Nah berikut contoh penerapan teknologi pada bidang pendidikan :

  1. Pembelajaran Jarak Jauh

Dengan adanya teknologi komunikasi berbasis video, guru atau pengajar pun semakin mudah untuk memberikan materi meski sedang berhalangan hadir. Guru atau pengajar dapat merekam saat menjelaskan materi pembelajaran atau membuat video tentang materi pembelajaran.

Atau guru dan murid dapat melakukan komunikasi jarak jauh dengan memanfaatkan platform komunikasi berbasis video seperti Skype dan Google meet. Atau bisa saja menggunakan fitur tayangan langsung oleh Facebook dan Instagram. Jika tidak ingin dilihat oleh semua pengikut, guru maupun pengajar dapat membuat daftar teman terdekat yang berisi akun siswa.

  1. Penggunaan teknologi untuk berbagi materi

Dulu, kita harus menduplikat materi yang pemberian guru atau pengajar dengan cara fotokopi atau menyalinnya secara manual. Time consuming? Sudah pasti. Ditambah kita harus membawa begitu banyak kertas yang membuat berat bawaan.

Sekarang? Tidak perlu lagi terburu-buru fotokopi materi, kita dapat dengan mudah menyalin file softcopy materi. Bisa juga mengirimkannya dengan aplikasi berkirim file seperti share it, atau guru dan pengajar cukup mengunggahnya pada cloud sehingga siswa dapat mengakses dan mengunduhnya kapan pun dan dimana pun.

  1. E-Raport

E-Raport merupakan laporan pencapaian siswa yang diterbitkan secara online. Dengan adanya E-Raport, sekolah tidak perlu lagi menulis pencapaian siswa secara manual di buku rapot. Guru hanya perlu mengisi data laporan pada E-Raport, kemudian mengirimkannya ke email wali murid atau siswa. Beberapa sekolah masih mencetak rapot agara tetap bisa bertemu dengan wali murid dan membicarakan pencapaian siswa selama satu semester.

  1. PPDB Online

PPDB atau Penerimaan Peserta Didik Baru biasanya secara langsung, atau dengan kata lain, calon siswa harus datang untuk mendaftarkan dirinya pada sekolah atau universitas yang mereka minati. Tapi bayangkan jika calon siswa tersebut berada di kota yang jauh? Tentu akan sangat tidak efektif, bukan?

Nah, dengan adanya PPDB Online, calon siswa yang jauh sekalipun, masih dapat mendaftar melalui website. Calon siswa hanya perlu datang untuk melakukan ujian penerimaan, misalnya, dan pengurusan administrasi jika mereka lolos. Meringkas waktu dan kesempatan belajar menjadi lebih besar.

  1. Sistem Absensi

Terobosan teknologi berupa absensi sidik jari ini sebenarnya akan semakin memudahkan sekolah atau universitas untuk mencatat kedatangan siswa, pengajar maupun staff. Dengan begitu sekolah dapat memantau kedisiplinan siswa, pengajar maupun staff. Sistem Absensi ini juga bisa diintegrasikan dengan SMS Gateway. Sehingga siswa, pengajar maupun staff yang sudah bebrapa kali tidak masuk akan mendapat peringatan melalui SMS.

  1. Sistem Keuangan

Kamu yang bekerja menjadi staff keuangan tidak perlu lagi bingung karena salah hitung atau karena terlalu banyak slip yang harus di rekap secara manual. Dengan adanya komputer, staff dapat merkap sekaligus menghitung dengan mudah. Kamu bisa menggunakan software berbasis angka sehingga dengan menggunakan rumus tertentu, kamu tidak perlu lagi menghitungnya!

Tapi jika sekolah tempatmu bekerja telah memasang sistem informasi, berbahagialah kamu karena pekerjaanmu jelas akan menjadi lebih mudah. Melakukan verifikasi keuangan secara langsung tanpa menunggu. Selain itu, keuangan siswa juga dapat muncul pada laman pribadi siswa, sehingga siswa dapat memantaunya dengan mudah.

  1. Perpustakaan

Perpustakaan yang sudah memiliki E-Library akan memudahkan pengunjung untuk mencari letak buku yang kalian inginkan. Pustakawan hanya perlu menginputkan nomor rak dan merapikan buku-buku sesuai rak. Selain itu, pustakawan juga dapat melacak buku-buku yang dipinjam oleh pengunjung dengan mudah.

E-Belajar Hadir Sebagai Solusi Peran Teknologi Sekolah 4.0

Semua poin-poin di atas sudah tersedia di E-Belajar.id sebagai bukti pemanfaatan peran teknologi di bidang pendidikan. E-belajar.id adalah Platform Digital untuk administrasi pelaksanaan Sekolah meliputi Kegiatan Belajar Mengajar, Absensi, Raport, Evaluasi, Rekap Penilaian, Penerimaan Peserta Didik Baru, hingga Pembayaran secara digital. Sehingga dapat menunjang sekolah menuju sekolah yang profesional, efektif dan akuntabel. E-belajar saat ini sudah lengkap yang berdasar kepada 8 Standar Nasional Pendidikan, yang terbaru fitur Video Conference atau tatap muka secara visual sudah bisa digunakan dalam e-belajar.id ini.

Omicron Meningkat, Pembelajaran Tatap Muka Tetap Berjalan?

E-Belajar.id – Setelah muncul kasus covid varian Delta beberapa bulan kemarin, muncul kembali varian baru yang bernama Omicron. Oleh karena itu, varian ini menimbulkan kekhawaatiran akan dampaknya terhadap ekonomi atau proses pendidikan di kalangan masyarakat. Belum lama ini pembelajaran tatap muka sudah berjalan di  berbagai daerah. Apakah proses pembelajaran tatap muka akan tetap berlangsung?

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI Luhut Binsar Pandjaitan menegaskan, Pemerintah akan tetap melanjutkan sekolah tatap muka kendati kasus Omicron terus meningkat. Data per 24 Januari 2022, ada 1.626 kasus Omicron di Indonesia.

“Pembelajaran sampai saat ini tetap berlangsung. Kalau ada hal-hal yang luar biasa akan ada keputusan tersendiri,” tegas Luhut saat memberikan keterangan pers Evaluasi PPKM, Senin (24/1/2022).

Menurut Luhut, belum terlihat tanda-tanda kenaikan kasus Omicron yang eksponensial. Hal itu terlihat dari posisi Bed Occupancy Ratio (BOR) di Jawa-Bali yang jauh lebih dari pada awal kenaikan varian Delta. Kondisi tersebut, sambungnya, memberikan ruang yang lebar sebelum mencapai batas mengkhawatirkan. Adapun batas BOR yang merupakan angka persentase penggunaan tempat tidur (TT) di unit rawat inap (bangsal) adalah sebesar 60 persen.

Selain itu, jumlah kasus konfirmasi dan aktif harian masih lebih rendah lebih dari 90 persen jika dibandingkan dengan kasus puncak covid-19 varian Delta. Demikian pula kasus kematian harian di seluruh Jawa-Bali selama 14 hari terakhir yang juga masih pada tingkat yang cukup rendah.

Pembelajaran Tatap Muka Akan Tetap Berlangsung

Dengan informasi tersebut para pihak penyelenggara pendidikan salah satunya sekolah bisa tetap melakukan pembelajaaran tatap muka. Tetapi tentu penyelenggaraannya dengan memberlakukan prokes yang ketat. Dan melakukan segala upaya untuk menghindari varian omicron ini agar proses pembelajaran tatap muka tetap berjalan dengan lancar dan aman.

Walaupun begitu, Satuan pendidikan harus menggunakan teknologi untuk pemantauan dan evaluasi PTM terbatas yang terintegrasi data pokok pendidikan (DAPODIK) dan EMIS (sistem data informasi pendidikan dari Kementerian Agama) dengan PeduliLindungi. Pemantauan tingkat kepatuhan protokol kesehatan Covid-19 di satuan pendidikan juga harus terintegrasi dengan aplikasi Bersatu Lawan Covid kan. Selain itu, satuan pendidikan juga harus melakukan verifikasi nomor WhatsApp penanggung jawab satuan pendidikan pada laman https://sekolahaman.kemkes.go.id/ atau https://madrasahaman.kemkes.go.id/  dan memasang QR Code aplikasi PeduliLindungi di area masuk dan keluar satuan pendidikan.

E-Belajar Sebagai Solusi Saat Omicron Melanda

Satuan pendidikan bisa menggunakan suatu platform digital yang bernama E-Belajar.id. E-belajar.id adalah Platform Digital untuk administrasi pelaksanaan Sekolah meliputi Kegiatan Belajar Mengajar, Absensi, Raport, Evaluasi, Rekap Penilaian, Penerimaan Peserta Didik Baru, hingga Pembayaran secara digital. Sehingga dapat menunjang sekolah menuju sekolah yang profesional, efektif dan akuntabel. E-belajar saat ini sudah lengkap yang berdasar kepada 8 Standar Nasional Pendidikan, yang terbaru fitur Video Conference atau tatap muka secara visual sudah bisa digunakan dalam e-belajar.id ini.

Dinamika Pendidikan dengan Teknologi, Apa Pengaruhnya?

E-Belajar.id – Kehadiran teknologi dalam dunia pendidikan berhasil mengubah dinamika, terutama hubungan antara guru dan siswa. Mulai dari proses belajar, metodelogi, hingga personalisasi program pembelajaran. Dan yang terpenting, kehadiran teknologi bisa menguatkan fungsi seluruh stake holder untuk bersama-sama meningkatkan kualitas pendidikan.

“Di Indonesia belum semua teknologi yang berkembang saat ini digunakan, namun dengan mengetahui arahan perkembangan teknologi di dunia pendidikan, maka institusi pendidikan pun dapat bersiap menghadapinya,”. Berdasarkan pengamatan pria yang juga menjabat sebagai Country Manager Extramarks Indonesia ini, pada 2019 diprediksikan ada 10 teknologi yang berpengaruh pada dunia pendidikan

Lalu teknologi apa saja dan bagaimana pengaruhnya terhadap dunia pendidikan?

1. Artificial Intelligent (AI)

Artificial Intelligence ini tidak lepas dari analisis big data, dimana para pendidik bisa membuatkan program khusus untuk masing-masing siswa, sesuai dengan daya tangkap dan kecepatan belajarnya masing-masing sehingga berkesempatan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. AI juga dapat memfasilitasi otomatisasi tugas-tugas administratif seperti penilaian siswa dan penambahan konten cerdas dalam kurikulum. Berdasarkan proyeksi dari IDC dalam laporan berjudul “FutureScape: Worldwide Education 2019 the Top 10 Predictions”.

2. Big Data

Big data analytics menampung berbagai data yang masuk dari device siswa, guru dan sekolah, yang jumlah nya sangat besar sekali. Secara otomatis, nanti akan langsung dianalisa hingga dapat memberikan solusi yang terbaik bagi siswa, guru dan sekolah untuk proses pembelajaran selanjutnya.

3. Internet of Things

Teknologi inilah yang akan menghubungkan semua device siswa, guru, dan stake holder lainnya maupun dengan berbagai peralatan lainnya dalam lingkungan sekolah. Sehingga dinamika pendidikan menjadi lebih fleksibel.

4. Cloud Computing

Ini adalah penyimpanan di dunia maya yang menjadi penting juga ketika dunia pendidikan masuk ke digital. Berbagai data maupun konten pelajaran akan tersimpan dan dapat diambil atau digunakan oleh siswa, guru, staff maupun stake holder lainnya, sesuai dengan tingkatannya.

5. Gamification

Adopsi gamification akan menjadi salah satu tren terbesar dalam dunia pendidikan yang akan mengubah proses pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan menarik. Mengapa? Gamification ini cukup ampuh untuk menarik perhatian siswa untuk belajar. Karena sebenarnya bermain adalah kegiatan yang sangat disenangi oleh seluruh siswa.

Ditambah lagi, di dalam diri siswa, rasa ingin tahu nya sangat besar. Jika konten pelajaran sudah menarik, ditambah lagi dengan adanya unsur permainan didalamnya, maka rasa ingin tahu itu akan terusik dan akan belajar lebih banyak lagi atau paling tidak ingin menang dalam permainan tersebut.  Yang akhirnya akan menikmati pengalaman, terlibat dalam ide atau aktivitas dan membuka diri terhadap kemungkinan belajar.

6. Immersive Technologies

Teknologi imersif ini meliputi Virtual Reality (VR), Augmented Reality (AR), Mixed Reality (MR), Holograph, Telepresence, Digital Twin dan FPV Drone Flight. Semua nya akan semakin berguna ketika perangkat keras dan perangkat lunak mulai lebih masal tersedia di pasar.

Menurut Gartner, pada 2022, 70 persen organisasi akan bereksperimen dengan Immersive Technologies ini. Pertumbuhannya akan semakin tinggi ketika 5G hadir yang menjanjikan latensi lebih rendah dan konektivitas yang lebih kuat, kualitas alat ini akan terus tumbuh, memperluas potensi untuk melengkapi instrumen dalam pendidikan K-12.

7. Robotic process automation or RPA”

Komunikasi dua arah antara guru dan siswa sangatlah penting. Namun membutuhkan waktu. Jika dibantu dengan asisten dan robot cerdas yang dilengkapi Artifical Intelligent maka guru akan terbantu. Misalnya, dalam hal penilaian. Dengan bantuan robot ini maka guru dapat lebih fokus lagi ke tugas-tugas lain terutama yang berhubungan dengan emosional.

8. Cyber Security

Dengan adanya pengumpulan data yang begitu besar oleh institusi pendidikan maupun aplikasi yang terkait dengan pendidikan, seperti belajar online, maka masalah keamanan data pribadi ini juga menjadi penting untuk diperhatikan.  Salah satu tujuannya, adalah menghindari pemakaian data yang tidak sesuai oleh pihak-pihak yang tidak berhak.

9. Video-Based Learning

Seiring dengan perkembangan teknologi, pembelajaran berbasis video ini akan semakin banyak yang menggemarinya. Bukan hanya melalui YouTube saja, tetapi channel lain maupun solusi belajar online juga semakin banyak menyediakan konten video ini.

Bukan rekaman guru yang sedang mengajar ya? Tetapi benar-benar visualisasi dari konten dalam mata pelajaran. Siswa pun menyukainya karena bisa menonton video dengan mudah, mereka bisa belajar sesuai dengan kecepatan mereka sendiri.

10. Teknologi Blockchain

Blockchain adalah teknologi baru. Ini akan mendominasi inovasi di banyak bisnis dalam dekade mendatang, termasuk juga dunia pendidikan. Blockchain ini berguna dalam manajemen ujian, verifikasi kredensial siswa, verifikasi sertifikat dan lainnya. Begitulah dinamika pendidikan di masa depan dengan pemanfaatan teknologi.